HOT NEWS POLITIK TRENDING

Jokowi Sebut 6 Nama Pas Dampingi Ganjar di Pilpres 2024: Mahfud dan Prabowo Termasuk

DEMOCRAZY.ID
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
HOT NEWS
POLITIK
TRENDING
Jokowi Sebut 6 Nama Pas Dampingi Ganjar di Pilpres 2024: Mahfud dan Prabowo Termasuk


DEMOCRAZY.ID - Presiden Jokowi menyebut enam nama tokoh politik yang berpotensi menjadi calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi capres PDIP, Ganjar Pranowo. Adapun Nama Prabowo Subianto juga disebut oleh Jokowi.


Jokowi mengatakan, ada beberapa nama yang cocok jadi cawapres  mendampingi Ganjar Pranowo, seperti Erick Thohir, hingga Airlangga Hartarto.


"Kok tanya saya, banyak (yang cocok). Ada Pak Erick, Pak Sandiaga Uno, Pak Mahfud, Pak Ridwan Kamil, Cak Imin, dan Pak Airlangga," kata Jokowi seusai menjalankan salat Idulfitri 1444 Hijriah di Masjid Sheikh Zayed Solo, Jawa Tengah, Sabtu 22 April 2023.


Ketika disinggung tentang nama Prabowo Subianto, Jokowi tidak menutup kemungkinan tersebut. 


Bahkan, ia mengatakan bahwa akan ada pertemuan dengan Prabowo Subianto pada siang hari ini.


"Termasuk Pak Prabowo, nanti juga segera cawapresnya ketemu," katanya. 


"Nanti siang ketemu, beliau mau ke rumah."


Menurut Jokowi, keputusan untuk cawapres yang akan mendampingi Ganjar Pranowo akan diambil kemudian. 


Ganjar Pranowo, yang terlihat mendampingi Jokowi, memberikan sedikit tanggapan terkait dirinya yang diusung PDIP sebagai calon presiden.


Ganjar Pranowo mengatakan bahwa semuanya sudah jelas dan bahwa ia mendapatkan banyak masukan dari presiden selama perjalanan pulang dari Jakarta ke Solo. 


Terkait dengan nama calon wakil presiden, ia meminta agar publik bersabar dan menunggu berita selanjutnya.


"Sudah jelas semuanya kemarin kok. Bu Mega sudah ngumumin, seluruh DPP ada, saya pulang nderekke (mengantarkan) Pak Jokowi," katanya.


Ganjar Pranowo mengatakan, selama perjalanan pulang dari Jakarta ke Solo mendapatkan banyak masukan dari presiden. 


"Di-briefing sama beliau," katanya.


Terkait dengan nama cawapres, ia meminta agar publik bersabar. "Nanti dulu toh, sabar. Biar beritanya nambah," katanya.


Romy Ungkap Jokowi Sengaja Tugasi Sandi Uno dan Erick Thohir Dekati PPP



Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy menyebut secara terang-terangan bahwa partainya memang tengah didekati intens oleh dua tokoh negeri ini yaitu Sandi Uno dan Erick Thohir.


Romahurmuziy juga mengatakan bahwa PPP didekati oleh Sandi Uno dan Erick Thohir sejak beberapa waktu belakangan.


Akan tetapi belakangan baru diketahui jika Sandi Uno dan Erick Thohir dekati PPP atas permintaan Presiden Jokowi. Apa maksudnya?


Romy --sapaan akrabnya-- lebih dulu menjelaskan soal status Sandi Uno di PPP. Menurutnya, hingga kini secara hitam di atas putih memang belum ada. Begitupun dengan Erick Thohir.


"Kalau saya pastikan tiba-tiba nanti dia (Sandi Uno) istikharah 10 hari terakhir berubah kan repot. Tapi karena ya realitasnya begitu kan, karena politik itu sebelum ada hitam di atas putih berarti belum," kata Romy di saluran Youtube Akbar Faizal Uncensored, Sabtu 22 April 2023.


