DEMOCRAZY.ID - Rocky Gerung memberikan tanggapan soal kemunculan mobil Esemka yang selama ini sudah tidak terdengar kabar lagi.
Esemka dipopulerkan oleh Presiden Joko Widodo kala masih menjabat sebagai Walikota Solo.
Dilansir dari suara.com 3 Februari 2023, Esemka bergabung dalam ajang pameran otomotif Indonesia International Auto Show atau IIMS 2023.
Pameran ini direncanakan akan berlangsung pada 16-26 Februari di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat.
Dalam video di kanal Youtube Rocky Gerung Official yang diunggah pada 3 Februari 2023, Rocky mempertanyakan dimana keberadaan pabrik baterai mobil listrik Esemka.
Menurutnya, Esemka hanya menjadi simbol bahwa Indonesia memproduksi mobil listrik. Padahal, tetap saja itu mobil Cina hanya saja diproduksi di Indonesia.
"Jadi itu namanya, Esemka made in China," ujar Rocky.
Pemerintah seolah sangat berupaya menciptakan mobil listrik, tapi tentu saja hanya masyarakat menengah ke atas yang bisa membelinya.
Daya beli rakyat masih kurang untuk mendapatkan mobil listrik sekali pun diberikan insentif pajak.
Rocky mengatakan jika Esemka yang diproduksi Jokowi sudah gagal total.
Sementara Esemka yang saat ini muncul kembali ialah Esemka pencitraan yang sebenarnya siapa saja bisa melakukannya dengan nama lain karena ini adalah produk import.
"Tetapi, karena itu pasti ada lisensi khusus, maka dikasih nama Esemka supaya orang ingat, 'Oh, ini produk Jokowi,' padahal enggak ada urusan sama sekali dengan itu, tuh," kata Rocky menambahkan.
“Itu kemudian dijadikan simbol Indonesia memperoduksi mobil listrik, sekarang di mana pabrik batrenya? Di mana pabrik besinya? Pasti di China, jadi Indonesia produksi apa? Ada yang diproduksi di Indonesia yaitu angin ban-nya itu,” lanjutnya.
“Tapi kan Jokowi sendiri sudah bilang itu tidak ada urusan sama dia, jadi itu tidak bisa diklaim karena Jokowi sendiri capek mengklaim dan nggak terbukti,” katanya.
Jadi, bagian seperti ini dianggap Rocky sebagai politik pencitraan yang sedang berlangsung.
Hal ini serupa dengan mobil Timor di era Soeharto dulu yang sebenarnya adalah mobil Korea akan tetapi di-rebranding sebagai mobil nasional.
Saat ditanyai oleh Hersubeno Arief soal kenapa Jokowi tidak belajar dari era Soeharto melalui mobil Timor di masa itu, Rocky menjawab justru karena dianggap periode Jokowi akan berakhir, maka kesempatan ini digunakan untuk mengambil konsesi nikel sebanyak-banyaknya.
"Jadi ketamakan itu justru timbul di ujung pemerintahan Jokowi itu. Itu masalahnya."
Hal ini, lanjut Rocky, berkaitan dengan persekutuan kerakusan ologarki dengan keinginan Jokowi yang masih ingin menyalakan lilin di tengah-tengah kekacauan masa periodenya.
Rocky berpesan pada Jokowi agar mengatakan dengan elegan bahwa ia memang tidak lagi ikut campur lagi urusan mobil Esemka karena dulu pernah dikatakan jika Esemka itu hanya urusan bisnis.
Sebagai penutup, Rocky menambahkan jika Jokowi berasosiatif dengan kegagalan awal membuat mobil nasional.
Rocky berpesan agar hal itu tidak dimainkan untuk sekadar memulihkan nasionalisme.
"Nasionalisme tidak pulih oleh penipuan-penipuan semacam itu," tutupnya. [Democrazy]