DEMOCRAZY.ID - Alasan diberhentikannya Anies Baswedan dari jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI masih menjadi misteri selama beberapa waktu terakhir.
Hal ini sempat menjadi hambatan bagi mantan Gubernur DKI Jakarta itu karena kinerjanya diragukan.
Akan tetapi, baru-baru ini Ketua Konferedasi Nasional Relawan Anies (KoReAn), Muhammad Ramli Rahim, membeberkan alasannya.
Ramli menegaskan, Anies di-reshuffle bukan karena kinerjanya buruk, melainkan karena kebutuhan politik Presiden Joko Widodo kala itu yang ingin mengakomodasi Muhammadiyah.
"Bukan karena kinerjanya. Justru kinerja Pak Anies bagus. Waktu itu Pak Jokowi butuh dukungan Muhammadiyah, kalau NU kan sudah. Muhammadiyah tidak meminta apa pun kecuali satu jabatan menteri saja dan harus di situ, yakni Menteri Pendidikan. Sementara Anies kan sudah di situ," ungkap Ramli.
Ramli menjelaskan, kepentingan Muhammadiyah sebenarnya bukan hanya sekadar jabatan, melainkan juga bagaimana lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah bisa terayomi dengan baik oleh kementerian.
Sebelum di-reshuffle, kata Ramli lagi, Anies terlebih dahulu dipanggil menghadap Presiden Jokowi guna mengabarkan pemberhentian tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, Anies sempat ditawarkan jabatan lain. Namun, dengan tegas ia menolak tawaran tersebut.
"Jadi, waktu itu Pak Jokowi sudah panggil Anies sebelum diganti. Anies sebenarnya ditanya, setelah ini Anies mau di mana. Termasuk Yuddy Chrisnandi (Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi) bersamaan itu ditanya mau ke mana?
Kalau Yuddy jawab, 'Terserah, Pak Presiden, saya ditugaskan ke mana saya siap.' Kalau Anies cuma bilang, 'Pak Presiden sudah mencukupkan, saya cukup sampai di sini.'," jelas Ramli.
Sebagai informasi, Anies sempat menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) masa pemerintahan Jokowi 2014-2019.
Ia dilantik jadi Mendikbud pada 27 Oktober 2014, kemudian dicopot dalam reshuffle Kabinet jilid II, 27 Juli 2016. Posisinya digantikan oleh kader Muhammadiyah, Muhadjir Effendy. [Democrazy/Fajar]