DEMOCRAZY.ID - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengingatkan pentingnya sikap ikhlas dan saling tolong menolong secara tulus kepada sesama setelah mendengar Budayawan Senior Butet Kertaradjasa yang mengucapkan terima kasih atas anggrek putih dari Megawati.
"Saya merasa malah jadi malu, karena mestinya jangan diomongkan. Karena saya ikhlas kok, Mas," ucap Megawati kepada Butet di sela-sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (7/6).
Putri dari Proklamator Kemerdekaan RI Ir. Soekarno itu juga mengingatkan kepada semua, terutama para kader PDI Perjuangan, agar menanamkan sikap ikhlas ketika membantu orang lain.
"Membantu orang itu tidak perlu digembar-gembor," kata Megawati.
Saat itu, Megawati didampingi Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto serta jajaran pengurus DPP PDIP, di antaranya termasuk M. Prananda Prabowo, Puan Maharani, dan Olly Dondokambey.
"Saya selalu memberikan kepada anak-anak saya, kader PDI Perjuangan, bahwa politik itu bukan politik, tapi politik itu adalah kehidupan," kata Megawati.
Budayawan Senior Butet Kertaradjasa mengatakan sudah banyak dibantu oleh Presiden Kelima RI itu ketika mengalami kesulitan.
Butet mengatakan Megawati bahkan memberinya sebuah anggrek putih untuk menemani selama proses penyembuhan diri dari sakit yang diderita.
"Saya dapat kiriman bunga anggrek warna putih," ujar Butet.
Butet menyampaikan bunga anggrek putih kiriman Megawati itu masih hidup, bertumbuh dan menghiasi di kediaman budayawan asal Yogyakarta tersebut.
"Sudah dua tahun tidak mati-mati bunga itu," tutur Butet.
Butet Kartaredjasa Puji Megawati: Ibu Bukan Politisi Lagi, Tapi Makrifat Politik Selevel Negarawan
Budayawan Bambang Ekoloyo Butet Kartaredjasa, turut hadir di sela-sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDI Perjuangan (PDIP) di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (7/6/2023).
Butet melempar pujian kepada Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. Ia menilai, sikap-sikap politik yang telah ditunjukkan Megawati bukanlah level atau pada tataran politisi pada umumnya.
Menurutnya, sepak terjang Megawati hingga pemikirannya, sudah jauh melangkah ke depan agar nasib bangsa dan generasi selanjutnya bisa melompat lebih maju.
"Menurut saya ini ya, Bu. Kayaknya ini bukan sekadar politisi Ibu Megawati ini. Tapi, sudah makrifat politik. Makrifat politik itu levelnya negarawan kira - kira begitu," kata Butet.
"Kalau negarawan kelasnya ini pasti bukan transaksional," sambungnya.
Butet menyampaikan, soal level makrifat politik Megawati, diulas dan dirangkumnya semasa Pemilu 2014.
Kebijaksanaan Megawati itu juga, menurutnya, berlanjut hingga saat ini, ketika Ganjar Pranowo diusung menjadi bakal calon presiden untuk Pilpres 2024.
"Tahun ini kalau saja, masih juga egosentris dan belum level makrifat tentu mungkin Mbak Puan yang dipaksakan. Tapi, akhirnya kemarin kita lihat tanggal 21 April itu, Ganjar yang ditugasi oleh Ibu Megawati untuk menjadi Presiden Republik Indonesia berikutnya," tuturnya.
"Mosok kayak begitu transaksional, wong Ganjar neng kere," sambungnya.
Lebih lanjut, Butet merasa tersanjung kala Megawati memberikan perhatian terhadap tulisannya di Opini Harian Kompas bertajuk "Pesan Punakawan".
Intisari dari tulisan itu, kata Butet, menggambarkan seorang punakawan - tokoh pewayangan Jawa- agar 'ojo dumeh', dan 'ojo muntal negoro'.
"Di dalam tulisan saya itu kawan- kawan, saya menerangkan tentang kearifan kebudayaan dari masyarakat kecil yang menggambarkan punakawan yang selalu mengingatkan ksatria, ketika ksatria itu lengah. Salah satunya mengingatkan supaya 'Ksatria jangan mentang - mentang; ojo dumeh. Jangan milik.. kekuasaan membuat lupa. Jangan muntal negara. Muntal itu makan, nelan negara," pungkasnya.
Untuk diketahui, kehadiran Butet di acara PDIP ini mendampingi karibnya sesama seniman, Yogyakarta Sri Krishna Encik, untuk mengenalkan lagu Njar Ji, Njar Beh,'.
Lagu tersebut merupakan dukungan kepada calon presiden yang diusung PDIP Ganjar Pranowo untuk menang di Pemilu 2024. [Democrazy/merdeka]