DEMOCRAZY.ID - Satu keluarga asal Brasil ini hijrah memeluk Islam di sebuah masjid, saat mereka berada di Doha untuk menonton Piala Dunia FIFA Qatar 2022.
Mengutip dari siasat.com, Jumat (14/4/2023), keluarga Brasil beranggotakan enam orang ini terdiri dari ayah, ibu, dan empat anak (tiga perempuan, dan satu laki-laki).
Mereka mengucapkan syahadat dipandu oleh seorang khatib, dalam video yang telah dibagikan secara luas di platform media sosial.
Salah satu video menunjukkan seorang ibu dan putrinya, mengenakan Abaya –jubah hitam longgar dari ujung kepala sampai ujung kaki — yang dikenakan secara tradisional oleh wanita Muslim.
Sang pengkhotbah muncul dan menanyakan perasaan ibunya setelah menerima Islam dan dia berkata,
“Saya tidak tahu bagaimana mengungkapkannya. Sulit untuk menggambarkannya. Itu adalah perasaan yang menyentuh hati saya,” ucap ibunya.
Kemudian dia bertanya kepada putrinya, “Apakah seseorang memaksamu, atau itu pilihanmu?” salah satu putrinya menjawab, “Tidak ada seorang pun dalam Islam yang memaksa kami untuk memilih agama ini”.
Sebelumnya, seorang suporter asal Meksiko juga menjadi seorang Muslim di sebuah masjid di desa budaya Katara di Doha, pada hari kedua Piala Dunia 2022 di Qatar.
Piala Dunia Qatar 2022 dimulai pada Minggu, 20 November 2022, dengan pertandingan pembukaan antara Qatar dan Ekuador di Stadion Al Bayt, dalam edisi pertama turnamen internasional yang diadakan di Timur Tengah dan dunia Arab.
Selama 29 hari, turnamen menyajikan 64 pertandingan hingga 18 Desember bertepatan dengan Hari Nasional Qatar.
Gelaran tersebut diadakan di Stadion Lusail, yang dapat menampung 80.000 penggemar.
Piala Dunia 2022 di Qatar menjadi sejarah baru bagi dunia sepak bola. Pasalnya, Qatar menjadi negara Islam pertama yang menjadi tuan rumah hajatan akbar sepak bola empat tahunan ini.
Ditunjuknya Qatar sebagai tuan rumah menjadi suatu kebanggaan bagi umat Islam dunia, tak terkecuali pendakwah Syekh Muhammad Jaber.
Melalui akun Instagram terverifikasinya, adik almarhum Syekh Ali Jaber itu mengungkapkan kegembiraannya atas Qatar yang menjadi tuan rumah Piala Dunia.
“Allahu akbar, allahu akbar, la ilaha illallah, subhanallah. Piala Dunia tahun ini masuk sejarah, sangat luar biasa. Ternyata persiapan negara Qatar bukan hanya untuk sepak bola, bukan hanya untuk Piala Dunia, tetapi menyiarkan Islam. Kesempatan ini Piala Dunia (untuk) menyiarkan Islam,” tuturnya.
Menurut Syekh Muhammad Jaber, spanduk bertuliskan tentang akhlakul Islam, adabul Islam, dan kemuliaan Nabi Muhammad SAW terpajang di mana-mana selama Piala Dunia Qatar.
“Subhanallah. Kemarin ada berita sebelum mulai Piala Dunia yang masuk Islam 585 orang, (itu) belum mulai Piala Dunia. Ketika kemarin mulai Piala Dunia atau tadi yang masuk Islam lebih dari 1.000 orang. Allahuakbar,” katanya.
Profil Islam Slimani Pemain Sepak Bola Asal Aljazair dan Perjalanan Kariernya
Bicara soal Muslim, nama Islam Slimani mungkin sudah tak asing lagi bagi para pecinta olahraga sepak bola.
Islam Slimani adalah pemain sepak bola yang berkewarganegaraan Aljazair yang bermain untuk klub Brest biasa bermain pada posisi penyerang.
Nama Islam Slimani mencuat karena pernah dilirik oleh Manchester United (MU) sebagai penyerang baru pada tahun 2020 silam.
Pada saat itu, MU kekurangan pemain setelah Marcus Rashford mengalami cedera punggung dan harus absen.
Pria berusia 34 tahun tersebut telah banyak menyabet prestasi di lapangan hijau hingga disebut dengan julukan Si Pemenggal Naga atau The Dragon Slayer karena rajin membobol ke gawang lawannya.
Islam Slimani adalah seorang pemain sepak bola berkewarganegaraan Aljazair yang bermain untuk klub Brest biasa bermain pada posisi penyerang.
Dia lahir pada 18 Juni 1988, yang memiliki tinggi badan 188 meter. Islam Slimani lahir di kota Algiers, Algeria.
Namanya banyak dikenal orang karena karirnya yang cemerlang pada pertandingan sepak bola, baik saat bergabung sebagai tim nasional hingga bergabung dengan sporting CP.
Pria yang lahir di Algeria ini, kini bergabung dengan Royal Sporting Club Anderlecht yang merupakan klub sepak bola Belgia yang berbasis di kota Brusel, Belgia. [Democrazy/HajiNews]