Calon Pendamping Anies Baswedan
Sudah Mengerucut ke Tiga Nama
JAKARTA - Dari lima nama bakal cawapres calon pendamping Anies Baswedan yang dibahas bersama, kini telah mengerucut menjadi tiga nama.
- Partai Nasdem, Demokrat, dan PKS telah sepakat menyerahkan penentuan bakal cawapres kepada Anies Baswedan.
- Dari lima nama bakal cawapres yang dibahas bersama, kini sudah mengerucut ke tiga nama.
- Siapa sosok yang akan dipilih Anies, akan diumumkan saat deklarasi pada akhir Maret ini.
Pembahasan bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi Anies Rasyid Baswedan semakin mengerucut.
Dari lima nama yang pernah dibahas bersama oleh Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera, kini tinggal tiga nama.
Menurut rencana, nama bakal cawapres akan diumumkan pada saat deklarasi bersama Koalisi Perubahan sebelum bulan Ramadhan yang akan jatuh pada akhir Maret ini.
Pembicaraan tentang bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan diusung Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menemui titik terang setelah Demokrat dan PKS menyatakan dukungan secara resmi untuk mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) 2024.
Tak hanya dukungan, Demokrat dan PKS juga sepakat dengan Partai Nasdem, partai politik (parpol) pertama yang menyatakan dukungan kepada Anies, untuk menyerahkan kewenangan penentuan bakal cawapres kepada Anies.
Namun, hal itu tidak berarti bahwa ketiga parpol tersebut tidak berperan dalam penentuan sosok bakal cawapres.
Melalui tim kecil yang bertugas merumuskan platform dan program Koalisi Perubahan, ketiga parpol itu mengkaji sejumlah nama yang layak untuk dipilih.
Ketua DPP Partai Nasdem Sugeng Suparwoto dalam diskusi di kantor Redaksi Harian Kompas, Rabu (1/3/2023), menjelaskan, dalam kajian tim kecil ada lima nama bakal cawapres untuk mendampingi Anies.
Namun, dari lima sosok dimaksud, kini pilihan sudah menyempit menjadi tiga orang.
Meski belum mau menyebutkan nama-nama tokoh tersebut, ia memastikan mereka memiliki latar belakang beragam, mulai dari kader parpol calon anggota Koalisi Perubahan hingga tokoh nonparpol.
”Pilihan kami memang sudah mengerucut ke tiga nama. Kalau siapanya, biarlah menjadi bagian dari moment of surprise supaya semua berjalan smooth,” kata Sugeng.
Dijelaskan, ketiga nama itu dipilih dengan pertimbangan saintifik, yakni hasil survei elektabilitas yang kredibel.
Berdasarkan perhitungan dan pemetaan di internal Nasdem, proporsi suara cawapres dalam pemenangan pasangan mencapai 18 persen, sedangkan capres menyumbang 82 persen.
Oleh karena itu, bakal cawapres yang dipilih harus memiliki bekal elektabilitas untuk memenuhi kebutuhan suara sebesar 18 persen itu.
Kecocokan dan kemampuan menjalankan fungsi pemerintahan nantinya juga menjadi pertimbangan penentuan bakal cawapres.
”Selain itu, cawapres juga harus bisa mewujudkan kohesivitas kebangsaan, karena itu adalah keunggulan kita sebagai bangsa,” tutur Sugeng.
Menurut rencana, sosok bakal cawapres akan diumumkan bersama dengan deklarasi Koalisi Perubahan.
Deklarasi dimaksud masih menunggu penandatanganan piagam kerja sama ketiga parpol.
Namun, ketiga parpol sudah sepakat untuk mendeklarasikan sebelum bulan Ramadhan yang jatuh pada akhir Maret ini.
”Sekarang, piagam itu akan ditandatangani Pak Surya Paloh (Ketua Umum Partai Nasdem), kemudian dibawa ke PKS dan Demokrat. Ketiga partai sudah firm untuk berkoalisi,” ujar Sugeng.
Secara terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman mengatakan, parpol calon anggota Koalisi Perubahan memang telah sepakat untuk menyerahkan penentuan bakal cawapres kepada Anies.
Parpol pendukung tidak akan menitipkan nama, apalagi memaksakan sosok tertentu agar dipilih oleh bakal capres.
Parpol hanya menentukan kriteria, yakni bisa bekerja sama dengan bakal capres, tingkat elektabilitasnya tinggi, memiliki komitmen kerakyatan tinggi, serta memiliki kemauan sungguh-sungguh untuk melakukan perubahan dan perbaikan demi mewujudkan kesejahteraan rakyat.
”Parpol-parpol tentu boleh dan silakan ajukan nama-nama (bakal) cawapres kepada Anies,” katanya.