DEMOCRAZY.ID - Pesawat Susi Air diduga dibakar oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Bandara Paro, Nduga, Papua. Pesawat tersebut mengangkut lima penumpang dan muatan barang.
Representatives Susi Air, Donal Fariz, mengungkapkan kronologi terbakarnya pesawat.
Donal mengatakan pesawat terbakar pukul 06.35 WIT pagi tadi.
"Susi Air terus berupaya mencari keberadaan pilot dan penumpang lainnya karena hingga saat ini belum bisa dihubungi.Kami berharap otoritas berwenang bisa bergerak cepat untuk menemukan pilot dan penumpang," ujar Donal melalui keterangannya, Selasa (7/2/2023).
Berikut kronologi pesawat Susi Air terbakar:
Pukul 06.35 WIT
Pesawat Susi Air Pilatus Porter PC 6/PK-BVY di Bandara Paro lost contact sekitar pukul 06.17 WIT, pada saat melaksanakan penerbangan dengan rute Timika-Paro-Timika dengan membawa 5 penumpang dan barang bawaan dengan total muatan 452 kg.
Pukul 09.12 WIB
Dua jam kemudian Susi Air mendapati ELT pesawat dalam posisi aktif pukul 09.12 WIT.
Perusahaan kemudian menjalankan kondisi emergency di internal perusahaan dengan mengirimkan pesawat lain mengecek posisi Pesawat dan kemudian ditemukan dalam kondisi terbakar di runway.
Donal memastikan pesawat tidak mengalami gangguan teknis. Sebab, pesawat mendarat dan terparkir dengan aman.
"Dugaan sementara terbakarnya pesawat bukan karena gangguan teknis. Hal ini disebabkan karena pesawat mendarat dan parkir dengan Aman," katanya.
Donal mengatakan pihak Susi Air sedang mencari tahu penyebab terbakarnya pesawat.
"Kami bersama otoritas terkait sedang mencari tau apakah ada sabotase dari kelompok tertentu untuk melakukan pembakaran," tegasnya.
Pesawat Dibakar KKB
Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri mengatakan pesawat Susi Air dibakar kelompok kriminal bersenjata (KKB). Polisi masih mendalami peristiwa kebakaran ini.
"Memang benar ada laporan tentang pesawat milik Susi Air yang dibakar KKB di Paro, Kabupaten Nduga," kata Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri dilansir Antara, Selasa (7/2).
Diketahui selain pilot ada lima penumpang di dalam pesawat.
Mereka adalah Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge, Meita Gwijangge, dan Wetina W. [Democrazy/detik]