DEMOCRAZY.ID - Immanuel Ebenezer atau yang kerap disapa Noel relawan Jokowi Mania (JokMa) dan pernah menjadi barisan relawan Ganjar Pranowo Mania, menjelaskan alasan kenapa GP Mania dibubarkan.
Noel berkelakar bahwa salah satu alasan kenapa GP Mania dibubarkan adalah, tidak adanya visi misi kebangsaan yang dimiliki oleh Ganjar Pranowo untuk menjadi presiden.
Bahkan Noel mengatakan Ganjar Pranowo hanya sibuk dengan Youtube, dan ia khawatir jika Gubernur Jateng itu menjadi presiden, nantinya hanya sibuk bikin konten.
“Kalau Mas Ganjar jadi presiden, jadi presiden Youtuber, nah kedua, istana diisi bukan karena kebijakan yang berpihak, tapi isi konten-konten kreasi, gitu loh,” ucap Noel dikutip dari kanal Youtube R66 Newlitics, Rabu, 15 Februari 2023.
Berdasarkan pandangan dan logikanya yang seperti itu, Noel mengaku merasa khawatir jika Ganjar Pranowo nantinya terpilih menjadi presiden.
Karena menurutnya kepempimpinan demokrasi Indonesia kedepannya harus diisi dengan gagasan.
Dia khawatir jika tidak ada gagasan, kepemimpinan kedepannya hanya melahirkan monster yang hanya sibuk kekuasaan.
Bahkan ia merasa heran dengan politik Indonesia saat ini yang didasari dengan narasi-narasi kebencian, hoaks dan pecah belah seperti kelompok CokroTv yang dinilainya lagi kesurupan.
“Gua ini, mendukung seorang itu, basicnya itu rasionalitas itu. Kayak misalnya Anies, Anies itukan sosok tokoh yang saat ini luar biasakan, punya gagasan,” jelas Noel.
Sedangkan Menepis dugaan publik yang selama ini beredar bahwa GP Mania dibubarkan karena tidak dianggap, Noel menjawab hal itu sama dengan PDIP Jawa Tengah.
“Partainya aja nggak dianggap, apa lagi gua, DPD PDIP di Jawa Tengah aja nggak dianggap, apalagi gua (GP Mania), itu udah dijawabkan,” sebut Noel.
Bahkan isu yang mengatakan bahwa GP Mania bubar karena nggak dapat duit, dijawab Noel dengan mengatakan bahwa mereka saat ini bertekad untuk memberikan relawan yang lainnya duit, agar lebih kencang mendukung Ganjar.
Pasca dibubarkannya GP Mania, Noel mengaku saat ini belum mengarahkan dukungannya pada satu pihak tertentu.
Dia menjelaskan dukungannya masih bisa ke siapa saja asal punya gagasan.
“Soal gua berkhianat, berkhianat apanya, Ganjar juga belum nyalonin jadi presiden, partainya juga belum mutusin nyalonin dia jadi presiden, jadi apa yang gua khianatin,” terangnya.
Noel: Ganjar Minim Gagasan dan Tak Punya Nyali Jadi Alasan Relawan Bubar!
Kabar akan dibubarkannya Ganjar Pranowo (GP) Mania, dibenarkan oleh Ketua Umum GP Mania Immanuel Ebenezer.
Pria yang juga dikenal sebagai loyalis Jokowi menegaskan ia tidak akan mendukung Gubernur Jawa Tengah (Jateng) itu untuk maju Pilpres 2024.
Hal tersebut ia ungkapkan lewat video yang diunggah di kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored yang tayang pada Rabu (8/2/2023).
“Karena kita yang mulai, kita yang harus mengakhiri,” kata Immanuel saat ditanyai Akbar Faizal alsannya urung mendukung Ganjar.
Immanuel menuturkan, harapan yang selama ini digantungkan kepada Ganjar sebagai the next Jokowi ternyata keliru. Menurutnya, Ganjar dan Jokowi terlampau jauh perbedaannya.
“Jadi kita berharap, narasi yang kita bangun selama ini seakan-akan dia sosok pengganti Jokowi, itu jauh sekali. Presiden Jokowi itu pemimpin yang hadir di tengah-tengah rakyat bukan dasar kepalsuan, tapi oleh sebab kejujuran,” ungkapnya
Apalagi kata dia, selama ini GP Mania tidak melihat gagasan-gagasan dari Ganjar. Tidak hanya itu, nyali dan loyalitas yang menurutnya mesti melekat dalam pemimpin pun tidak ada.
“Yah karena minim gagasan, apa gagasan tidak ada. Kemudian Ganjar sosok yang tidak punya nyali, tidak ada keberanian. Kita butuh pemimpin yang punya nyali dalam keberpihakan,” jelasnya.
