DEMOCRAZY.ID - Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bicara soal peran penting investasi China bagi Indonesia. Luhut menyebut Negeri Tirai Bambu juga tak sungkan buat transfer teknologi.
“Investor Tiongkok memiliki peran yang penting, terutama dalam bidang teknologi-teknologi tinggi dan teknologi transfer,” kata Luhut dalam sambutannya pada acara China-Indonesia Economic and Trade Conference di Hotel-Ritz Carlton Jakarta, Senin (29/5).
Luhut menyebutkan nilai tambah dari China bagi Indonesia, terletak di kemudahan untuk transfer teknologi. Selain itu, China memberikan kesempatan ekspor besar bagi Tanah Air..
“Saya suka Tiongkok itu sebenarnya teknologi transfernya. Dia mau sharing. Orang banyak kritik saya, ‘kok kamu mau, kalau ditipu gimana?’ Kalau bukan karena mereka, kita nggak bisa ekspor USD 34 miliar turunan nikel,” ungkapnya.
Menko Marves juga memastikan, Indonesia tidak memiliki utang kepada China.
"Kita tidak ada national debt kepada Tiongkok. Itu semua B to B (business to business)," kata Luhut.
Dalam paparannya, Luhut mengatakan total investasi China ke Indonesia sepanjang periode 2014-2022 mencapai USD 30,80 miliar dengan lebih dari 15 ribu proyek.
China juga menempati posisi nomor satu sebagai mitra dagang Indonesia. Per 2022, tercatat total ekspor ke China mencapai USD 50,8 miliar.
Karenanya, ia mengatakan Indonesia tetap menjaga hubungan ekonomi yang baik dengan China.
“Market-nya besar. Marketnya 1,4 miliar orang. Kalau Indonesia dan Tiongkok digabung, itu akan menjadi 1,7 miliar penduduknya. Itu satu market yang sangat besar dengan kelas menengah di kita kira-kira mungkin ada 65-70 juta orang,” ujarnya.
Luhut: Siapa Bilang Indonesia Bisa Dikontrol China?
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Panjaitan membantah Indonesia dikontrol China. Bantahan itu ia paparkan sembari memperlihatkan pertumbuhan data perdagangan RI.
"Orang bilang kita dikontrol oleh China. Siapa bilang Indonesia bisa dikontrol China? Tidak ada. 'Nobody no country can control Indonesia. I'm telling you'," kata Luhut dalam acara 4th Indonesia Fintech Summit (IFS) 2022, Kamis (10/11).
"Anda lihat di sini, trade deficit dengan China itu US$17 miliar pada 2019. Tahun lalu, trade deficit kita di sini (kurang dari US$2,5 miliar). Jadi apa yang mau saya katakan kepada Anda, tidak ada orang bisa kontrol kita," sambungnya.
Luhut juga menjelaskan pernyataan ketika ia diwawancara oleh Straits Times. Ia mengatakan Indonesia unggul ketimbang China.
Jika Indonesia punya harga listrik 4,5 sen sampai 5 sen dolar AS per kWh, China lebih mahal dengan 9 sen sampai 12 sen dolar AS per kWh.
Selain itu, biaya transportasi material dari satu pulau ke pulau lain di Indonesia hanya US$1 sampai US$2 per ton, berbeda dengan China yang menyentuh US$15 sampai US$20 per ton.
Luhut menjelaskan jika sebelumnya Indonesia hanya bisa mengekspor bijih nikel, kini itu sedang diubah. Indonesia sedang dalam tahap mengekspor besi dan baja.
Bahkan, ke depan pada kuartal III 2024 Indonesia siap memproduksi lithium battery dan kendaraan listrik (EV).
Khusus data ekspor besi dan baja Indonesia yang dipaparkan Luhut, pada 2015 tercatat hanya US$1,2 miliar.
Namun, meningkat tajam hingga menyentuh US$20,9 pada 2021. Lalu, untuk proyeksi pada 2022 bakal meningkat hingga US$27,8 miliar.
Luhut juga sempat menyinggung soal pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2022 yang menyentuh 5,72 persen. Menurutnya, banyak orang yang menganggap remeh ekonomi Indonesia yang solid.
"Orang kadang-kadang anggap enteng, banyak itu ekonom-ekonom dan pengamat asal bunyi (asbun) saja. Makanya kalau saya tantang, 'Hei kau datang kemari, biarpun saya tentara bukan ekonom, saya ngerti-ngerti juga barang ini (pertumbuhan ekonomi)'," ujar Luhut. [Democrazy/Kumparan]