AGAMA ISLAMI

Ngabalin Sindir PA 212 Tolak Timnas Israel ke RI: di Mana Logikanya?

DEMOCRAZY.ID
Januari 02, 2024
0 Komentar
Beranda
AGAMA
ISLAMI
Ngabalin Sindir PA 212 Tolak Timnas Israel ke RI: di Mana Logikanya?


DEMOCRAZY.ID - Massa alumni 212 berdemo menolak tim nasional sepak bola Israel berlaga di Piala Dunia U-20 di Indonesia. 


Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menilai demonstrasi itu keliru.


"Kalau orang mendemo, menolak kesebelasan Israel di Indonesia. Itu keliru," kata Ngabalin saat dihubungi, Senin (20/3/2023).


Menurut Ngabalin, Israel beberapa kali melakukan kunjungan atau pertandingan di kejuaraan internasional yang diadakan di Indonesia. Namun, tak ada penolakan atau demonstrasi saat itu.


"Kenapa kemarin di IPU, Inter-Parliamentary Union, itu utusan ofisial Israel datang di Bali, kemudian mereka main tanding kejuaraan nasional di Senayan, kemudian panjat tebing, kemudian tanding sepeda dan lain-lain sebagainya itu. Tidak ada riak-riaknya," kata Ngabalin.


Ngabalin pun meminta agar urusan olahraga dan politik tidak disangkutpautkan. 


"Jadi kita bisa bebas aktif, tapi kalau dalam urusan-urusan sport itu bagaimana mungkin bisa kita kaitkan urusan-urusan politik," katanya.


Menurutnya, Indonesia hanya sebatas menjadi tuan rumah. Soal siapa yang berlaga dan lolos di kejuaraan, Ngabali mengatakan itu bukan tanggung jawab dan wewenang dari Indonesia.


"Sementara seluruh regulasi yang mengatur 24 tim sepak bola nasional seluruh dunia yang hadir dalam World Cup U-20 bulan Mei akan datang itu, itu diatur oleh FIFA. Jadi di mana logikanya?" katanya.


Ngabalin pun memastikan bahwa Indonesia tetap menjadi negara yang memperjuangkan kemerdekaan Palestina. 


Selain itu, Indonesia pun selalu mengutuk kekejaman Israel terhadap Palestina.


"Indonesia itu adalah satu-satunya negara yang berada pada barisan terdepan sejak Soekarno yang membela hak-hak kemanusiaan, hak-hak demokrasi, hak-hak politik orang Palestina untuk merdeka dan berdiri di atas kaki sendiri di negara mereka," kata Ngabalin.


"Tidak saja itu, tetapi Indonesia juga mengutuk kebiadaban apa yang dilakukan oleh Israel," imbuhnya.

Ngabali mengatakan jika Indonesia menolak tim Israel bermain, hal itu merupakan langkah yang salah.


"Jadi, kalau kesebelasan nasional Israel main di U-20 kemudian kita harus mengusir mereka atau melarang mereka masuk, ya keliru. Salah alamatnya itu," katanya.


Selain itu, Ngabalin pun menyebut gelaran U-20 menjadi kunci dan pintu masuk Indonesia untuk menjadi tuang rumah Piala Dunia 2036.


"Ini adalah pintu masuk untuk kita mendapatkan tiket sebagai Tuan Rumah dari pelaksanaan Piala Dunia di 2036," ujar Ngabalin.


PA 212 Tolak Timnas Israel


Massa alumni 212 sebelumnya melakukan demonstrasi menolak kedatangan tim Israel untuk bermain di Piala Dunia U-20 di Indonesia. Alumni 212 menolak Israel karena menjajah Palestina.


"Kenapa kita menolak? Pertama Israel hingga detik ini masih menjajah saudara kita yang ada di Palestina. Bukan hanya menjajah, tapi memperlakukan saudara-saudara yang ada di Palestina dengan keji, bahkan membunuh saudara-saudara kita di Palestina," kata Koordinator Aksi 203, Buya Husein, kepada wartawan di Patung Kuda, Senin (20/3/2023).


Dia mengatakan aksi 203 ini diikuti PA 212, GNPF Ulama hingga ormas lain. Mereka mengecam karena anak-anak dan wanita di Palestina turut menjadi korban.


"Bukan hanya yang bertempur tapi rakyat sipil pun, termasuk ibu-ibu dan anak-anak pun tidak luput dari aksi kekejian dan kebiadaban dari Zionis Israel," imbuhnya.


Selain itu, sambung Husein, penolakan tersebut merupakan amanat konstitusi UUD 1945.


"Ketiga, perlu diingat apa yang dilakukan aksi ini dalam rangka dukung amanah konstitusi, yaitu jelas di dalam pembukaan UUD 1945 itu tertulis bahwa kemerdekaan ialah hak segalanya bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan," ungkapnya.


Mereka berharap Indonesia menolak keikutsertaan timnas Israel mengikuti Piala Dunia U-20 yang digelar di Indonesia. [Democrazy/detik]

Penulis blog