DEMOCRAZY.ID - Direktur Eksekutif Center of Intelligence and Strategic Studies (CISS), Ngasiman Djoyonegoro menilai, pasukan tempur yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia (TNI) saat ini perlu dievaluasi. Hal itu mengingat, dari peristiwa yang terjadi sebelumnya anggota Kostrad TNI dan Kopassus TNI gugur di Papua akibat serangan Kelompok Separatis Teroris (KST) di Papua. "SDM tempur TNI perlu dievaluasi secara lebih mendalam. Seharusnya korban jiwa bisa diminimalisir jika personel TNI siap tempur, terlebih yang menjadi korban adalah pasukan khusus," kata Ngasiman dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu 23 April 2023. Dengan begitu, Ngasiman menilai, ada sistem yang tidak kuat dalam rekrutmen, penggemblengan dan pembinaan personel. "Kualitas personel merupakan cerminan kualitas dari proses," ujarnya. Selain itu, Ngasiman juga melihat, TNI juga harus mengevaluasi sistem komando di daerah yang rawan konflik. Menurutnya, hal ini menyangkut pemilihan personel
DEMOCRAZY.ID - Direktur Eksekutif Center of Intelligence and Strategic Studies (CISS), Ngasiman Djoyonegoro menilai, pasukan tempur yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia (TNI) saat ini perlu dievaluasi. Hal itu mengingat, dari peristiwa yang terjadi sebelumnya anggota Kostrad TNI dan Kopassus TNI gugur di Papua akibat serangan Kelompok Separatis Teroris (KST) di Papua. "SDM tempur TNI perlu dievaluasi secara lebih mendalam. Seharusnya korban jiwa bisa diminimalisir jika personel TNI siap tempur, terlebih yang menjadi korban adalah pasukan khusus," kata Ngasiman dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu 23 April 2023. Dengan begitu, Ngasiman menilai, ada sistem yang tidak kuat dalam rekrutmen, penggemblengan dan pembinaan personel. "Kualitas personel merupakan cerminan kualitas dari proses," ujarnya. Selain itu, Ngasiman juga melihat, TNI juga harus mengevaluasi sistem komando di daerah yang rawan konflik. Menurutnya, hal ini menyangkut pemilihan personel