AGAMA HOT NEWS ISLAMI POLITIK TRENDING

Kajian Politik Merah Putih: 'Jokowi Merasa Punya Sertifikat Asli dari Tuhan!'

DEMOCRAZY.ID
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
AGAMA
HOT NEWS
ISLAMI
POLITIK
TRENDING
Kajian Politik Merah Putih: 'Jokowi Merasa Punya Sertifikat Asli dari Tuhan!'


DEMOCRAZY.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) merasa memiliki sertifikat asli dari Tuhan sehingga bisa berbuat termasuk cawe-cawe di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.


“Mungkin Jokowi merasa sudah punya sertifikat asli dari Tuhan YME, diijinkan untuk berbuat dan bertindak apa saja demi kekuasaan tetap aman dalam genggaman dan kendalinya, tidak menyadari bahwa sudah di pelupuk matanya,” kata Koordinator Kajian Politik Merah Putih Sutoyo Abadi kepada redaksi SuaraNasional, Ahad (25/6/2023).


Kata Sutoyo, Jokowi telah merusak demokrasi dan pemberantasan korupsi demi kepentingan oligarki.


“Akibat merasa semuanya: spirit reformasi dan semangat menjaga proses demokrasi yang normal, semua sudah di borong sesuai definisi dari visi liar yang dimilikinya,” ungkapnya.


Menurut Sutoyo, wajah Pilpres 2024 sudah disiapkan dan akhit hasilnya sudah dalam skenario yang tidak boleh meleset angkanya.


Pengamanan terminal akhir Mahkamah Konstitusi sudah diperpanjang masa jabatannya. Skenario sang Ketua sudah beres menerima hibah saudaranya sebagai imbalannya.


“Rambu pengaman politik cawe cawe bisa salah taqdir menjadi gelombang perlawanan dan bisa memakzulkan presiden, sudah disiapkan lengkap dengan kekuatan spiritualnya,” tegasnya. 


Kajian Politik Merah Putih: 'Jokowi Tak Peduli Menabrak Etika dan Konstitusi!'



DEMOCRAZY.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak peduli perilakunya menabrak etika dan konstitusi dengan memberikan dukungan kepada Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.


“Presiden Jokowi sudah tidak peduli lagi dari perilakunya yang menabrak etika, moral bahkan melanggar konstitusi seperti hilang dari ingatannya,” kata Koordinator Kajian Politik Merah Putih Sutoyo Abadi kepada redaksi SuaraNasional, Selasa (2/5/2023).


Kata Sutoyo, Jokowi merasa mempunyai kekuasaan sehingga tidak ada yang berani mempermasalahkan secara hukum ketika melanggar konstitusi.


“Terus menggunakan kewenangan dan pengaruhnya itu melanggar prinsip free and fair, terhipnotis, terbawa bayang sukses masa lalunya dengan rekayasa permainan kemenangan angka, di KPU atas kendalinya,” kata Sutoyo.


Jokowi sebagai presiden Indonesia, kata Sutoyo telah melanggar konstitusi dengan memberikan dukungan kepada Ganjar. Harusnya seorang presiden itu netral. 


“Apa yang dilakukan Presiden Jokowi yang saat ini masih menjabat sebagai Presiden RI melanggar konstitusi,” paparnya.


Rekaya kotor dan dilakukan dengan terang terangan memperdaya Moeldoko tentu dengan restu Jokowi untuk kudeta partai Demokrat. 


Moeldoko untuk bermain barter domino capres Ganjar dan Prabowo. Meski di depan publik, keterlibatan Jokowi dalam Pilpres 2024 selalu dibantah.


Realitas panggung belakang, kata Sutoyo Jokowi tetap aktif melakukan lobi di ruang tertutup dan menjalankan kerja politik yang nyata, serius membahayakan demokrasi berjalan sebagaimana mestinya.


“Rekayasa domino aman dua pasang capres untuk Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, tetap dalam ancaman Anies Baswedan yang sulit dibendung karena emosi pendukungnya identik dengan umat Islam yang selama ini merasa dimusuhi penguasa Jokowi, dengan LBP sebagai skenarionya,” jelas Sutoyo.


Kalau tidak ada yang bisa menyadarkan Jokowi menjadi petaka yang akan menimpanya jauh lebih mengerikan karena tidak akan ada penguasa bisa memenangkan pertarungan dengan rakyat kalau rakyat sudah marah dan muak dengan penguasa .


“Resiko-resiko diatas masih tersisa Jokowi tetap ada peluang akan dihentikan sebelum pelaksanaan Pilpres kejar kejaran dengan tuntutan masyarakat, negara kembali dulu ke UUD 45 baru dilaksanakan Pilpres,” jelasnya.


Sumber kekacauan negara tidak semata di pundak presiden tetapi juga menjadi tanggung jawab para petinggi partai yang merasa telah bisa mengambil alih kuasa rakyat.


“Kita berharap semua prediksi terburuk tidak terjadi dalam Pilpres, semua terpulang pada presiden Jokowi mundur netral pada Pilpres mendatang atau tetap nekad terlibat dengan resiko terburuknya,” pungkas Sutoyo. [Democrazy/SuaraNasional]

Penulis blog