GLOBAL HOT NEWS TRENDING

Bukan China-Korut, 2 Raksasa Asia Ini Bisa Picu Perang Nuklir

DEMOCRAZY.ID
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
GLOBAL
HOT NEWS
TRENDING
Bukan China-Korut, 2 Raksasa Asia Ini Bisa Picu Perang Nuklir


DEMOCRAZY.ID - Perang nuklir menjadi isu hangat belakangan ini, tensi panas geopolitik terkait Rusia dan Ukraina membuat isu nuklir muncul ke permukaan termasuk yang pernah disinggung oleh kepala-kepala negara baik Rusia maupun Amerika Serikat (AS) sebagai pendukung Ukraina.


Terlebih dari itu, China dan Korea Utara (Korut) juga sempat bersinggungan dan mengeluarkan pernyataan mengenai perang nuklir itu.


Namun ternyata, di luar dari kedua negara tersebut, ada juga dua kekuatan nuklir lain yang hampir berperang pada 2019 lalu. Kedua negara itu adalah India dan Pakistan.


Kemungkinan perang ini diungkapkan mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo dalam memoar barunya. 


Menurutnya, ketegangan terjadi setelah Delhi melancarkan serangan terhadap militan di wilayah Pakistan menyusul serangan terhadap pasukan India di Kashmir.


Pakistan pun tak tinggal diam. Islamabad kemudian mengatakan telah menembak jatuh dua jet militer India dan menangkap seorang pilot pesawat tempur.


India dan Pakistan pun mengklaim seluruh Kashmir, tetapi hanya menguasai sebagian saja. 


India pun telah lama menuduh Pakistan mendukung militan separatis di lembah Kashmir, sebuah tuduhan yang dibantah oleh Islamabad.


Tetangga bersenjata nuklir itu telah berperang tiga kali sejak kemerdekaan dari Inggris dan pemisahan pada tahun 1947.


Dalam Never Give An Inch: Fighting for the America I Love, Pompeo mengatakan dia tidak berpikir dunia benar-benar tahu seberapa dekat persaingan India-Pakistan yang meluas menjadi ancaman perang nuklir pada Februari 2019.


"Sebenarnya, saya juga tidak tahu persis jawabannya; saya hanya tahu jawabannya terlalu dekat," tulisnya, seperti dikutip Minggu, (9/4/2023).


Pompeo mengatakan, dia tidak akan pernah melupakan malam saat berada di Hanoi pada pertemuan puncak negosiasi dengan Korea Utara tentang senjata nuklir. 


Kala itu, India dan Pakistan mulai saling mengancam sehubungan dengan perselisihan selama puluhan tahun atas wilayah perbatasan utara Kashmir.


"Setelah serangan terhadap pasukan India yang menewaskan lebih dari 40 tentara, mungkin sebagian dimungkinkan oleh kebijakan kontra-terorisme Pakistan yang lemah," kata Pompeo.


India pun telah menanggapi dengan serangan udara di dalam wilayah Pakistan. 


"Orang-orang Pakistan menembak jatuh sebuah pesawat dalam pertempuran udara berikutnya dan menahan pilot India sebagai tawanan."


Pompeo mengatakan ia dibangunkan di Hanoi untuk berbicara dengan "rekan" India, yang tidak disebutkan namanya.


"Ia percaya orang-orang Pakistan telah mulai mempersiapkan senjata nuklir mereka untuk serangan. India, ia memberitahu saya, sedang mempertimbangkan eskalasinya sendiri," tulis Pompeo.


"Saya memintanya untuk tidak melakukan apa-apa dan memberi kami waktu sebentar untuk menyelesaikan masalah."


Menurut Pompeo ia mulai bekerja dengan penasihat keamanan nasional saat itu, John Bolton, yang bersamanya di "fasilitas komunikasi kecil yang aman di hotel kami".


Pompeo mengatakan ia menghubungi panglima militer Pakistan saat itu, Jenderal Qamar Javed Bajwa, dengan memberitahu apa yang sudah didengarnya dari sumber India tersebut.


"Dia mengatakan itu tidak benar. Seperti yang diharapkan, dia yakin orang India sedang mempersiapkan senjata nuklir mereka untuk ditempatkan. Kami butuh beberapa jam - dan kerja yang sangat baik dari tim kami di lapangan di New Delhi dan Islamabad - untuk meyakinkan masing-masing pihak bahwa yang lain tidak sedang mempersiapkan perang nuklir."


"Tidak ada negara lain yang akan melakukan apa yang kami lakukan malam itu untuk menghindari hasil yang mengerikan," tulis Pompeo.


Sejauh ini baik India maupun Pakistan belum mengomentari klaim Pompeo.


Namun, kemungkinan perang nuklir sendiri baru-baru ini pernah disuarakan oleh kedua negara pada akhir Desember lalu. 


Saat itu, politisi Partai Rakyat Pakistan Shazia Marri melontarkan pernyataan keras kepada Delhi setelah Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar dalam forum Dewan Keamanan PBB yang menganggap Pakistan sebagai sarang teroris.


"India tidak boleh lupa bahwa Pakistan memiliki bom atom. Status nuklir kita tidak dimaksudkan untuk berdiam diri. Kami tidak akan mundur jika diperlukan," paparnya.


"PM India hanya menyebarkan kebencian di negara itu. Hinduisme dan Hindutva telah bangkit di bawah pemerintahan Modi. Komentar Jaishankar adalah propaganda yang menghubungkan Muslim dengan terorisme."


Pernyataan ini pun mendapatkan balasan dari New Delhi. Menteri Persatuan Negara Urusan Luar Negeri V. Muraleedharan telah memperingatkan negara tetangga itu dan mengatakan pihaknya memiliki kapasitas untuk menghadapi ancaman tersebut.


"India memiliki kapasitas untuk menghadapi semua ancaman ini. India bukanlah negara yang akan mundur dari ancaman siapapun. India memiliki kapasitas untuk menghadapi semua ancaman ini. Tidak ada yang meragukan hal itu," kata menteri itu baru-baru ini. [Democrazy/cnbc]

Penulis blog