GLOBAL

Putin Ngamuk Tiba-Tiba Ancam Inggris, Ada Apa?

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
GLOBAL
Putin Ngamuk Tiba-Tiba Ancam Inggris, Ada Apa?


DEMOCRAZY.ID - Presiden Rusia Vladimir Putin tiba-tiba mengancam Inggris. Ia mengatakan negerinya akan "dipaksa bereaksi" ke kerajaan itu.


Hal ini terkait keinginan London untuk memberikan pasokan militer kepada Ukraina. Termasuk, amunisi yang mengandung depleted uranium.


Depleted uranium merupakan sebuah peluru yang diciptakan dari limbah uranium dan termasuk salah satu senjata paling berbahaya di dunia. 


Peluru ini mampu untuk menembus tank Abrams sampai baja yang sangat tebal sekalipun.


"Inggris... mengumumkan tidak hanya pasokan tank ke Ukraina, tetapi juga selongsong peluru uranium," kata Putin kepada wartawan setelah pembicaraan di Kremlin dengan Presiden China Xi Jinping, Selasa (21/3/2023) malam waktu setempat dikutip AFP.


"Jika ini terjadi, Rusia akan dipaksa untuk bereaksi," tegasnya.


Tak jelas apa reaksi yang akan dilakukan Rusia. Namun Putin kerap kali mengancam eskalasi perang dan kemungkinan penggunaan nuklir jika Barat memprovokasi.


Sebelumnya penggunaan depleted uranium disebut Menteri Pertahanan Inggris Annabel Goldie. 


Hal tersebut dinyatakan dalam pernyataan tertulis kepada wartawan.


"Bersamaan dengan pemberian kami satu skuadron tank tempur utama Challenger 2 ke Ukraina, kami akan menyediakan amunisi termasuk peluru penembus lapis baja yang mengandung depleted uranium," kata Goldie Senin.


"Amunisi seperti itu sangat efektif dalam mengalahkan tank modern dan kendaraan lapis baja," tambahnya.


Di PBB, depleted uranium sendiri digambarkan sebagai logam berbahaya. 


"Sangat beracun secara kimiawi dan radiologis," kata organisasi itu.


Hal sama juga ditegaskan organisasi anti-nuklir CND. 


"Ini bencana lingkungan dan kesehatan tambahan bagi mereka yang hidup melalui konflik karena debu beracun atau radioaktif dapat dilepaskan saat terkena dampak," jelas kelompok itu.


Amunisi tersebut digunakan dalam konflik di bekas Yugoslavia dan Irak. 


Itu dicurigai sebagai kemungkinan penyebab penyakit misterius "sindrom Perang Teluk".


Ini terkait kumpulan gejala yang "melemahkan" yang diderita oleh para veteran perang 1990-1991. 


Mulai dari kelelahan ekstrem, gangguan memori hingga sakit kronis.


Rusia masih menyerang Ukraina hingga kini. Total 13 bulan serangan dilakukan ke negara sesama Uni Soviet tersebut.


Meski sudah diberi sanksi, Moskow tetap tak bergeming. Amerika Serikat (AS) dan Barat kini mulai menyuplai Ukraina dengan senjata untuk menahan serangan Kremlin. [Democrazy/cnbc]

Penulis blog