POLITIK

NasDem Ogah Buru-Buru Duetkan Anies-AHY, Singgung Lemah di Dua Provinsi Besar Ini

DEMOCRAZY.ID
Maret 03, 2023
0 Komentar
Beranda
POLITIK
NasDem Ogah Buru-Buru Duetkan Anies-AHY, Singgung Lemah di Dua Provinsi Besar Ini


DEMOCRAZY.ID - Partai Demokrat resmi mendukung Anies Baswedan sebagai capres 2024 berdasarkan kesepakatan Majelis Tinggi Partai Demokrat yang digelar Kamis (2/3/2023) kemarin.


Hal itu diungkap Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). 


AHY mengatakan keputusan itu sekaligus menguatkan dukungan terkait apa yang sudah disampaikan Demokrat sejak 26 Januari lalu.


"Karena sejatinya dengan keputusan Majelis Tinggi Partai Demokrat yang telah diambil tadi malam dan dikonfirmasi hari ini langsung kepada beliau bapak Anies Baswedan sebagai calon presiden yang akan kami usung bersama. 


Ini memberikan kekuatan hukum pada deklarasi PD yang sebelumnya sudah disampaikan kepada publik pada tanggal 26 Januari 2023. Artinya, ya sudah lengkap gabungan koalisi parpol untuk membangun perahu koalisi perubahan," kata AHY di Kantor DPP Demokrat, Jakarta Pusat, Kamis (2/3/2023).


Namun demikian, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali tidak mau buru-buru menduetkan Anies Baswedan dengan AHY.


Waketum NasDem bicara soal kelemahan Anies di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah dan calon pendamping Anies harus bisa menutup kelemahan di Jateng dan Jatim itu.


Awalnya Ali mengatakan NasDem belum bisa memastikan bahwa AHY merupakan sosok cawapres yang bakal mendampingi Anies di Pilpres 2024. 


NasDem sendiri juga masih belum mau membicarakan sosok cawapres siapapun.


"Kita tunggu aja nanti siapa figur yang pas untuk mendampingi Mas Anies. Tapi bagi kami sih NasDem itu tidak pernah tertarik membicarakan nama orang untuk menjadi calon wakil presiden. Karena kita menghindari subjektivitas, jadi kita kan berkoalisi mengusung Pak Anies untuk maju sebagai capres untuk Indonesia," kata Ali saat dihubungi, Kamis (2/3/2023).


Tetapi, dia tak menampik jika AHY merupakan sosok yang bisa mendampingi Anies nantinya. 


Dia lebih menyarankan hal ini bisa dibicarakan lebih intim.


"Kalau bicara orang itu ada subjektivitas nya, apapun itu, di sisi lain tidak boleh kemudian mematikan kesempatan AHY. Nah kalau kemudian maka NasDem lebih tertarik kalau 'Ayo kita bicarakan kriterianya. Kriteria yang pas, yang dibutuhkan Anies itu apa, apa sih? Seperti apa?'," katanya.


Kemudian, Ali menyebut Anies memiliki kelemahan elektabilitas di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. 


NasDem, katanya, tentu akan mencari sosok yang bisa mengisi salah satu kekurangan Anies tersebut.


"Kemudian kita harus membuka peta, ini kemudian menjadi tugas daripada partai koalisi menerjemahkan ini, membantu koalisi ini berarti kan figur yang bisa menambal kekurangan apa kelemahan Mas Anies. Nah kelemahan Mas Anies itu dimana dalam elektoral? Mas Anies ini dalam beberapa survei di wilayah Sumatera kuat, kemudian dari wilayah Jawa, barat dia cukup bagus, kemudian Banten dan DKI," katanya.


"Memang hal masih mengkuatirkan itu dalam kelemahan ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Nah kemudian berarti kalau kita mau menutupi itu kemudian harus mengambil suara dari situ kan mengambil orang yang bisa berkontribusi di situ kan," sambungnya.


Lebih lanjut, dia mengatakan pasangan Anies-AHY terlalu dini untuk digaungkan.


"Keputusan ini mungkin banyak ditunggu orang, jadi menjawab keraguan bahwa selama ini ada upaya mengganjal, ternyata tidak, jadi Anies mulus-mulus aja mendapat dukungan. Jadi menurut saya hari ini sebagai suatu bentuk dukungan dalam bentuk ikhtiar demokrat untuk melakukan perubahan bersama-sama dengan NasDem dan PKS," ujarnya.


"Terlalu sempit kalau kemudian kita pandang sebagai pernyataan dukungan sebagai bentuk guguhan Anies-AHY, kita belum ke situ, terlalu cepat untuk itu," tambahnya. [Democrazy/detik]

Penulis blog