DEMOCRAZY.ID - Dua kubu kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua dikabarkan saling serang. Kedua kubu saling baku tembak.
Lokasi saring serang dilaporkan terjadi di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Adapun penyerangan disebut karena tidak ada kesepakatan.
Akibat peristiwa ini sejumlah anggota KKB dikabarkan tewas dan sejumlah orang luka-luka.
"Kedua kelompok ini tidak ada kesepakatan dan berlanjut ke saling tembak. Dari informasi yang kami dapat, ada yang luka-luka kritis, bahkan ada yang meninggal dunia, rumah warga juga dibakar," ujar sumber.
Dua kubu KKB Saling tembak diduga akibat penembakan pesawat kargo milik Asian One di Bandara Boega, Jumat (14/4/2023) lalu.
“KKB selama ini bermarkas di wilayah Boega dan sekitarnya yakni kelompok JB, mereka berharap pesawat tetap masuk di Distrik Beoga,” jelas sumber, Sabtu (22/4/2023).
“Sementara ada kelompok KKB yang satunya bukan berasal dari Beoga yaitu KKB LK dan AK berharap agar jangan ada pesawat melayani Distrik Beoga,” sambungnya.
Jika pesawat tak masuk ke Distrik Beoga, maka masyarakat akan kesusahan.
Kedua kubu KKB sempat melakukan pertemuan untuk membahas perbedaan persepsi tersebut.
“LK dan AK merupakan KKB dari kelompok lain, mereka masuk Distrik Beoga."
"Kelompok inilah yang diduga melakukan penembakan pesawat Asian One pekan lalu,” kata sumber.
Kedua kubu janjian ketemu di kampung Julokoma, untuk mengklarifikasi penembakan pesawat Asian One tersebut.
Namun kedua kubu tidak ada kesepakatan dan solusi, akhirnya mereka saling tembak.
Akibat saling tembak tersebut, sejumlah anggota KKB dari dua kelompok mengalami luka-luka dan adan yang tewas.
Bahkan, sejumlah rumah warga yang turut menjadi sasaran pembakaran.
Dikutip dari Eranasional, Bupati Puncak Willem Wandik membenarkan peristiwa dua kubu KKB saling baku tembak tersebut.
Menurutnya dua kubu KKB bertemu dan saling tembak. Akibat menimbulkan korban luka-luka dan meninggal dunia.
"Rumah warga juga turut dibakar," kata Willem Wandik.
Willem pun mengaku binggung dengan kondisi ini. Pasalnya masyarakat sipil juga menjadi korban akibat ulah KKB.
“Kali ini mereka saling tembak, siapa lagi yang kasi damai mereka, situasi begini membuat tambah binggung. Ada yang bicarakan kepentingan OPM, tapi jangan rugikan masyarakat, ada yang bicara perjuangan tapi dikorbankan masyarakat. Situasi ini tambah parah di Kabupaten Puncak dan membuat binggung masyarakat," ujarnya.
TPNPB-OPM Sering Lakukan Kekerasan di Papua
Aksi kekerasan dan pembunuhan yang dilakukan TPNPB-OPM di beberapa wilayah pegunungan Papua cukup meresahkan masyarakat.
Apalagi, baru-baru ini, TPNPB-OPM telah membunuh lima prajutir TNI yang saat ini sedang melakukan upaya penyelamatan terhadap Pilot Susi air yang disandera.
Menaggapi aksi kekejaman TPNPB-OPM tersebut, tokoh adat Papua, Yanto Eluay angkat bicara.
“Apa yang dilakukan kelompok-kelompok ini sangat mengganggu kesejahteraan masyarakat Papua, maka itu aksi-aksi ini harus dihentikan," kata Yanto di Sentani, Papua.
Selain itu, Yanto juga meminta agar semua pihak terus bersuara, sehingga berbagai teror yang dilakukan TPNPB-OPM di Papua pun berakhir.
"Sebagai masyarakat adat, kita harus menjaga keutuhan negara ini, dan berkomitmen untuk menciptakan kedamaian, agar tanah Papua damai," ujarnya.
Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan status di Papua ditingkatkan menjadi siaga tempur.
“Dengan kondisi ini, khususnya di wilayah tertentu kita ubah menjadi operasi siaga tempur,” kata Yudo dalam rekaman konferensi pers di Timika, Papua, Selasa, (18/4/2023).
Yudo mengatakan penerapan status ini mirip dengan yang dilakukan TNI di wilayah Natuna.
Apabila di Natuna diterapkan operasi siaga tempur laut, maka di Papua dilakukan siaga tempur darat.
Dikatakan, status siaga tempur hanya berlaku di sejumlah tempat dengan tingkat kerawanan tinggi. Peningkatan status ini, kata dia, dilakukan agar naluri bertempur prajurit terbangun.
Pendekatan Lunak Tidak Efektif
Menurut Yudo, selama ini TNI menerapkan soft approach atau pendekatan lunak dalam menghadapi KKB dan dalam upaya pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Marthens.
Soft approach dilakukan dengan cara komunikasi sosial dengan warga dan operasi teritorial.
Akan tetapi, serangan KKB terhadap satuan tugas dari Batalyon Infanteri Raider 321/Galuh Taruna membuat pendekatan itu diubah.
Pendekatan itu dinilai tidak efektif dalam menanggulangi eskalasi yang terjadi di sejumlah tempat di Papua.
Yudo mengatakan, peristiwa serangan KKB terhadap Batalyon Infanteri Raider 321/Galuh Taruna di Distrik Mugi-Mam, Nduga, Papua pada 15 April 2023 menjadi alasan peningkatan status ini.
“Harapan kami seperti itu, tapi ternyata belum sampai ke sana sudah dihadang dan ditembaki seperti itu,” kata Yudo. [Democrazy/Tribun]