DEMOCRAZY.ID - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad menduga ada kekuatan besar yang menghambat operasi KPK dalam penyimpangan di Dirjen Pajak Bea Cukai.
Hal itu Abraham Samad ungkapkan saat berbincang bersama Komisioner KPK Periode 2015-2019, La Ode Muhammad Syarif soal trannsaksi janggal Rp 349 triliun di Kemenkeu, yang ditampilkam dalam Channel Youtube Abraham Samad Speak Up, Sabtu (25/3) kemarin.
Pada kesempatan itu, La Ode mengungkapkan suatu peristiwa dimana penyimpangan dengan modus penyelundupan itu terjadi nyata, namun dirinya tak mampu berbuat banyak karena terhambat sebuah kekuatan besar.
Namun La Ode tidak menjelaskan detil kekuatan besar itu namun dia mengisyaratkan pekerjaan anak buah terhambat.
Hanya saja La Ode menegaskan, penyimpangan yang biasa dilakukan di Bea Cukai yakni modus penyelundupan.
La Ode lantas menceritakan suatu kasus yang pernah ia tangani semasa bertugas.
Saat itu, kata La Ode, keterangannya yang biasa ditulis dalam pengiriman atau barang yang masuk yakni ‘Biji Plastik’.
Padahal, dalam kontainer yang dimaksud berisi minuman keras (Miras).
“Contohnya ya pernah kita tangani, penyelundupan ini dalam keterangannya di suratnya itu tertulis biji plastik, padahal kita tahu di dalamnya itu semua miras, alkohol, karena alkohol itu kan pajaknya tinggi di sini, satu kontainer. Ini belum tentu korupsi tapi paling tidak Fraud, tapi KPK bergerak untuk menunjukkan bahwa ini memang terjadi,” jelasnya.
Meski begitu, Menurut Laode saat anak buahnya hendak mengejar, namun gagal.
“Sayangnya ketika dikejar, ketika anak-anak mau bekerja, mobil mereka tertahan tidak bisa memburu, terhambat, dihambat,” kata La Ode.
“Berarti Saya simpulkan ada kekuatan besar sehingga anak-anak yang mau melakukan operasi terhambat,” kata Abraham.
“Iya sehingga diketahui, tetapi itu kita laporkan, makanya diikutanlah semuanya termasuk jaksa agung, panglima, kapolri, kemenhub, kementrian keuangan. Karena di Bea Cukai itu ada polisi, angkatan laut, jadi semuanya lengkap, kita berupaya memperbaiki tapi banyak hambatan,” kata La Ode. [Democrazy/MI]