HOT NEWS POLITIK TRENDING

Jokowi Segera Lenger Dari Jabatan Presiden, Kok Tingkat Kepuasannya Masih Tinggi, Kenapa?

DEMOCRAZY.ID
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
HOT NEWS
POLITIK
TRENDING
Jokowi Segera Lenger Dari Jabatan Presiden, Kok Tingkat Kepuasannya Masih Tinggi, Kenapa?


DEMOCRAZY.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan segera lengser dari jabatannya pada 2024 nanti, namun pamornya semakin kuat.


Meningkatnya pamor Jokowi menjelang akhir jabatannya sebagai presiden membuat beberapa orang bertanya-tanya mengapa bisa terjadi demikian.


Meningkatnya pamor Jokowi terlihat dari tingkat kepuasan terhadap Presiden masih tinggi.


Djayadi Hanan, Direktur Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengatakan bahwa tingkat kepuasan masyarakat terhadap Presiden Jokowi masih tinggi sejak empat bulan terakhir.


"Tingkat kepuasan presiden masih tinggi, sebetulnya kita menemukan tinggi itu sudah sejak Januari di angka 75an lalu 76 dan ya kurang lebih sama dengan sekarang 76,8 persen," Djayadi Hanan, dikutip dari Channel Youtube @TotalPolitik pada Senin, 17 April 2023.


Menurutnya, tinggi rendahnya rating Jokowi akan berhubungan dengan tinggi rendahnya partai yang diasosiasikan.


"Biasanya tinggi rendahnya Jokowi itu terkait dengan tinggi rendahnya juga partai yang diasosiasikan partainya Pak Jokowi yaitu PDIP," tambah Djayadi Hanan.


Diketahui, pada April 2023 tingkat elektabilitas partai PDIP mengalami penurunan sekitar 3 persen, meskipun elektabilitasnya masih tetap nomor satu dibanding partai lain.


"Di April 2023 ini tingkat elektabilitas PDIP tetap nomor satu dibanding yang lain tapi mengalami sedikit penurunan dari sekitar 20/21% pada Januari lalu sekarang menjadi sekitar 17,7%," ujar Djayadi.


Penurunan elektabilitas partai nyatanya tidak juga mengikuti tingkat penurunan Ganjar Pranowo yang beberapa bulan terakhir mengalami penurunan signifikan.


"Kita bisa membacanya bahwa, mestinya kalau mengikuti ganjar ya tingkat turunnya PDIP itu lebih banyak lagi, karena Pak Ganjar turunnya 8%, PDIP turunnya cuma sekitar 3%," kata Direktur LSI.


Djayadi menjelaskan alasan mengapa tingkat penurunan Ganjar dan PDIP bisa berbeda yakni karena ada peran Jokowi yang pamornya semakin kuat.


"Mengapa begitu? jawabannya karena potensi penurunan yang besar itu ditahan oleh tingkat approval rating Pak Jokowi," jelasnya.


Menurutnya, PDIP masih terbantu karena tingkat approval rating presiden tinggi walaupun masyarakat banyak diantaranya menyalahkan Pak Ganjar dan PDIP.


"Salah satu problemnya itu kan turunnya itu karena kekecewaan terhadap gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah piala dunia dan sebagian besar orang yang kecewa itu pemilih Pak Jokowi," ujar Djayadi.


Jokowi dapat memberikan dampak positif terhadap partai karena approval ratingnya tinggi sehingga bisa menahan penurunan elektabilitas partai.


"Jadi PDIP menurut saya mestinya kalau menggunakan teori turun lebih banyak seperti Pak Ganjar tapi Pak Jokowi bisa memberikan berkah positif karena approval ratingnya masih tinggi," jelasnya.


Peran Jokowi terlihat sangat penting sehingga menjadikan pemilih menjadi terbelah namun masih banyak pendukung setiannya.


"Pemilih kita itu masih terbelah sekarang itu ada pendukung setia Jokowi kan dan saya kira Pak Jokowi melalui relawannya memang mencoba mengkonsolidasikan itu," paparnya.


Jadi gerak-gerik Jokowi yang dibaca oleh para pendukungnya itu bisa berpengaruh.


"Pak Jokowi itu sejak November itu kan dengan tegas mengendorse nama lain selain Ganjar," pungkasnya. [Democrazy/Haluan]

Penulis blog