EKBIS HOT NEWS TRENDING

Jokowi Bilang Cari Uang Makin Sulit, Rakyat Juga Pak!

Democrazy News Indonesia
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
EKBIS
HOT NEWS
TRENDING
Jokowi Bilang Cari Uang Makin Sulit, Rakyat Juga Pak!


DEMOCRAZY.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan saat ini sangat sulit untuk mencari uang atau bagi pemerintah. 


Oleh karena itu, dia berharap semua pihak memanfaatkan setiap rupiah yang didapatkan, baik APBN dan APBD, untuk kegiatan dan program yang positif.


"Setiap Rupiah yang kita belanjakan dari APBN dan APBD harus produktif. Karena memang cari uang sulit," tegas Jokowi saat memberikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern (Wasin) Pemerintah 2023, dikutip Kamis (15/6/2023).


"Baik itu lewat pajak PNPB, royalti, deviden tidak mudah ... Sekali lagi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 itu tidak mudah," lanjutnya.


Padahal, dia mengungkapkan cita-cita Indonesia Emas 2045 memerlukan modal besar. 


Dia membenarkan bahwa fokus pemerintah saat ini adalah peningkatan produktivitas utamanya menuju ke Indonesia Emas 2045.


"Bukan barang yang mudah angka angkanya sudah ada tapi tantangannya juga tidak gampang," katanya.


Patut dipahami, kesulitan mencari uang tidak hanya terjadi pada tataran pemerintah. Hidup masyarakat pun makin sulit. Berikut ini buktinya:


Makan Uang Tabungan


Bank Indonesia melaporkan bahwa rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) Mei 2023 tercatat sebesar 75,4%. 


Menurut BI, capaian ini relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 75,2%.


Rata-rata proporsi pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio) sebesar 8,8%, juga relatif stabil dibandingkan dengan proporsi pada bulan sebelumnya. 


Sementara itu, proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) tercatat menurun pada Mei 2023, yaitu menjadi sebesar 15,7%.


Jika dibedah lebih lanjut, porsi tabungan terhadap pendapatan Survei Konsumen (SK) terindikasi menurun pada seluruh kategori pengeluaran. Yang paling miris terjadi di kelompok dengan pengeluaran Rp 1 - 2 juta.


BI mengungkapkan porsi tabungan terhadap pendapatan kelompok ini terindikasi menurun menjadi 17,6% pada Mei 2023, dari sebelumnya 15,6% pada April 2023. Angka ini turun 2,1%.


Sejalan dengan itu, porsi utang terhadap pendapatan naik menjadi 7,6% dari sebelumnya 6,7%. 


Namun, kelompok pengeluaran ini mencatatkan keyakinan konsumen dalam melakukan pembelian barang tahan lama (durable goods) terpantau menguat.


Kemudian, BI juga mencatat Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja untuk kelompok pengeluaran Rp 1-2 juta ini juga turun 6,7 menjadi 110,1 dari sebelumnya 116,8.


Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja dari kelompok pengeluaran ini juga turun dari 129 menjadi 124,5. 


Penurunan ini juga terjadi pada indeks penghasilan saat ini. Angkanya turun dari 110 menjadi 108,3.


PHK Di mana-mana


PHK dan pengangguran menjadi momok seram di negeri ini. Baru-baru ini ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) menghantui para buruh di salah satu pabrik sepatu raksasa Tanah Air. 


PT Nikomas Gemilang (Nikomas) dilaporkan telah melakukan pemangkasan atau PHK karyawan besar-besaran.


Keputusan PHK tersebut dilakukan karena perusahaan saat ini sedang berusaha melakukan efisiensi biaya, salah satunya dari komponen upah buruh.


Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi mencatat, Nikomas adalah salah satu dari 9 perusahaan yang saat ini dalam mediasi proses PHK.


Perusahaan ini memiliki pabrik berlokasi di Serang, Banten. Pada Januari 2023 lalu, kabar PHK oleh Nikomas memang sempat mencuat. 


Kala itu diberitakan, perusahaan menawarkan kepada sekitar 1.600 pekerjanya agar mengundurkan diri secara sukarela.


"PT Nikomas PHK bertahap ribuan pekerjanya," kata Ristadi kepada CNBC Indonesia, dikutip Senin (5/6/2023).


"Mungkin Nikomas itu pekerjanya ada 60-70 ribuan, sekarang mungkin sudah tinggal 30.000-an orang," tambah Ristadi.


Selain Nikomas, KSPN telah mencatat sejumlah pabrik yang akan melakukan PHK. Berikut ini daftarnya:


Lokasi: Jawa Tengah

1. Duniatex: 3000-an pekerja dirumahkan ke arah PHK

2. Agungtex Group: 2000- an pekerja dirumahkan ke arah PHK

3. PT Kabana efesiensi dirumahkan arah PHK 1200-an pekerja

4. PT Pismatex pailit proses penyelesaian PHK 1.700-an pekerja

5. PT Sae Aparel ribuan PHK karena relokasi sebagian.


Lokasi: Jawa Barat

1. PT Pulaumas dirumahkan arah PHK 800-an pekerja

2. PT Adetex 500-an pekerja dirumahkan proses PHK.


Lokasi: Banten

1. PT Nikomas PHK bertahap ribuan pekerja

2. PT Chingluh 2000-an pekerja PHK.


Ristadi mengatakan, setidaknya 80% industri tekstil, garmen, dan sepatu di Tanah Air melakukan efisiensi pekerja, sampai ada yang menutup pabrik.


Meski, dia tak memungkiri, ada juga investasi pabrik baru yang muncul. Artinya, terjadi perekrutan karyawan. Khususnya di Jawa Tengah, bagian selatan dan timur Jawa Barat. [Democrazy/CNBC]