DEMOCRAZY.ID
DEMOCRAZY.ID - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto lagi-lagi menyindir kunjungan Anies Baswedan ke Surabaya, Jawa Timur.
Dia menyebut kunjungan Anies itu membuka mata kalau Surabaya lebih baik dari Jakarta.
"Ya dengan persepsi positif, saya tegaskan. Kehadiran Pak Anies di Surabaya kan membuka mata beliau. Wah Surabaya, dalam 6 tahun terakhir ternyata kepemimpinannya jauh lebih maju dari Jakarta. Itu dalam persepsi positif," kata Hasto kepada wartawan di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Senin (20/3/2023).
Hasto mengatakan, Surabaya menjadi jauh lebih baik dari beberapa aspek. Karena itu, kata dia, warga di Surabaya menjadi lebih bahagia.
"Sungai-sungainya bersih, stuntingnya berturun jauh lebih baik, infrastruktur baik, menangani orang miskin baik, warganya juga jauh lebih bahagia," tuturnya.
Hasto juga menyinggung kalau Anies berkesinambungan dengan pemimpin Jakarta sebelumnya, maka hasilnya akan baik.
Namun, ketika pemimpin malah berlawanan dengan hal-hal baik, hasilnya pun akan berbeda.
"Coba kalau beliau jalankan kesinambungan dengan Pak Jokowi, Pak Ahok, Pak Djarot hasilnya juga baik. Tetapi ketika menunjukkan sebagai antitesa terhadap hal-hal baik, kan kita tahu antitesa berlawanan dengan hal baik apa hasilnya," ungkapnya.
"Sisi positifnya dari kunjungan beliau (Anies) ke Surabaya, membuka pengalaman nyata bagi Pak Anies bagaimana Surabaya berubah jauh lebih cepat," tambah dia.
Hasto Sindir Safari Anies di Surabaya Sepi
Sebelumnya Hasto menyindir safari politik Anies di Surabaya yang menurutnya sepi. Hasto mengatakan publik sudah tahu siapa yang membangun Surabaya.
"Safarinya kan sepi. Ya, safarinya sepi, karena tahu Surabaya selama ini siapa yang membangun," kata Hasto usai rapat koordinasi teknis (Rakornis) PDIP di Hotel Vasa Surabaya, Minggu (19/3).
Hasto lantas menilai gagasan yang dibawa Anies untuk masyarakat Surabaya tidak relevan. Menurutnya, publik bisa menilai sendiri gagasan-gagasan itu.
"Orang datang dengan gagasan-gagasan yang tidak relevan, kan masyarakat Surabaya bisa menilai," tambahnya.
Dia melanjutkan, warga Surabaya tidak butuh gagasan-gagasan. Namun, lebih kepada kerja nyata di lapangan. [Democrazy/detik]