Lebih jauh Romy bilang, Sandi Uno mendekati PPP sejak dirinyabelum menjabat Ketua Majelis Pertimbangan partai. 


Nuansa pendekatan itu, kata dia, selalu getol dilakukan. Apalagi Sandi ternyata masih ada hubungan saudara dengan ketua umum sebelumnya Suharso Monoarfa.


Akan tetapi ketika itu, Suharso memang tak mengentertaint kedekatannya dengan Sandi Uno. 


"Karena ada dua yang melakukan pendekatan ke kita secara resmi, yakni Pak Sandi Uno dan kedua Pak Erick Thohir. Dan dua-duanya mengatakan memang diminta oleh Presiden Jokowi."


"Mereka mengakui kepada saya, bahwa mereka memang diminta oleh Presiden, dua-duanya," katanya.


Sandi Uno Erick Dekati PPP Sah-sah Saja


Bagi Romy, sah-sah saja jika Presiden Jokowi kemudian menugaskan Sandi Uno dan Erick Thohir untuk mendekati PPP. 


Kata dia, mungkin hal yang sama akan dilakukan jika diirnya menjadi presiden.


Maksud dan tujuannya tentu berkaitan dengan visi misi Jokowi agar berkelanjutan.


"Menurut saya fine karena buat saya kalaupun saya jadi Presiden juga akan berpikir yang sama, yakni bagaimana semua visi-misinya berkelanjutan," katanya.


Meski jika melihat realitas hari ini, sudah ada Anies Baswedan yang mengumumkan diri sebagai Capres 2024, namun hal itu juga dianggap berpotensi kerepotan andai Partai Demokrat ternyata bakal 'kecopetan' dengan PK yang diajukan Moeldoko.


Jika sudah begitu, artinya bisa saja Koalisi Perubahan bakal selesai. Walaupun bisa saja meski secara politik andai Moeldoko sukses mencopet Demokrat bakal melanjutkan perjalanan Anies Baswedan sebagai capres 2024.


Sandi Uno Lebih Agresif


Romy kemudian menegaskan bahwa pendekatan Sandi Uno dan Erick Thohir ke PPP memang atas penugasan Presiden Jokowi.


Suatu ketika, Erick Thohir mengaku terang-terangan pada dirinya saat berkesempatan makan siang dengan Romy di rumah dinas Menteri BUMN itu.


"Dia mengatakan 'Mas Saya ini diminta oleh Presiden untuk mendekati PPP bersama partai-partai Islam yang lain'."


Dan ini bukan kali pertama, karena Erick Thohir mengaku sudah tiga kali disuruh presiden, bahkan terakhir itu keputusan akhirnya Erick Thohir harus mau mendekatinya saat perjalanan pesawat dari Ambon ke Papua. 


"Saya masih ingat itu di bulan April 2021," katanya.


Belakangan Sandi Uno diakui nampak lebih agresif mendekati PPP ketimbang Erick Thohir. 


Bukan karena Erick Thohir setengah hati, namun kata Romy, lantaran Erick memang jauh lebih sibuk mengurus 140 BUMN di bawahnya.


Sandi disebut selalu getol mendatangi berbagai acara besar dan kecil PPP di berbagai daerah. Sedangkan Erick Thohir, hanya acara-acara besar PPP saja.


"Pak Sandi lebih agresif melakukan pendekatan, artinya mungkin dengan kesibukan Pak Erik ya sebagai Menteri BUMN, lebih terbatas waktunya," katanya.


Dengan didekatinya PPP oleh Sandi Uno dan Erick Thohir, Romy lantas bertanya-tanya, posisi realistis partainya ke depan.


"Berarti kan posisi kita posisi ya yang realistis untuk mengajukan calon wakil presiden? Kan begitu. Pasti bukan capres, karena capres sudah milik partai-partai besar. Nah masalahnya, ini mau dipasangkan ke mana nih?" katanya. [Democrazy/poskota]

Penulis blog