DEMOCRAZY.ID - Pegiat media sosial Bachrum Achmadi menilai bakal capres PDIP Ganjar Pranowo mengeksploitasi kemiskinan demi menambak suara jelang perhelatan Pilpres 2024.
Eksploitasi kemiskinan ini terlihat melalui Sahabat Ganjar yang membagikan paket sembako rakyat di Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah, meskipun tidak dilarang Bawaslu, namun cara tersebut cukup menyedihkan.
"Paket Sembako Rakyat Sahabat Ganjar. Cara sperti ini masih selalu menjadi primadona untuk mendulang suara. Betul memang ini tidak dilarang. Tapi cara sperti ini jelas mengeksploitasi kemiskinan. Menyedihkan!" ujarnya dikutip dari Twitter pribadinya, Sabtu (24/6).
Paket Sembako Rakyat Sahabat Ganjar.
— SiraitBatakDusun™️ (@bachrum_achmadi) June 23, 2023
Cara sperti ini msh slalu menjd primadona u/ mendulang suara. Betul memang ini tdk dilarang.
Tp cara sperti ini jls mengeksploitasi kemiskinan. Menyedihkan! 🤦♂️🤦♂️🤦♂️ pic.twitter.com/G9enEkwqP3
Sementara itu, dalam survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Ganjar berhasil meraih elektabilitas teratas dibanding Prabowo Subianto dan Anies Baswedan pada pemilih kritis.
“Di kalangan pemilih kritis, dukungan pada Ganjar Pranowo 37,9 persen, Prabowo Subianto 33,5 persen, dan Anies Baswedan 19,2 persen. Masih ada 9,4 persen yang belum menentukan pilihan,” demikian bunyi rilis SMRC, Senin (5/6/23).
Direktur Riset SMRC, Deni Irvani menjelaskan suara Anies berbeda signifikan dengan kedua bakal calon presiden lainnya.
Sementara suara Prabowo dan Ganjar seimbang, selisihnya tidak signifikan secara statistik karena kurang dari dua kali margin of error 3,3 persen (selisih di bawah 6.6 persen).
Deni menambahkan ketertarikan pemilih menurun kepada Anies Baswedan dalam 6 bulan terakhir.
“Ini menjadi salah satu penjelas mengapa elektabilitas Anies cenderung melemah dalam periode ini. Sementara Ganjar dan Prabowo terus bersaing ketat dengan dukungan yang relatif seimbang,” lanjut rilis tersebut. [Democrazy/NW]