EKBIS HOT NEWS TRENDING

Ternyata Ini Yang Bikin Luhut Geram Sebut Singapura Brengsek!

Democrazy Media
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
EKBIS
HOT NEWS
TRENDING
Ternyata Ini Yang Bikin Luhut Geram Sebut Singapura Brengsek!


DEMOCRAZY.ID - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan tak segan meluapkan amarahnya saat bercerita soal permintaan Singapura.


Tanpa segan, Luhut pun menyebut Singapura brengsek.


Ada apa? Kenapa Luhut tiba-tiba menyebut Negeri Singa tersebut brengsek?


Ternyata, Luhut menyebut Singapura brengsek karena negara tetangga RI ini meminta impor listrik berbasis energi bersih dari Indonesia, tapi tidak mau membangun industri energi bersihnya di Indonesia.


Dia mengatakan, Indonesia mau mengekspor listrik ke Singapura, selama industri energi bersih ini dikembangkan di Indonesia.


"Singapura minta supaya kita ekspor listrik clean energy. Kita nggak mau, saya bilang nggak mau. Mau, kalau proyek di kita," ungkap Luhut di acara 'Hilirisasi dan Transisi Energi Menuju Indonesia Emas', Jakarta, Selasa (9/5/2023).


Amarahnya semakin menjadi ketika dia menjelaskan bahwa permintaan tersebut menunjukkan bahwa Singapura menilai Indonesia bodoh, bisa dimanfaatkan untuk mengaliri listrik dari energi bersih Indonesia ke Singapura.


"Ini kan brengsek Singapura ini, dipikir kita bodoh aja, tender perusahaan-perusahaan kita, emang gue pikirin," tegas Luhut.


Meski tak disebut secara gamblang sumber energi bersih yang dimaksud, namun sebelumnya Singapura meminta Indonesia untuk mengekspor listrik ke Singapura dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).


Sebelumnya, Luhut juga pernah menyebut bahwa Singapura meminta Indonesia untuk mengekspor listrik dari PLTS ke Singapura.


Namun demikian, Luhut menolak usulan tersebut. Luhut menyebut, Indonesia akan mengekspor listrik ke Singapura bila rantai pasok PLTS atau industri solar panel telah dibangun terlebih dahulu di dalam negeri.


"Mengenai mereka (Singapura) pingin ada ekspor solar panel dari Indonesia listriknya, dan Singapura. Tapi kita nggak mau begitu, maunya harus end to end. Kita harus bangun solar panel di sini, industrinya, kemudian baterainya, dan seterusnya. Baru kita ekspor ke Singapura, jadi win-win," ungkapnya, dikutip Kamis (16/03/2023).


Sebagai tindak lanjut dari perintah Menko Luhut tersebut, sederet perusahaan energi RI sepakat menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/ MoU) untuk pengembangan energi baru terbarukan (EBT), dan rantai pasok panel surya atau Solar Photovoltaic (PV) dan Sistem Penyimpanan Energi Baterai (SPEB) di Indonesia.


Penandatanganan MoU ini juga melibatkan beberapa pabrikan manufaktur PV dan baterai (Original Equipment Manufacturer/ OEM).


Adapun perusahaan energi Indonesia yang meneken MoU tersebut antara lain PT Adaro Clean Energy Indonesia (Adaro Green), PT Medco Power Indonesia (Medco Power), dan PT Energi Baru TBS (Energi Baru).


Ketiga perusahaan energi RI ini juga menandatangani MoU dengan pabrikan manufaktur PV dan baterai (OEM) dari dalam dan luar negeri, antara lain PT Utomo Juragan Atap Surya Indonesia, LONGi Solar Technology Co Ltd, Jiangsu Seraphim Solar System Co Ltd, Znshine PV-Tech Co Ltd, Sungrow Power Supply Co Ltd, PT Huawei Tech Investment, dan REPT BATTERO Energy Co Ltd.


Penandatanganan MoU dilakukan oleh Presiden Direktur PT Adaro Power Dharma Djojonegoro, Presiden Direktur Medco Power Eka Satria, dan Direktur Utama Energi Baru Dimas Adi Wibowo, disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Senior Minister and Coordinating Minister for National Security HE Senior Minister Teo Chee Hean di Fullerton Hotel Singapura pada Kamis (16/03/2023).


Kerja sama ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan guna mendukung pemerintah dalam mencapai target Net Zero Emission melalui percepatan pembangunan industri panel surya nasional untuk pengembangan EBT di Indonesia.


Di lain sisi, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dalam Joint Press Statement dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta, Kamis (16/03/2023), menyampaikan isu tentang keberlanjutan, di mana ada banyak potensi di sektor ekonomi hijau. Dengan demikian, Indonesia dan Singapura menandatangani kerja sama tentang energi terbarukan.


"Yang akan mendukung pengaturan komersial di bawah pengembangan kemampuan energi terbarukan pada transmisi dan infrastruktur, serta perdagangan listrik lintas batas," kata Lee Hsien, Kamis (16/3/2023).


Hal ini juga akan memperkuat infrastruktur energi, transisi energi, serta ketahanan energi untuk Singapura, termasuk mendukung inisiatif regional seperti jaringan listrik ASEAN.


"Ini adalah hasil yang win-win," imbuhnya. [Democrazy/cnbc]

Penulis blog