DEMOCRAZY.ID - Kebijakan presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait Subsidi motor listrik dikabarkan akan resmi berlaku pada awal bulan Maret 2023.
Kebijakan Jokowi ini masih menjadi polemik mengingat ketepatan subsidi yang diberikan kepada pengguna motor listrik masih dipertanyakan.
Rocky Gerung, dalam kanal YouTube pribadinya melihat bahwa Jokowi mengeluarkan kebijakan yang saling bertabrakan.
Hal ini ia sampaikan saat dirinya berbincang bersama jurnalis senior Hersubeno Arief terkait kebijakan-kebijakan presiden Jokowi.
Hersubeno Arief mempertanyakan pandangan Rocky gerung terkait kebijakan tentang subsidi motor listrik di satu sisi, dan keluhan Jokowi terkait kemacetan yang semakin meningkat di sisi yang lain.
Rocky Gerung menilai bahwa Jokowi mengkritisi kebijakannya sendiri karena secara tidak langsung subsidi motor listrik artinya mendukung banyaknya transportasi milik pribadi.
“Logikanya kalau transportasi publik, ya kasih subsidi pada transportasi publik, ini dikasih subsidi pada transportasi individu, ini akan menyebabkan banyak semut-semut di jalan yang pakai listrik, namanya motor listrik,” kata Rocky Gerung.
Selanjutnya Rocky juga menambahkan bahwa Jokowi mebuat kebijakan yang dikritisi oleh dirinya sendiri.
“Tapi ini menunjukkan bahwa Jokowi memang dia doyan untuk bikin kebijakan yang ugal-ugalan terus dia kritik sendiri kan. Jadi pak Jokowi mengkritik sendiri kebijakannya kan,” tambah Rocky.
Lebih lanjut Rocky menilai bahwa sebenarnya presiden Jokowi sama sekali tidak tahu apa sebenarnya yang akan dia lakukan.
Pengamat politik itu juga menganalisis terkait energi yang digunakan pada mobil dan motor listrik.
Menurutnya, energi listrik di Indonesia hadir dari kondisi energi yang buruk di mana listrik untuk mobil itu diambil dari produksi batubara.
Sementara itu, ini sudah menjadi imbauan kelas dunia terkait keharusan menggunakan energi yang bersih untuk kendaraan listrik.
“Kalau soal energi tuh listrik kita itu datangnya dari energi yang buruk, tetapi listrik yang menjadi sumber energi buat motor listrik itu kan diambil dari produksi batubara tuh,” tegas Rocky Gerung.
Lebih jauh, dirinya mengimbau jika Indonesia ingin mengembangkan industri yang ramah lingkungan, maka sudah seharusnya dilakukan secara demokratis.
“Kalau kita mau kembangkan industri ramah lingkungan, mobil listrik misalnya, lakukan dengan proses yang demokratis. Bukan hanya tiga empat orang player yang memonopoli pasar,” ucap akademisi asal UI itu.
Itulah prinsip etik global yang diutarakan Rocky Gerung untuk mengukur kebijakan Jokowi sudah sesuai atau belum. [Democrazy/HH]