HOT NEWS POLITIK TRENDING

Penasihat IDe: Jokowi Akan Terus Berjuang Menyingkirkan Anies di Pilpres 2024

DEMOCRAZY.ID
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
HOT NEWS
POLITIK
TRENDING
Penasihat IDe: Jokowi Akan Terus Berjuang Menyingkirkan Anies di Pilpres 2024


DEMOCRAZY.ID - Joko Widodo (Jokowi) akan terus berupaya menyingkirkan Anies Baswedan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.


“Jokowi masih terus berjuang untuk menyingkirkan Anies dari arena pilpres melalui dua jalur. Pertama, menekan KPK untuk segera menjadikan Anies tersangka dalam isu Formula-E. 


Untuk itu, Ketua KPK Firli Bahuri menyingkirkan tiga komisioner KPK yang menolak status Formula-E dinaikkan ke level penyidikan karena ketiadaan bukti yang cukup,” kata penasihat IDe Smith Alhadar kepada redaksi SuaraNasional, Senin (10/4/2023).


Kata Smith, upaya memanfaatkan KPK untuk mentersangkakan Anies akan gagal karena Direktur Penyelidikan KPK Brigjen Endar Priantoro yang dipecat Firli bukan hanya melakukan perlawanan, tapi perlawanan juga datang dari Kapolri dan publik.


“Kedua, mendorong kembali Kepala Staf Presiden Moeldoko untuk melakukan PK di MA terkait keabsahan kepengurusan Partai Demokrat saat ini. Tujuannya membegal Demokrat. 


Kalau berhasil, KPP diharapkan akan buyar karena Nasdem dan PKS saja tidak dapat mengusung capres-cawapres,” paparnya.


Sebelumnya, sudah 16 kali upaya Moeldoko gagal. Kini ia maju lagi dengan novum (bukti) yang sama, yang telah ditolak MA sebelumnya. 


Kemenkumham juga masih mengakui keabsahan Demokrat di bawah AHY. 


Dus, kalau sampai kali ini Moeldoko berhasil, ini akan menciptakan skandal hukum yang berpotensi mengganggu pilpres dan stabilitas politik negara. Dus, mestinya peluang menang Moeldoko kecil.


Selain itu, Smith mengungkapkan, PDIP menemukan diri dalam kondisi yang tidak menguntungkan. 


Kalaupun upaya Firli ataupun Moeldoko berhasil, peluang Puan menjadi bakal capres ataupun cawapres tetap kecil karena NasDem akan bergabung dengan KIB mengusung Airlangga atau bahkan Ganjar. 


Sedangkan PKS akan bergabung dgn koalisi Gerindra-PKB yg mengusung Prabowo-Muhaimin.


“Dengan begitu, PDIP sebagai partai terbesar di negeri ini tiba-tiba menjadi parpol “kecil” karena salah membaca dinamika politik nasional, salah menilai Jokowi, salah menilai dirinya sendiri, dan punya ambisi yang tidak realistis terkait kehendaknya menjadikan Puan sebagai bakal capres maupun cawapres,” tegas Smith. [Democrazy/SuaraNasional]

Penulis blog