Diketahui sebelumnya, GP Mania dibuat oleh relawan Jokowi saat pemilihan Pilpres 2019. Pembentukan GP Mania sendiri mulanya dideklarasikan untuk mendukung Ganjar pada Pilpres 2024.
Petinggi Dukung Ganjar Pranowo Nyapres, Kaum Buruh: Kami Hanya Dimanfaatkan, Yang Enak Mereka!
Buruh kecewa dengan sikap serikat pekerja, terutama para petingginya yang telah menunjukkan dukungannya kepada Ganjar Pranowo.
Pasalnya, calon presiden (Capres) pendukung PDIP, itu partai pendukung omnibus law.
Mereka juga merasa dimanfaatkan karena selama ini bersuara menentang Omnibus Law Cipta Kerja (UU).
Namun, para petinggi melakukan hal yang berbanding terbalik dengan apa yang mereka perjuangkan sebelumnya.
“Mereka ada yang menyatakan ‘ini kami disalahgunakan saja. kami dimanfaatkan saja, yang enak mereka-mereka aja’. Ada statement-statement itu,” kata Presiden Assosiasi Serikat Pekerja (ASPEK) Indonesia, Mirah Sumirat, Selasa, 2 Mei 2023.
“Kalau menurut saya ini hal yang wajar dan lumrah, karena ekspektasi harapan mereka bahwasanya dari dulu selalu menyampaikan tolak Omnibus Law, tolak UU Cipta Kerja, tapi kenyataannya mereka ada di satu meja, saya kira ini membuat ‘satu peristiwa’ yang sangat-sangat mengecewakan bagi para akar rumput, anggota kami yang dari Sabang sampai Merauke,” tuturnya menambahkan.
Foto-foto dan video pertemuan petinggi serikat dan partai buruh dengan Ganjar Pranowo itu beredar di media sosial.
Bahkan, pertemuan berlangsung setelah mereka menggelar demonstrasi dalam rangka Hari Buruh 2023, yang salah satunya mendesak Omnibus Law dicabut.
Mereka menggelar aksi demonstrasi pada Senin, 1 Mei 2023 pagi. Kemudian sore harinya masyarakat mendapati bahwa Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) dan Partai Buruh justru bertemu dengan Ganjar Pranowo.
Dalam video yang beredar, petinggi dan anggota KSPSI kompak meneriakkan ‘Ganjar Presiden’ saat menyambut kedatangan Capres yang diusung PDIP tersebut.
Namun, buruh yang lain menegaskan bahwa agenda pertemuan dengan Ganjar Pranowo di luar acara resmi saat Hari Buruh 2023.
“Kalau dari sisi resmi, dari rundown yang kami terima dari KSPSI, tidak ada pertemuan dengan pak Ganjar,” ucap Mirah Sumirat.
Tidak hanya itu, dia menegaskan bahwa para buruh sangat kecewa melihat foto dan video yang beredar.
Pasalnya, mereka selama ini memperjuangkan agar Omnibus Law dicabut, tetapi justru ada pertemuan dengan Capres yang diusung partai pendukung UU Cipta Kerja tersebut.
“Satu, mereka kecewa ketika melihat foto yang beredar. Memang luar biasa dampak foto, video, gambar, bisa menterjemahkan yang sangat-sangat liar gitu ya, antara foto dengan narasi itu luar biasa. Jadi orang kan Lihat secara visual ada di sana para pimpinan buruhnya, mereka Langsung menyatakan kekecewaan,” tutur Mirah Sumirat.
“Karena apa? mau nggak mau Pak Ganjar ini kan memang didukung oleh PDIP ya dalam hal ini, notabene memang setuju dengan undang-undang Cipta Kerja Omnibus Law,” ujarnya.
“Tidak bisa dipisahkan bahwa ‘kami hanya mendukung capresnya saja, partai politiknya tidak’, ya nggak bisa gitu loh. Kan ada statement-statement seperti itu ya, bahwa ‘kami hanya mendukung capresnya saja kok, sebagai pribadinya saja kok, sedangkan partainya tidak’ ya nggak bisa gitu, nggak bisa dipisahkan,” katanya menambahkan.
Mirah Sumirat menuturkan bahwa bagaimanapun Ganjar Pranowo merupakan kader PDIP, yang diusung oleh partai untuk menjadi Capres pada Pilpres 2024 mendatang. Sehingga, kedua hal itu tidak bisa dipisahkan.
“Artinya, Pak ganjar didukung oleh PDIP yang notabene sangat mendukung undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja, kemudian foto-foto itu beredar, video juga, dilihat oleh seluruh anggota yang notabene dalam hal ini buruh di akar rumput, mereka Langsung syok, mereka Langsung ada yang marah, ada yang kecewa, ada yang bilang saya mau balik kanan, mereka speechless, hopeless, dan lain sebagainya,” katanya. [Democrazy/HH]