DEMOCRAZY.ID - Pada 3 April lalu, Anies Baswedan terpantau tengah menyambangi Rembang. Seperti diberitakan sebelumnya, Anies berziarah ke makam RA Kartini dan makan malam di sebuah restoran.
Namun nyaris tak terpantau, rupanya, selama di Rembang ternyata Anies bertemu dengan Gus Baha (KH Bahauddin Nursalim) di pondok pesantren Narukan, Rembang.
Awalnya, informasi dari salah seorang santri pondok pesantren Narukan mengatakan bahwa sekitar menjelang dhuhur, Anies datang ke pondok disambut oleh Kakak Gus Baha yaitu Gus Mahasin (KH Nasirul Mahasin Nursalim) di pintu gerbang. Setelah itu langsung dibawa ke ruangan tempat tinggal Gus Baha.
Hasil konfirmasi kepada Gus Mahasin, membenarkan kunjungan tersebut. Menurut Gus Mahasin, ini rekor paling lama Gus Baha terima tamu, hingga 2,5 jam.
Rekor Gus Baha terima tamu, atau pertemuan silaturahmi Gus Baha dengan tokoh bangsa atau ulama tidak pernah lewat dari 2 jam, kebanyakan hanya 1 jam an.
Pertemuan Gus Baha dan Anies Baswedan yang memecahkan rekor terlama ini tentu membuat publik bertanya-tanya apa yang sedang dibicarakan oleh keduanya.
Padahal itu terjadi di siang hari, dimulai dengan Shalat Dhuhur berjamaah pada tanggal 3 April 2023 di bulan Ramadhan sehingga tanpa selingan makan siang. Jadi 2,5 jam diisi penuh dengan obrolan dan diskusi.
Gus Baha adalah ulama yang beberapa tahun ini banyak menyita perhatian publik, namanya naik daun, popularitasnya meningkat tajam berkat penyampaian ilmunya yang mudah dicerna, mendalam, bahasanya segar, dan penampilannya yang nyeni.
Nyeninya dari kopiah atau songkok berwarna hitam agak ditarik ke belakang sehingga jambul rambut Gus Baha sedikit kelihatan.
Banyak kutipan-kutipan ceramah Gus Baha yang cerdas begitu deras di lini masa media sosial, sedangkan Anies Baswedan adalah seorang intelektual muslim, pernah menjadi rektor Universitas Paramadina, dan sering jadi pembicara di dunia internasional.
Jadi apa yang dibicarakan keduanya hingga pecah rekor terlama hingga 2,5 jam.
Keduanya baik Gus Baha maupun Anies Baswedan memiliki irisan keilmuan dan keislaman yang mendalam, sehingga secara alamiah banyak terjadi diskusi di dua bidang tersebut yang tentu berasal dari berbagai perenungan yang jernih dan menyeluruh.
Jadi pembicaraan mereka berisi tentang KeIslaman dan Keindonesiaan. Anies Baswedan sebagai intelektual muslim, dan Gus Baha sebagai ulama penting di Indonesia.
Pertemuan keduanya bertepatan di bulan Ramadhan yang penuh berkah menjadikan pertemuan dua puncak ilmu ini terasa betul-betul melengkapi khasanah Islam Keindonesiaan.
Dalam pertemuan tersebut Gus Baha didampingi oleh Gus Mahasin, kepala pondok pesantren yang sekaligus kakak dari Gus Baha. Dan Anies Baswedan didampingi oleh M. Chozin, asistennya.
Gus Mahasin selaku kepala pondok menyampaikan ucapan terimakasih atas kunjungan Anies Baswedan di pondok pesantren Narukan, Rembang.
Pertemuan Anies Baswedan dan Gus Baha ini sebagai rangkaian Anies Baswedan melaksanakan tirakat bulan mulia, bulan Ramadhan.
Tirakat yang telah dimulai melalui rangkaian silaturahmi dari berbagai pondok pesantren dan para ulama.
Termasuk juga ke Pondok pesantren Langitan serta tirakat dengan berziarah ke makam Sunan Bonang dan Ronggowarsito di Trucuk, Klaten. [Democrazy/Nongkrong]