DEMOCRAZY.ID - Indonesia dan Israel memiliki hubungan yang rumit dan misterius.
Di balik layar, ada beberapa proyek kerjasama rahasia antara kedua negara, salah satunya adalah Operasi Alpha, yaitu pembelian jet tempur Skyhawk dari Israel pada 1980-an oleh Indonesia.
Operasi itu melatarbelakangi pertemuan rahasia antara Presiden Soeharto dan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin pada 1993 yang mengungkap Gus Dur sebagai upaya menjalin hubungan diplomatik dan perdagangan.
Bagaimana sejarah operasi rahasia ini dan apa pengaruhnya terhadap hubungan antar negara?
Pembelian Pesawat Tempur dari Israel
Pada tahun 1980-an, Indonesia membutuhkan pesawat tempur untuk menggantikan armada F-86 Sabre yang sudah usang.
Namun, karena embargo senjata yang diberlakukan oleh Amerika Serikat akibat penyerbuan Indonesia ke Timor Timur pada tahun 1975, Indonesia tidak bisa membeli pesawat tempur dari negara itu.
Maka, Indonesia mencari alternatif lain, yaitu membeli pesawat tempur Skyhawk bekas dari Israel.
Skyhawk adalah pesawat tempur ringan yang diproduksi oleh perusahaan Amerika Douglas Aircraft Company. Pesawat ini digunakan oleh Angkatan Udara Israel (IAF) sejak tahun 1967 hingga tahun 1986.
Pada tahun 1982, Israel memutuskan untuk menjual sebagian pesawat Skyhawk-nya kepada negara lain, termasuk Indonesia.
Pembelian pesawat tempur dari Israel dilakukan secara rahasia melalui operasi intelijen yang dinamakan Operasi Alpha.
Menurut Letjen TNI (purn) Rais Abin, mantan Panglima pasukan perdamaian PBB di Timur Tengah, operasi ini merupakan kerjasama intelijen yang sangat bagus dan tidak bocor.
Indonesia berhasil membeli lebih dari 30 pesawat Skyhawk dari Israel dengan harga sekitar US$ 10 juta per unit.
Selain membeli pesawat, Indonesia juga mengirimkan para pilot TNI-AU untuk dilatih di Israel oleh instruktur Israel.
Para pilot ini diberi identitas palsu sebagai warga sipil dan dikirim ke Amerika Serikat terlebih dahulu sebelum terbang ke Israel.
Di Israel, mereka tinggal di sebuah pangkalan militer yang terisolasi dan berlatih menggunakan pesawat Skyhawk dengan kode panggilan “Alpha“.
Salah satu pilot yang mengikuti pelatihan di Israel adalah Djoko Poerwoko, yang kemudian menulis buku otobiografi berjudul “Menari di Angkasa”.
Dalam bukunya, ia mengungkapkan pengalamannya berlatih di Israel dan bertemu dengan orang-orang Israel.
Ia juga menyebutkan bahwa ada beberapa insiden yang terjadi selama pelatihan, seperti saat pesawatnya diserang oleh rudal anti-pesawat Suriah dan saat ia melihat jet tempur F-16 Israel menembak jatuh sebuah pesawat tempur MiG-21 Suriah.
Pertemuan Soeharto dan Rabin di Jakarta
Pembelian pesawat tempur dari Israel tidak hanya melibatkan kerjasama militer dan intelijen, tetapi juga kerjasama politik.
Pada tahun 1993, Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin secara rahasia berkunjung ke Jakarta untuk menemui Presiden Soeharto.
Pertemuan ini merupakan bagian dari upaya Rabin untuk menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara Muslim, termasuk Indonesia.
Rabin adalah tokoh penting dalam proses perdamaian Timur Tengah. Ia adalah salah satu penandatangan Perjanjian Oslo antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) pada tahun 1993.
Perjanjian ini bertujuan untuk mengakhiri konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Palestina, dan membuka jalan bagi pendirian negara Palestina yang merdeka di masa depan.
Dalam pertemuan dengan Soeharto, Rabin memanfaatkan hubungan perdagangan Israel dengan Indonesia untuk memulai misi kerja sama diplomatik.
Ia berharap Indonesia dapat berperan lebih banyak dalam diplomasi di Timur Tengah, dan menjadi penengah antara Israel dan Palestina.
Ia juga mengajak Indonesia untuk mendukung proses perdamaian yang sedang berlangsung antara Israel dan negara-negara Arab.
Pertemuan rahasia antara Soeharto dan Rabin ini tidak banyak diketahui oleh publik, sampai kemudian diungkap oleh Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, yang saat itu merupakan anggota MPR RI.
Gus Dur menanggapi pertemuan tersebut melalui jaringan jurnalis internasional, dan menyebutnya sebagai langkah positif untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah.
Sebagai tokoh Islam moderat, Gus Dur juga mendukung dialog antara Indonesia dan Israel. Ia bahkan pernah diundang oleh Rabin untuk menjadi saksi perdamaian antara Israel dan Yordania pada tahun 19942.
Gus Dur juga pernah mengunjungi Israel pada tahun 1994 dan 1997, dan bertemu dengan para pemimpin Israel dan Palestina.
Dampak Operasi Alpha terhadap Hubungan Indonesia-Israel
Operasi Alpha merupakan salah satu contoh kerjasama rahasia antara Indonesia dan Israel yang menunjukkan adanya kepentingan bersama di antara kedua negara.
Meskipun demikian, operasi ini tidak berdampak signifikan terhadap hubungan diplomatik resmi antara Indonesia dan Israel.
Indonesia tetap tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel, karena menganggap bahwa Israel adalah negara penjajah yang melanggar hak-hak rakyat Palestina.
Indonesia juga selalu mendukung kemerdekaan Palestina, baik secara politik maupun bantuan kemanusiaan.
Bahkan, Indonesia pernah menolak bantuan vaksin Covid-19 dari Israel pada tahun 2020.
Israel juga tetap tidak mengakui kedaulatan Indonesia atas Papua, karena menganggap bahwa Papua adalah wilayah yang disengketakan oleh gerakan separatis.
Israel juga pernah memberikan bantuan militer kepada gerakan separatis Papua pada tahun 1960-an hingga 1970-an2.
Meskipun begitu, operasi Alpha juga membuka peluang untuk adanya komunikasi dan kerjasama non-resmi antara Indonesia dan Israel di berbagai bidang, seperti perdagangan, pariwisata, pendidikan, budaya, agama, dan lingkungan hidup.
Beberapa tokoh Indonesia dan Israel juga pernah melakukan pertemuan informal atau kunjungan pribadi untuk membahas isu-isu yang berkaitan dengan Timur Tengah atau Asia Tenggara2.
Operasi Alpha menunjukkan bahwa ada kemungkinan untuk adanya dialog dan kerjasama antara Indonesia dan Israel, asalkan didasarkan pada prinsip saling menghormati dan menguntungkan kedua belah pihak.
Operasi ini juga menunjukkan bahwa ada ruang untuk adanya perdamaian antara Israel dan Palestina, asalkan ada komitmen dan niat baik dari kedua belah pihak untuk menyelesaikan konflik secara damai.
Sumber: HajiNews