DEMOCRAZY.ID - Kelompok teroris Organisasi Papua Merdeka (OPM) merilis video menunjukkan kondisi pilot Susi Air Kapten Philip Max Marten yang telah mereka sandera sejak Selasa (7/2/2023) pekan lalu.
Dalam video yang beredar, terlihat Philip berdiri di tengah-tengah sejumlah pria bersenjata laras panjang di bawah bendera Bintang Kejora.
Para anggota OPM mengatakan, jika penahanan Philip itu dilakukan sebagai jaminan politik untuk bernegosiasi tentang hak kemerdekaan Papua Barat.
Yang menarik, senjata teroris OPM ini buatan Pindad (Indonesia).
Hal ini diungkap oleh akun twitter Random World War @RandomWorldWar.
"Senjata api yang digunakan para teroris OPM untuk menyandera pilot Susi Air ini adalah Pindad SS2 V1 dengan alat bidik perbesaran 4x Trijicon TA31 ACOG, Pindad SS2 V1 dengan pelontar granat UGL 40mm & Pindad SS1 V1. Semua senapan memakai amunisi 5.56x45mm NATO & buatan Indonesia..," cuit akun @RandomWorldWar, Rabu (15/2/2023).
"Untuk senapan serbu atau small arms secara umum yang buatan Indonesia, bisa didapatkan oleh OPM dengan cara mencurinya atau merampasnya dari prajurit/polisi kita yang terluka maupun meninggal dunia, atau heli kita yang crash. Bisa juga membelinya dari oknum pengkhianat Indonesia," ungkap akun @RandomWorldWar.
"Nah sebelum menuduh negara lain terkait aliran dana yang masuk ke OPM, ada baiknya berkaca dulu ke negara kita sendiri, apa ada oknum yang memanfaatkan uang negara yang notabene uang kita juga untuk membiayai OPM? Selain itu terdapat banyak simpatisan OPM di dalam & luar negeri," pungkas akun @RandomWorldWar.
👇👇
Senjata api yang digunakan para teroris OPM untuk menyandera pilot Susi Air ini adalah Pindad SS2 V1 dengan alat bidik perbesaran 4x Trijicon TA31 ACOG, Pindad SS2 V1 dengan pelontar granat UGL 40mm & Pindad SS1 V1. Semua senapan memakai munisi 5.56x45mm NATO & buatan Indonesia.. pic.twitter.com/6L0glNB0Dg
— Random World War (@RandomWorldWar) February 15, 2023
Untuk senapan serbu atau small arms secara umum yang buatan Indonesia, bisa didapatkan oleh OPM dengan cara mencurinya atau merampasnya dari prajurit/polisi kita yang terluka maupun meninggal dunia, atau heli kita yang crash. Bisa juga membelinya dari oknum pengkhianat Indonesia.
— Random World War (@RandomWorldWar) February 15, 2023
Yang menarik, seberapa banyak mereka punya amunisi ? Kalo diajak baku tembak harusnya gak lebih dari 20 menit amunisi sudah kedodoran ... mengingat mereka punya persediaan terbatas ...
— Lufty Ferdiansyah (@lufty9) February 15, 2023