KRIMINAL PERISTIWA

Pengamat Sebut Senjata Yang Ditenteng KKB Penyandera Pilot Susi Air Mirip SS1 dan SS2 Buatan Pindad

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
KRIMINAL
PERISTIWA
Pengamat Sebut Senjata Yang Ditenteng KKB Penyandera Pilot Susi Air Mirip SS1 dan SS2 Buatan Pindad

Pengamat Sebut Senjata Yang Ditenteng KKB Penyandera Pilot Susi Air Mirip SS1 dan SS2 Buatan Pindad

DEMOCRAZY.ID - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menyandera pilot Susi Air Philips Mark Methrtens (37), diduga memiliki senjata laras SS1-V1 dan SS2-V1 buatan PT Pindad (Persero).


Hal itu diketahui berdasarkan foto dan video mereka yang beredar luas dan telah tersebar di media sosial. 


Foto dan video tersebut telah dikonfirmasi oleh Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen Saleh Mustafa.


Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menyebutkan, dua senjata itu mirip jenis SS1-V1 dan SS2-V1.


"Diduga senjata kiri SS1-V1, kanan SS2-V1 yang dilengkapi pelontar granat. Produksi Pindad," kata Fahmi saat dihubungi, Jumat (17/2/2023).


Setidaknya, menurut Fahmi, ada dua kemungkinan yang membuat KKB menguasai senjata tersebut.


"Bisa hasil rampasan atau tertinggal ketika kontak tembak. Bisa juga diperoleh melalui transaksi ilegal. Entah diselundupkan dari luar negeri, entah dari oknum," ujar Fahmi.


Dugaan yang sama diungkapkan pengamat Intelijen, Pertahanan, dan Keamanan, Ngasiman Djoyonegoro.


Ngasiman menyebutkan, dua dari sejumlah senjata yang ditenteng KKB mirip SS1-V1 dan SS2-V1 produksi Pindad.


"Beberapa yang sempat saya analisa, senapan serbu Kalashnikov AK 101 buatan Rusia dan senjata serbu Norinco AK 2000 P buatan China. Sisanya M16A1/A2, SS1, SS2, Styer AUG," kata Ngasiman.


"Sumbernya bisa hasil rampasan, pembelian dari oknum TNI-Polri, senjata bekas konflik Ambon, Filipina, dan Papua Nugini," ucap dia lagi.


Sementara itu, Kompas.com telah meminta konfirmasi ke Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad, Sigit Santosa.


"Sebentar kami cek," kata Sigit melalui pesan tertulis.


Namun, saat hendak kembali dikonfirmasi, Sigit belum membalas pesan singkat Kompas.com hingga berita ini diturunkan [Democrazy/kompas]

Penulis blog