DEMOCRAZY.ID - Mantan politikus Partai NasDem Zulfan Lindan mengaku siap mendukung Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden 2024.
Namun, politikus Senior PDIP Panda Nababan menyebut Megawati tidak ingin lagi maju di Pilpres.
Hal itu diungkap Panda Nababan dalam diskusi Adu Perspektif, Total Politik x detikcom dengan judul 'Potensi Retak Koalisi Setelah Ikat Janji' yang ditayangkan detikcom, Selasa (21/3/2023).
Panda menilai apa yang diungkap Zulfan itu antiklimaks. Pasalnya, dia menyebut Megawati tidak ingin lagi maju capres.
"Apa yang dilakukan Zulfan itu satu variasi, atau satu penampilan antiklimaks. Tapi kalau saya yang sudah pernah bicara pribadi dengan Mbak Mega, saya tanya Mbak Mega, 'Mbak Mega masih mau jadi capres?'," kata Panda mengungkap percakapannya dengan Megawati.
"'Panda apa kamu nggak tahu saya sudah nenek-nenek, apa kamu nggak sadar saya sudah tiga kali kalah, saya juga tahu malu Panda', itu ngomong ke saya," lanjut Panda.
Meski begitu, Panda mengaku senang saja jika ada usulan itu. Namun, dia menegaskan Megawati tidak akan lagi maju capres.
"Tapi kalau dalam memperkaya tadi, aku senang dengan Zulfan, ada sintesa ada ini gitu loh, jadi tontonan sama rakyat juga menarik gitu loh," ujarnya.
"Cuma seperti tadi saya katakan Mbak Mega pernah ngomong ke saya bahwa dia tidak akan maju, ini referensi aja. Tapi karena keadaan darurat, deadlock, semua juga sebenarnya bisa menerima," lanjut Megawati.
Sebelumnya, Zulfan Lindan mendorong Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri maju sebagai calon presiden 2024. Zulfan bahkan siap jadi ketua relawan Megawati.
"Saya deklarasi hari ini, Megawati 2024, selamatkan NKRI, saya akan memimpin relawan ini," kata Zulfan.
Zulfan membeberkan alasan dirinya mendukung Megawati. Dia khawatir adanya deadlock soal capres-cawapres jelang pemilu karena belum ada kepastian tokoh yang akan maju.
Dia lantas mendukung Megawati-Prabowo. Menurutnya Megawati-Prabowo lebih masuk akal.
"Alasannya apa? dari pada kita nanti ini cari-cari, kata anak Medan capek kali ini Prabowo-Ganjar, Ganjar-Prabowo, Anies nggak jelas-jelas, Airlangga nggak jelas-jelas. Nanti semua deadlock hancur negara ini akhirnya tertunda pemilu, pemilu nggak terbuka dan lebih pasti Mega-Prabowo, ini kan Megawati relawannya, tapi Mega-Prabowo tuh masukakal," ujarnya. [Democrazy/detik]