DEMOCRAZY.ID - Ilmuwan telah mengungkapkan ke mana Anda harus pergi selama peristiwa kiamat.
Jika terjadi musim dingin nuklir, hanya ada beberapa negara kepulauan yang dapat terus menghasilkan makanan yang cukup untuk memberi makan penduduknya.
Musim dingin nuklir adalah apa yang menurut para ilmuwan akan terjadi setelah perang atom skala besar.
Ini adalah pendinginan iklim global yang berkepanjangan dan parah, dengan badai api meluas yang akan menghalangi sinar Matahari langsung.
Ini berpotensi menyebankan gagal panen dan kelaparan, yang dapat menghancurkan populasi, menurut laman The Sun, Rabu, 22 Februari 2023.
Tetapi para ilmuwan sekarang percaya bahwa Selandia Baru adalah salah satu dari lima negara kepulauan yang dapat mengatasi badai nuklir.
"Negara kepulauan seperti Selandia Baru seringkali sangat bergantung pada impor bahan bakar cair olahan yang membuatnya kekurangan swasembada energi dan rentan terhadap kerusakan dan kekurangan komoditas penting," kata penulis studi Nick Wilson, dari University of Otago, Wellington.
Selandia Baru dapat mengalihkan sebagian besar ekspor susunya untuk memasok pasar lokal.
Namun mereka tidak memiliki kemampuan untuk memproduksi banyak suku cadang pengganti untuk mesin pertanian dan pengolah makanan.
Studi ini melibatkan situasi pengurangan sinar Matahari secara tiba-tiba.
Ini bisa saja disebabkan oleh perang nuklir, letusan gunung berapi super, atau tumbukan asteroid.
Selanjutnya mereka menerapkan kondisi 'musim dingin nuklir' ke 38 negara kepulauan untuk melihat bagaimana keadaan mereka dalam hal pasokan kalori makanan.
Beberapa negara akan mampu menyediakan makanan yang cukup, sementara yang lain tidak dapat mengatasinya karena keruntuhan industri dan fungsi sosial.
Tetapi negara-negara yang dapat mengatasinya termasuk Selandia Baru, Australia, Islandia, Kepulauan Solomon, dan Vanuatu.
Para penulis memperingatkan bahwa banyak negara akan berada dalam posisi genting selama bencana seperti itu.
"Selandia Baru memiliki potensi untuk melestarikan masyarakat industri melalui bencana semacam ini, tetapi itu bukan plug-and-play," kata peneliti Matt Boyd, dari Adapt Research.
Jumlah perencanaan strategis yang layak perlu terjadi dan dalam jangka waktu yang lama, tetapi perencanaan ini akan bermanfaat dalam menangani berbagai risiko ekstrem.
Sekarang pemerintah di seluruh dunia didesak untuk menganalisis bagaimana mereka akan bertahan selama musim dingin nuklir.
"Kami tidak mengetahui adanya rencana untuk bencana global semacam ini, termasuk apakah prioritas penjatahan telah dipertimbangkan. Pemerintah diharapkan merilis Strategi Keamanan Nasional pertama Selandia Baru tahun ini. Penting dilakukan karena risiko bencana yang terkait dengan skenario pengurangan sinar Matahari secara tiba-tiba," lanjutnya. [Democrazy/viva]