DEMOCRAZY.ID - Bakal calon presiden dari Partai NasDem Anies Baswedan mengaku pernah ditawari posisi calon wakil presiden (cawapres) oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Anies berkata tawaran itu disampaikan menjelang Pilpres 2019.
Pernyataan itu ia sampaikan saat menjawab isu tak bisa nyapres karena perjanjian politik dengan Prabowo.
"Ketika di tahun 2018, saya diajak untuk menjadi wakil pasangannya Pak Prabowo," kata Anies dalam program Friends of Merry Riana di kanal YouTube Merry Riana, Jumat (10/2).
Dia melanjutkan, "Saya sampaikan juga kepada beliau, 'Pak Prabowo, terima kasih atas undangannya. Ini sebuah kehormatan, tetapi saya punya komitmen untuk menyelesaikan di Jakarta selama lima tahun'".
Anies menyampaikan punya komitmen menuntaskan pekerjaan di Jakarta.
Dia berkata telah membuat janji politik dengan sejumlah kelompok masyarakat untuk pembangunan Jakarta.
Menurutnya, tak mungkin meninggalkan janji-janji itu. Ia khawatir kelompok-kelompok tersebut justru tak percaya demokrasi lagi bila ditinggalkan.
"Apa yang harus saya sampaikan kepada mereka kalau setelah satu tahun saya pergi? Kemudian, nanti mereka tidak lagi percaya kepada proses demokrasi karena yang bertanda tangan untuk mengikuti pemilu, begitu saja meninggalkan," ujar Anies.
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno menyebut ada perjanjian antara Anies, Prabowo Subianto, dengan dirinya.
Sandi enggan mengungkap isi perjanjian itu. Namun, berbagai spekulasi muncul di publik.
Perjanjian itu dikaitkan dengan kabar Anies tak boleh nyapres selama Prabowo mencalonkan diri.
Isu berkembang ke persoalan utang dana kampanye pilkada.
Anies disebut utang Rp50 miliar kepada Sandi. Namun, Anies membantah kabar tersebut. [Democrazy/CNN]