DEMOCRAZY.ID - Tangkapan layar isi obrolan di sebuah Grup WhatsApp polisi dan jurnalis di Kabupaten Nagekeo, Flores beredar luas baru-baru ini. Isinya berupa obrolan rencana melakukan kekerasan terhadap seorang jurnalis yang tidak bergabung dalam grup itu dan dicap oleh anggota grup sebagai ‘pengkhianat.” Kapolres Nagekeo, AKBP Yudha Pranata telah mengonfirmasi bahwa grup itu dibuat olehnya “untuk membina” para wartawan. Dalam gambar-gambar tangkapan layar isi obrolan Grup WA ‘KH Destro’ itu yang beredar luas dan diperoleh Floresa, Yudha memerintahkan beberapa jurnalis untuk mewawancarai Patrianus ‘Patrik’ Meo Djawa, jurnalis Tribunflores.com, bagian dari media Tribun Network. “All Destro. Hubungi Patrik untuk minta wawancara klarifikasi tentang laporan dari Ketua Suku Nataia. SEKARANG!!!. Bukti chat WA ke Patrick segera di screenshot. Sebagai bukti bahwa kita sudah meminta klarifikasi kepada Patrick. Bikin dia stress,” tulisnya dalam percakapan di grup itu pada Minggu, 10 April 20
DEMOCRAZY.ID - Tangkapan layar isi obrolan di sebuah Grup WhatsApp polisi dan jurnalis di Kabupaten Nagekeo, Flores beredar luas baru-baru ini. Isinya berupa obrolan rencana melakukan kekerasan terhadap seorang jurnalis yang tidak bergabung dalam grup itu dan dicap oleh anggota grup sebagai ‘pengkhianat.” Kapolres Nagekeo, AKBP Yudha Pranata telah mengonfirmasi bahwa grup itu dibuat olehnya “untuk membina” para wartawan. Dalam gambar-gambar tangkapan layar isi obrolan Grup WA ‘KH Destro’ itu yang beredar luas dan diperoleh Floresa, Yudha memerintahkan beberapa jurnalis untuk mewawancarai Patrianus ‘Patrik’ Meo Djawa, jurnalis Tribunflores.com, bagian dari media Tribun Network. “All Destro. Hubungi Patrik untuk minta wawancara klarifikasi tentang laporan dari Ketua Suku Nataia. SEKARANG!!!. Bukti chat WA ke Patrick segera di screenshot. Sebagai bukti bahwa kita sudah meminta klarifikasi kepada Patrick. Bikin dia stress,” tulisnya dalam percakapan di grup itu pada Minggu, 10 April 20