DEMOCRAZY.ID - Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali, khawatir jika sistem pemilu proporsional tertutup diterapkan di Indonesia menjadi pintu masuk paham ekstrem di Parlemen. Sebab, dalam sistem proporsional tertutup, pemilih hanya mencoblos partai politik, tidak ada kolom caleg. Caleg ditentukan oleh parpol. "Masyarakat tidak bisa lagi sambil filter bahwa orang-orang yang radikal umpamanya contoh bisa saja yang tidak kemudian orang yang nanti Pancasila bisa saja kemudian kesempatan mereka masuk di Parlemen begitu orang-orang radikal," kata Ali kepada wartawan, Senin (20/2). "Kemudian dari HTI atau dari mana saja ya kan kita enggak tahu dari partai mana kemudian kekhawatiran orang tentang bangkitnya Komunis Gaya Baru dan segala macam, itu semua bisa saja," ucap Ali. "Jadi ini akan sangat meresahkan masyarakat sehingga ini akan lebih banyak mudharatnya lagi kita pernah mengalami masa-masa suram demokrasi kita," lanjut dia. Lebih jauh, Ali mengataka
DEMOCRAZY.ID - Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali, khawatir jika sistem pemilu proporsional tertutup diterapkan di Indonesia menjadi pintu masuk paham ekstrem di Parlemen. Sebab, dalam sistem proporsional tertutup, pemilih hanya mencoblos partai politik, tidak ada kolom caleg. Caleg ditentukan oleh parpol. "Masyarakat tidak bisa lagi sambil filter bahwa orang-orang yang radikal umpamanya contoh bisa saja yang tidak kemudian orang yang nanti Pancasila bisa saja kemudian kesempatan mereka masuk di Parlemen begitu orang-orang radikal," kata Ali kepada wartawan, Senin (20/2). "Kemudian dari HTI atau dari mana saja ya kan kita enggak tahu dari partai mana kemudian kekhawatiran orang tentang bangkitnya Komunis Gaya Baru dan segala macam, itu semua bisa saja," ucap Ali. "Jadi ini akan sangat meresahkan masyarakat sehingga ini akan lebih banyak mudharatnya lagi kita pernah mengalami masa-masa suram demokrasi kita," lanjut dia. Lebih jauh, Ali mengataka