DEMOCRAZY.ID - Proses pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) merupakan salah satu implementasi dari demokrasi yang dianut oleh Republik Indonesia. Dalam proses pelaksanaanya, tentu pemilu selalu diwarnai beragam cerita yang menjadi sejarah bagi perjalanan bangsa. Termasuk cerita mengenai polarisasi politik pada pemilu 2019. Sebagaimana yang diketahui, pada pemilu 2019 konstelasi politik nasional terpolarisasi pada dua belah pihak yang kemudian santer dikenal dengan “cebong” dan “kampret.” Polemik mengenai “cebong” dan “kampret” ini kemudian muncul ditengah-tengah publik yang menghadirkan kontestasi politik yang dinilai tidak sehat, karena selalu diselimuti kebencian satu sama lainnya. Bahkan tak jarang kita mendengar melalui surat-surat kabar, media online atau sosial media mengenai aksi-aksi persekusi, pemukulan, pelarangan dan berbagai macam hal lainnya. Dengan gambaran pemilu 2019 yang seperti itu, kemudian memunculkan kembali kekhawitaran publik ketika akan berhadapan dengan kontest
DEMOCRAZY.ID - Proses pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) merupakan salah satu implementasi dari demokrasi yang dianut oleh Republik Indonesia. Dalam proses pelaksanaanya, tentu pemilu selalu diwarnai beragam cerita yang menjadi sejarah bagi perjalanan bangsa. Termasuk cerita mengenai polarisasi politik pada pemilu 2019. Sebagaimana yang diketahui, pada pemilu 2019 konstelasi politik nasional terpolarisasi pada dua belah pihak yang kemudian santer dikenal dengan “cebong” dan “kampret.” Polemik mengenai “cebong” dan “kampret” ini kemudian muncul ditengah-tengah publik yang menghadirkan kontestasi politik yang dinilai tidak sehat, karena selalu diselimuti kebencian satu sama lainnya. Bahkan tak jarang kita mendengar melalui surat-surat kabar, media online atau sosial media mengenai aksi-aksi persekusi, pemukulan, pelarangan dan berbagai macam hal lainnya. Dengan gambaran pemilu 2019 yang seperti itu, kemudian memunculkan kembali kekhawitaran publik ketika akan berhadapan dengan kontest