DEMOCRAZY.ID - Bakal capres dari PDIP, Ganjar Pranowo "cawe-cawe" mengurus DKI Jakarta sampai menelepon langsung Sekda DKI Jakarta, Joko Agus Joko Agus Setyono saat blusukan.
Ganjar repot-repot mengadukan permasalahan pedagang Pasar Anyar Bahari, Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, minta retribusi pasar diperingan.
Padahal, Ganjar adalah Gubernur Jawa Tengah yang tentu saja tugasnya mengurus Jawa Tengah.
Ganjar sudah seperti pesaingnya di pencapresan 2024, yakni Anies Baswedan yang selama lima tahun atau satu periode mengurus DKI Jakarta sebagai gubernur periode 2017-2022.
Anies sendiri merupaka bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang digawangi NasDem, Demokrat dan PKS.
Aksi Ganjar blusukan di eks wilayah tugas Anies itu dilakukannya pada Sabtu (24/6/2023) kemarin.
Pedagang Ayam Ngeluh ke Ganjar
Kedatangan Ganjar ke Pasar Anyar Bahari disambut antusias para pengunjung, utamanya para pedagang.
Di lorong-lorong pasar tradisional tersebut, keluhan terus terdengar tatkala Ganjar blusukan menemui sejumlah pedagang di dalamnya. Salah satu pedagang yang ditemui Ganjar ialah Iwan Kurniawan (48).
Iwan merupakan pedagang ayam potong yang mengeluhkan kondisi ekonominya kepada Ganjar Pranowo.
Dirinya mengaku sangat mengalami kesulitan ekonomi sampai harus menjual barang berharganya, termasuk rumah pribadinya.
Kondisi ekonominya yang semakin menurun, kata Iwan, tak terlepas dari harga ayam potong yang semakin hari semakin meroket.
"Tadi sama Pak Ganjar curhat masalah harga ayam. Bukannya turun malah tambah naik-naik terus," kata Iwan di Pasar Warakas.
Iwan menceritakan, kenaikan harga ayam potong sudah terjadi sejak bulan April 2023 alias selepas Idulfitri.
Harga ayam potong yang biasanya Rp 25.000 per kilo kini sudah tembus Rp 37.000.
Iwan yang sudah 16 tahun berjualan di Pasar Warakas selalu mengambil ayam potong dari pengepul di Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Kenaikan harga cukup drastis ini, ucap Iwan, membuat para pedagang kelabakan menghadapi pembeli. Alhasil, pendapatan para pedagang ayam pun semakin merosot.
Bahkan, di tengah himpitan ekonomi, Iwan sampai harus menjual rumahnya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
"Yang ada kita di pasar tradisional ini kelabakan menghadapi para pelanggan. Kenaikan harga itu dari Lebaran Idulfitri sampai sekarang belum ada penurunan," katanya.
"Ya dampaknya banyak sekali sampai jual rumah, jual mobil, utang kita di pengepul tambah naik di agen-agen ayamnya," ucap Iwan.
Bukan cuma menjual rumah, Iwan mengaku juga memiliki hutang yang nominalnya mencapai Rp 100 juta ke pengepul ayam.
Kondisi-kondisi ini pun dikeluhkannya di hadapan Ganjar Pranowo seiring agenda blusukan yang bersangkutan.
"Saya sampai jual rumah jualnya itu ya kemarin-kemarin. Utang juga masih banyak kurang lebih sekitar Rp 100 juta lebih. Mau ngeluh sama siapa lagi?," tuturnya.
Iwan pun berharap harga ayam potong bisa segera turun dalam waktu dekat sehingga pembeli bisa semakin bertambah dan pendapatannya sebagai pedagang bisa stabil kembali.
"Kan kita juga ingin normal kembali jualannya, kan kita juga kontrak harga naik terus tapi langganan nggak mau naik," keluhnya.
Ganjar Telepon Sekda
Ganjar juga sempat duduk bersama salah seorang pedagang Pasar Anyar Bahari.
Politikus berambut putih itu mendengarkan keluhan si pedagang.
Tak lama ia menghubungi pj Gubernur DKI Jakarta. Tidak mendapat jawaban, Ganjar menghubungi Sekda DKI Jakarta, Joko Agus Setyono.
Ganjar langsung memberi tahu posisinya sedang berada di Pasar Anyar Bahari.
Tanpa tedeng aling-aling, Ganjar langsung melaporkan keluhan pedagang soal retribusi pasar yang terlalu berat.
"Ini saya lagi di Pasar Anyar Bahari. Permasalahan pertama, mereka (pedagang menyampaikan) pembayaran retribusi itu berat. Boleh enggak diringankan?" tanya Ganjar seperti dikutip dari Kompas.com.
"Enggeh," jawab Joko di ujung telepon.
Usai blusukan itu, Ganjar menjelaskan soal dirinya yang sengaja menelpon Pj Gubernur dan Sekda DKI.
"Maka saya telepon Pak Gubernur, Pj, lagi kondangan. Alhamdulilah bisa terhubung dengan Pak Joko, Sekda. Beliau temen saya orang Jawa Tengah begitu, saya berteman lama sama beliau. Alhamdulillah tadi saya sampaikan dan nomor teleponnya saya berikan agar bisa bisa di follow up," ujar ganjar.
Ganjar menjelaskan sejumlah warga dan pedagang di sekitar pasar ada yang mengeluhkan soal cara membayar restribusi sewa tempat berjualan di Pasar Anyar Bahari.
Sebab, ada sejumlah warga yang mengeluhkan beratnya membayar retribusi jika harus menyetor bulanan. Selain itu, menurut dia, ada juga warga yang mengeluhkan soal harga pangan murah.
"Yang kedua tadi pangan murah, pangan murah yang hari ini enggak ada, karena dulu ada kriminalnya gitu. Maunya masyaralat kalau yang kriminal dihukum aja. Tapi jangan tokonya ditutup," kata Ganjar.
Menurut dia, permintaan tersebut mungkin adalah hal kecil bagi sebagian orang, tetapi tetap perlu diperhatikan dan diurus.
Lebih lanjut, Ganjar menjelaskan dirinya blusukan ke pasar yang berlokasi di Kawasan Jakarta Utara karena diminta datang oleh sejumlah warga setempat.
"Enggak, enggak, saya hanya diajak kawan-kawan untuk bisa mengobrol di pasar ini dan saya ingin mereka menyampaikan apa adanya disampaikan lah apa adanya," kata dia.
Ganjar juga sempat mendapat kemeja kotak-kotak dari pedagang yang mengingatkannya pada perjuangan Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kala memenangkan Pilkada DKI 2012. [Democrazy/Tribun]