AGAMA GLOBAL HOT NEWS ISLAMI TRENDING

Terungkap Alasan Warga Arab Ramai-Ramai Pilih Ateis Ketimbang Menganut Islam

DEMOCRAZY.ID
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
AGAMA
GLOBAL
HOT NEWS
ISLAMI
TRENDING
Terungkap Alasan Warga Arab Ramai-Ramai Pilih Ateis Ketimbang Menganut Islam



DEMOCRAZY.ID - Timur Tengah adalah pusat dan awal mula berkembangnya ajaran agama Islam. 


Tidak heran jika penduduk di kawasan tersebut mayoritasnya beragama Islam. 


Berdasarkan data Pew Research Center tahun 2015 ada 317 juta umat Muslim atau setara 93% penduduk tinggal di sana. 


Tapi, dalam satu dekade belakangan muncul fenomena menarik soal agama yang dianut penduduk Arab tersebut. 


Fenomena itu adalah kenaikan penganut ateisme. Sejumlah survei memberikan fakta tersebut hingga membuat banyak orang tercengang. 


Pada tahun 2019, dalam survey BBC International ada peningkatan persentase penduduk tidak beragama dari awalnya hanya 8% tahun 2013 menjadi 13% di tahun 2019. Sejumlah lembaga juga melakukan jajak pendapat di tingkat regional. 


Dalam riset menurut Iranian’s Attitudes Toward Religion tahun 2020, terungkap bahwa 47% dari 40.000 responden mengaku sudah menjadi ateis. 


Sedangkan di Turki, negara yang 99% penduduknya muslim tercatat memiliki peningkatan jumlah ateis dalam 10 tahun terakhir. 


Menurut lembaga survei Konda tahun 2019, ditemukan bahwa jumlah orang Turki yang mengaku menganut Islam turun dari 55% menjadi 51%. 


Mesir juga melakukan survei dengan topik serupa yaitu peningkatan jumlah ateisme. 


Melansir dari Deutsche Welle, Universitas Al-Azhar Kairo tahun 2014 memperlihatkan bahwa 10,7 juta dari 87 juta penduduk Mesir mengaku ateis. 


Hal yang sama juga terjadi di Arab Saudi. Menurut Laporan Saudi Arabia 2021 International Religious Freedom Report ada 224.00 orang memilih ateis atau agnostik. 


Sontak saja publik pun penasaran dengan alasan mereka lebih memilih untuk menganut ateis. 


Melansir dari Men Without God: The Rise of Atheism in Saudi Arabia yang ditulis Hannah Wallace, dikatakan bahwa pindah agama tersebut tak lepas dari sikap politik pemerintah setempat yang memanfaatkan agama. 


Penduduk yang kritis akhirnya menolak politisasi dan memilih menjadi ateis. 


Selain itu, ada pula aturan ketat agama Islam yang diterapkan seperti dilarang untuk minum minuman keras dan hal lain, sehingga membuat beberapa penduduk merasa gusar dan memilih untuk menjadi ateis. [Democrazy/VIVA]

Penulis blog