DEMOCRAZY.ID - Kubu Moeldoko menantang trio Cikeas untuk debat terbuka hingga disiarkan di media massa.
Trio Cikeas yaitu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ketua Umum DPP Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Wakil Ketua Umum DPP Demokrat Ehie Baskoro Yudhoyono alias Ibas.
Tantangan debat itu disampaikan Kepala Departemen Komunikasi dan Informatika Partai Demokrat versi Moeldoko, Saiful Huda Ems.
"Tantangan debat terbuka terhadap trio Cikeas. Menantang debat hukum dan politik terbuka terhadap Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhi Baskoro Yudhoyono (EBY) dengan tema: Siapa Begal Partai Demokrat Sesungguhnya?," kata Saiful, dalam keterangannya, yang dikutip pada Minggu (9/3/2023).
Bahkan dia bilang akan menyiapkan hal-hal terkait media yang akan menyiarkan secara langsung acara debat tersebut.
Ia mengatakan menaruh harapan debat terbuka bisa jadi perhatian serius bagi SBY, AHY, dan Ibas.
Saiful menyebut tiga tokoh itu sebagai penguasa mutlak, absolut tanpa batas Partai Demokrat.
"Absolut tanpa batas Partai Demokrat hasil kesepakatan bersama Keluarga Cikeas. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya. Wassalam," sebut Saiful.
Menanggapi hal itu, elite Demokrat, Deputi Bappilu Kamhar Lakumani berjanji akan menanggapi manuver Moeldoko.
"Siap dimonitor. Selepas Subuh, saya buat tanggapannya," kata Kamhar saat dikonfirmasi, Minggu (9/4/2023).
Sebelumnya, Moeldoko Cs sudah mengajukan Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung terkait kasasinya yang ditolak pada September 2022.
Bahkan dari pihak AHY sudah menanggapi manuver Moeldoko Cs yang mengajukan PK ke MA.
Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, heran dengan cara Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang masih terus berupaya untuk 'membegal' kepemimpinan yang sah di bawah AHY.
Herzaky mengatakan, bersama Partai Demokrat, ada puluhan jenderal purnawirawan yang merasa malu atas sikap Moeldoko yang notabene eks Panglima TNI.
"Jenderal tapi jadi begal partai. Tidak menunjukkan teladan dan nilai-nilai ksatria sebagai seorang prajurit," kata Herzaky, dalam keterangannya, Rabu (5/4/2023). [Democrazy/TvOne]