DEMOCRAZY.ID - Dalam sepuluh tahun terakhir, China terus menggenjot program pembiayaan Belt and Road Initiative (BRI) kepada negara-negara berkembang dunia. Tercatat, pendanaan infrastruktur internasional ala Beijing ini masih terus menjadi lirikan negara-negara berkembang. Meski begitu, setelah sepuluh tahun lebih berjalan, para pengamat mengatakan strategi ambisius untuk membangun hubungan perdagangan infrastruktur di seluruh Eurasia dan sekitarnya kehilangan tenaga. Hal ini diakibatkan banyaknya negara yang tak mampu melunasinya. "Sekarang, banyak peminjam mengalami kesulitan membayar utang proyek infrastruktur mereka ke Beijing, Pada 2010, hanya 5% dari portofolio pinjaman luar negeri China yang mendukung peminjam dalam kesulitan keuangan. Hari ini, angka itu mencapai 60%," katanya kepada CNBC International, Jumat (14/4/2023). Presiden China Xi Jinping mengumumkan gagasan kebijakan ini pada 2013 lalu di Kazakhstan. Sejak dimulai, proyek kumulatif Belt and Road China t...
DEMOCRAZY.ID - Dalam sepuluh tahun terakhir, China terus menggenjot program pembiayaan Belt and Road Initiative (BRI) kepada negara-negara berkembang dunia. Tercatat, pendanaan infrastruktur internasional ala Beijing ini masih terus menjadi lirikan negara-negara berkembang. Meski begitu, setelah sepuluh tahun lebih berjalan, para pengamat mengatakan strategi ambisius untuk membangun hubungan perdagangan infrastruktur di seluruh Eurasia dan sekitarnya kehilangan tenaga. Hal ini diakibatkan banyaknya negara yang tak mampu melunasinya. "Sekarang, banyak peminjam mengalami kesulitan membayar utang proyek infrastruktur mereka ke Beijing, Pada 2010, hanya 5% dari portofolio pinjaman luar negeri China yang mendukung peminjam dalam kesulitan keuangan. Hari ini, angka itu mencapai 60%," katanya kepada CNBC International, Jumat (14/4/2023). Presiden China Xi Jinping mengumumkan gagasan kebijakan ini pada 2013 lalu di Kazakhstan. Sejak dimulai, proyek kumulatif Belt and Road China t...