DEMOCRAZY.ID - Putra Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Hunter, membuat geger. Pria 53 tahun itu kini terjerat skandal panas.
Selasa waktu setempat, jaksa penuntut umum mendakwanya atas tuduhan penggelapan pajak ringan dan kepemilikan senjata saat menjadi pengguna narkoba. Ia pun disebut akan membuat pengakuan bersalah.
"Dia akan mengakui kepemilikan senjata kejahatan sebagai bagian dari 'perjanjian pengalihan pra-sidang' yang terpisah dari kesepakatan pembelaan," ujar pengacaranya Chris Clark dikutip BBC News, Rabu (21/6/2023).
Kasus ini sebenarnya dimulai sejak lima tahun lalu. Jaksa di Negara Bagian Delaware disebut telah melakukan penyelidikan ke Hunter.
Soal pajak, ini terkait kegagalan Hunter membayar lebih dari US$ 100.000 (Rp 1,5 miliar) pajak pada 2017 dan 2018.
Tuduhan senjata berasal dari kepemilikan senjata api tahun 2018 saat Hunter masih menjadi pengguna narkoba.
Ini juga diakuinya di 2021, seraya menyebut dirinya pengguna berat kokain crack pada saat itu. Hal tersebut pula yang membuat ia diberhentikan dari Angkatan Laut AS di 2014.
Belum diketahui apakah ini akan membawa Hunter ke penjara. Namun dalam hukum AS, ia bisa menghadapi hukuman maksimal satu tahun penjara untuk pajak dan 10 tahun untuk kepemilikan senjata.
Pemabuk Berat hingga Penari Striptis
Hunter memang menjadi ganjalan bagi Biden. Oposisinya, Donald Trump dan Partai Republik kerap menjadikan putra Biden itu sebagai sasaran tembak serangan.
Sejak muda, ia sudah menjadi pemabuk berat. Ini disinyalir akibat kematian sang kakak Beau, akibat kanker otak, belum lagi kematian sang ibu akibat kecelakaan tragis di masa kecil.
Perkenalannya dengan kokain dimulai sejak mahasiswa. Ia dilaporkan kerap keluar masuk panti rehabilitasi.
Di 2013, kala Biden menjadi Wakil Presiden AS, Hunter mendaftar di Angkatan Laut. Namun ia langsung dipulangkan setelah diterima karena positif kokain.
Di 2017, perceraiannya pun menjadi heboh. Istrinya kala itu, Kathleen Buhle, menuduhnya suka menghambur-hamburkan uang.
Hunter disebutnya tak hanya kerap membeli obat-obatan dan alkohol, tapi juga perdi ke pelacuran dan klub telanjang.
Ia pun, dalam buku Beautiful Things, disebut kerap menghabiskan uang dengan memberi hadiah-hadian ke wanita yang berhubungan seks dengannya.
Yang mengejutkan pada 2019, tes DNA juga menemukan bahwa Hunter adalah ayah biologis dan sah dari seorang anak yang lahir dari penari striptis, Lunden Alexis Roberts.
Hunter mengaku tidak ingat pertemuan mereka namun ia membayar tunjangan anak Roberts saat ini.
Saat Pemilu Presiden digelar 2020, ia juga diserang Trump atas pekerjaannya di China. Di 2013-2016, ia diketahui menjadi eksekutif di perusahaan swasta China, BHR Partners.
Trump juga menyerangnya terkait Ukraina. Ini soal perusahaan energi, Burisma,di mana Hunter pernah menjadi dewan direksi sejak 2014.
Ikatan Hunter dengan Ukraina kala itu, membuat munculnya spekulasi luas bahwa ia telah mengeksploitasi koneksi politiknya untuk memperkaya dirinya sendiri.
"Dokumen-dokumen yang membuktikan perannya, mungkin akan menjadi bagian penting, tidak hanya dari kisah Biden tetapi juga kisah Trump," tulis Newsweek kala itu. [Democrazy/CNBC]