DEMOCRAZY.ID - Presiden Jokowi kembali menyinggung soal pentingnya hilirisasi industri.
Jokowi mengatakan, jika bahan mentah yang ada di Indonesia bisa diproduksi dalam negeri menjadi barang jadi atau setengah jadi, bisa digunakan untuk dijadikan baterai lithium atau baterai mobil listrik, atau bahkan membuat mobil listriknya.
"Satu mobil itu kurang lebih membutuhkan bahan tembaga 59 kilogram. Kalau ke depan mobil-mobil yang ada sekarang ini sudah berubah jadi mobil listrik, Bapak Ibu bisa bayangkan berapa kebutuhan tembaga untuk membuat mobil listrik karena mobil-mobil yang konvensional akan ditinggal dan semua akan menuju mobil listrik," kata Jokowi saat groundbreaking pabrik foil tembaga PT Hailiang Group di Gresik, Jawa Tengah, Selasa (20/6).
Jokowi mengatakan, mobil listrik akan dibutuhkan untuk kebutuhan dunia ke depan. Apalagi, merek mobil terkenal di dunia sedang berlomba-lomba untuk berinvestasi di Indonesia.
"Karena semua materialnya ada di Indonesia, sekarang ini merek-merek mobil terkenal, pabrik-pabrik mobil terkenal, perusahaan-perusahaan mobil listrik semuanya berbondong-bondong melirik Indonesia dan berinvestasi di Indonesia," ungkapnya.
Menurut Presiden, jika Indonesia bisa mengintegrasikan semua bahan tembaga yang dimiliki dari nikel, timah, bauksit untuk diproduksi di dalam negeri, akan berdampak pada nilai tambah ekonomi hingga meningkatkan kesempatan kerja di dalam negeri.
"Inilah yang akan menghantarkan Indonesia dari negara berkembang ke negara maju dalam 10-15 tahun yang akan datang," ujarnya.
Jokowi pun meminta pemimpin yang akan datang baik itu di 2024, 2029, dan 2034 untuk bisa memanfaatkan kesempatan agar Indonesia bisa menjadi negara maju.
"Begitu [pemimpin] benar kita pilih, negara ini akan insyaallah akan melompat jadi negara maju. Kalau Peru itu seperti negara-negara di Amerika Latin. Tahun 1960-an, 1970-an sudah menjadi negara berkembang. Tapi sampai sekarang masih jadi negara berkembang dan kita tidak mau seperti itu. Kita ingin negara kita ini menjadi negara maju," tegasnya.
Sementara itu, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan juga menekankan pentingnya hilirisasi tembaga menjadi prioritas utama pemerintah.
Jika hilirisasi berhasil dilakukan, Indonesia bisa memproduksi jutaan mobil dan motor di masa depan.
"Oleh karena itu, dengan cadangan tembaga yang besar dan kewajiban membuat smelter, ini akan menjadi modal yang besar dalam menarik investasi untuk mobil listrik Indonesia," kata Luhut.
Luhut kemudian mengungkapkan, pihaknya minggu lalu menerima proposal investasi dari salah satu produsen mobil listrik terkemuka di dunia untuk membangun pabrik dan jaringan distribusi Indonesia dengan nilai investasi USD 1,3 miliar.
"Ini akan menjadi game changer, Pak Presiden, karena produk IV yang mereka produksi cocok dengan selera masyarakat Indonesia dengan harga yang terjangkau juga.
Dan mereka juga meminta bantuan untuk memperoleh suplai tembaga jadinya ini akan menjadi suatu ekosistem, Bapak Presiden," tuturnya.
"Dengan kondisi seperti itu, maka strategi hilirisasi timah, tembaga, nikel, kobalt, dan bauksit yang kita miliki harus semua terintegrasi untuk menciptakan ekosistem mobil listrik, baterai lithium yang terintegrasi dan juga kebutuhan-kebutuhan teknologi lainnya," pungkasnya. [Democrazy/kumparan]