DEMOCRAZY.ID - Bakal calon presiden (Bacapres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan membeberkan lima modal keberhasilannya memimpin DKI Jakarta saat menjadi gubernur.
Hal itu Anies sampaikan dalam wawancara Real Talk With Uni Lubis di kediamannya kawasan Jakarta Selatan. Pertama, Anies membuat slogan Jakarta Maju Bersama.
“Prinsip bersama maju bersama di Jakarta, kita ikhtiarkan maju bersama, jadi bukan hanya maju, Indonesia maju itu baik, tapi Indonesia maju bersama itu lebih baik, Jakarta maju itu baik, tapi Jakarta maju bersama itu lebih baik dan maju bersama inilah kemarin kita kerjakan di Jakarta, apa yang kita lakukan?” ujar Anies, Senin (15/5/2023).
Anies pun mengingatkan semua pencapaian yang dikerjakan pada saat menjadi Gubernur DKI Jakarta tersebut ada rekam jejaknya.
“Jadi seperti saya ini tidak bisa bicara tentang rencana saja, tapi harus bisa menunjukkan. Wong kemarin sudah jadi gubernur kok. Jadi gubernur diterjemahin gak? Bisa lihatlah, kita kembalikan spirit gerakan di dalam pemerintahan, karena republik ini dibangun pakai pemerintah bukan pakai program,” sambungnya.
1. Anies mengaku lebih kedepankan gerakan daripada program
Anies mengaku selama jadi Gubernur DKI Jakarta, lebih mengedepankan gerakan daripada pogram. Gerakan yang dimaksud Anies yakni melibatkan masyarakat.
“Jadi, kalau ada kampung yang mau ditata, ditentukan badjet-nya berapa, lalu uang itu diserahkan kepada masyarakat lewat RT/-RWnya, lewat LMK, lalu mereka yang mengerjakan, kami mengawasi, kami me-review, sehingga kualitas penegrjaan lebih baik, karena mereka merasa ini kan jalan kampung kami, kalau jalannya yang rusak ya kami yang merasakan kerusakan,” ucap dia.
Selain itu, Anies mengaku ketika pertama kali jadi Gubernur DKI, 26 persen warga Jakarta tidak memiliki BPJS Kesehatan. Anies kemudian memerintahkan seluruh luar di DKI Jakarta untuk mengurusnya.
2. Mengintegrasikan transportasi
“Bahwa Jakarta harus punya stadion dan terjadilah yang dibangun di masa pandemik yang konsepnya adalah stadion modern, yang datang ke sana menggunakan kendaran umum dari tempat yang di samping rel kereta api, mudah-mudahan ini segera tuntas dan kalau orng mau ke JIS, parkirnya di semua stasiun di sekitar Jabodetabek, naik di situ dan turun di JIS,” ujar dia.
3. Anies ingin ada penyetaraan di ruang ketiga
Keempat, Anies menciptakan kesetaraan di ruang ketiga di DKI Jakarta. Dia mencontohkan, ketika membangun anjungan kapal di Bundaran HI.
Dia mengisahkan sejak awal dia bercita-citanya agar masyarakat luas bisa merasakan keindahan Bundaran HI.
“Ceritanya waktu itu, ruang ketiga yang menyetarakan menyatukan. Kalau Kak Uni berada di sudut hotel itu banyak restoran dan ada kacanya besar sekali dan melihat Bundaran HI Itu besar sekali. Saya sambil ngopi, sambil ngeteh itu, (berpikir) kapan ya rakyat kebanyakan bisa merasakan karena kan ini ruang ketiga, ruang ketiga berbayar, kafe, mal,” kata dia.
Kelima, Anies ingin menciptakan sistem pendidikan yang dapat dinikmati oleh semua. Menurutnya, sebelum dia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, ada sekolah negeri favorit di Jakarta yang mayoritas anak dari keluarga dengan pendidikan tinggi.
"Ada sekolah favorit di Jakarta, anak yang diterima orang tuanya berpendidikan S1, S2, S3, 90 persen, yang tidak hanya 10 hanya, setelah itu kita adopsi, 20-30 persen pendidkan rendah, tengah 30 persen, tinggi 30 persen, jadi mendadak dari kampung, keluarga sederhana, anaknya bisa sekolah yang baik, yang kelima ini jarang dalam politik mau disentuh, karena efek jangka panjang,” imbuhnya. [Democrazy/HN]