DEMOCRAZY.ID - Suasana damai dan sejuk antara bakal calon presiden Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo di sela-sela menunaikan ibadah haji tergambar dalam foto yang diunggah politikus PPP yang juga Kepala Bappenas Suharso Monoarfa. Warganet pun merespons positif foto yang viral di medsos tersebut.
Namun, warganet di Twitter kemudian dibuat geger dengan unggahan akun Twitter resmi PDIP yang mengunggah foto sama, tetapi dengan wajah Anies dan istri yang dihilangkan.
Sehingga, hanya wajah Ganjar dan istri serta Suharso Monoarfa dan istri yang tampak.
Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Andriadi Achmad pun mengatakan, di tengah upaya menciptakan kesejukan menuju Pilpres 2024, provokasi menjadi hal menarik bagi sebagian pihak.
Andriadi mengatakan, baik kampanye hitam maupun kampanye negatif masih akan tetap berseliweran di Pilpres mendatang.
"Terutama dari kalangan-kalangan pendukung masing-masing capres yang tidak komitmen dan menjunjung persaudaraan dan politik teduh," kata Andriadi dalam keterangannya, Rabu (28/6/2023).
Namun, Direktur Eksekutif Nusantara Institute Political Communication Studies and Research Centre (PolCom SRC) ini mengatakan, hanya para pendukung dan relawan bijak yang dapat menangkap pesan kedamaian dari para calon tersebut.
Karena itu, dia berharap pesan yang ditangkap pendukung Ganjar dan Anies itu adalah pilpres 2024 penuh dengan kedamaian dan keteduhan.
"Pesan bagi pendukungnya atau relawan agar pilpres 2024 penuh dengan kedamaian dan keteduhan. Walaupun ada riak-riak provokotor untuk mengeruhkan suasana. Kita berharap, jangan sampai keterbelahan seperti pada pilpres 2014 dan 2019 terjadi kembali," ujarnya.
Dia menekankan, pesta demokrasi lima tahunan ini agar dijadikan wahana keriangan dan kedamaian menuju kemaslahatan Indonesia ke depan.
Hal serupa disampaikan Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno.
Adi juga mengajak masyarakat para pendukung maupun relawan para capres untuk memaknai positif pertemuan keduanya.
Menurut Adi, foto kebersamaan Anies dan Ganjar di sela menunaikan ibadah haji juga menunjukkan keduanya bersahabat dan tidak memiliki persoalan politik.
"Mestinya kemesraan kemesraan ini ditunjukkan bahwa beda-beda pilihan ya nggak apa-apa, foto bersama juga nggak apa-apa, bagus untuk memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa pada level kontestan pada level yang maju Pilpres mereka saja akur maka pemilihnya harus juga akur," ujar Adi.
Dia juga mengajak masyarakat lebih arif dan bijak dalam menyampaikan pendapatnya, terutama tidak mengaitkan semua hal dengan berbau politis.
Hal ini disampaikan Adi berkaitan dengan ibadah haji yang dilakukan Anies dan Ganjar dipersoalkan terkait undangan khusus dari Raja Salman.
Dia menduga pihak yang sengaja meribukan undangan haji khusus ini untuk mempersonifikasi masing-masing calon.
Jika Anies yang diundang haji khusus maka dihubungkan dengan pergaulan internasional mantan Gubernur DKI tersebut yang lebih luas dibandingkan Ganjar.
Begitu juga Ganjar, jika diklaim mendapat undangan haji dari Raja pun dinilai memiliki pergaulan internasional sama sejajarnya dengan Anies. Dia pun meminta agar pilihan politik tidak membuat keterbelahan di masyarakat.
"Jangan diulang peristiwa Pemilu 2019 berebut siapa yang paling alim, berebut siapa yang paling soleh dan berebut siapa yang paling taat agamanya," katanya. [Democrazy/Rep]