DEMOCRAZY.ID - Salah seorang sahabat nabi yang mendapat tempat tertinggi di sisi Baginda Rasulullah Muhammad saw, yakni Sayyidina Abu Bakar Radhiallahu Anhu.
Salah satu kisah yang layak kita ketahui yakni sebuah kisah ketika Sayyidina Abu Bakar yang rela menahan rasa sakitnya karena gigitan ular yang sangat berbisa ketika melindungi Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW).
Dikisahkan pada saat Baginda Rasulullah dikejar-kejar oleh para kafir quraisy yang ingin membunuhnya, Sayyidina Abu Bakar dengan setianya mengikuti kemanapun Baginda Rasulullah pergi untuk bersembunyi dari kejaran orang-orang kafir itu.
Saat itu sayidina Abu Bakar mendampingi Rasulullah saw bersembunyi di gua kecil, di Bukit Tsur.
Dalam satu riwayat, dikisahkan Sayyidina Abu Bakar dan Baginda Rasulullah harus bersembunyi di dalam gua itu selama tiga hari tiga malam, untuk memastikan situasi benar-benar aman.
Ketika mereka menemukan sebuah gua tempat mereka bersembunyi dari kejaran orang kafir quraisy itu, Sayyidina Abu Bakar dengan sigapnya mengecek dan menutup lubang-lubang yang ada di dalam gua, agar mereka terhindar dari binatang buas.
Setelah situasi dirasa aman, Rasulullah saw dan Sayyidina Abu Bakar sepakat untuk bergantian istirahat dan berjaga.
Ketika giliran Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam untuk beristirahat, Sayyidina Abu Bakar menidurkan kepala Nabi Muhammad di pangkuannya, dan baginda tertidur dengan nyenyak karena kelelahan.
Tidak berselang lama, tiba-tiba di dalam gua yang dingin, seekor ular mendesis keluar dari salah satu lubang yang belum sempat ditutup.
Abu Bakar menatapnya waspada, ingin sekali ia menarik kedua kakinya untuk menjauh dari hewan yang berbisa itu.
Namun, beliau tidak ingin tidur Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam terganggu. Akhirnya Sayyidina Abu Bakar menutup lubang itu dengan salah satu kakinya.
Hal itulah yang menyebabkan ular merasa terusik dan kemudian menggigit pergelangan kaki Sayyidina Abu Bakar.
Meskipun menyadari bahwa ular berbisa itu telah menggigit pergelangan kakinya, tetapi beliau berusaha untuk tetap tidak bergerak sedikitpun.
Tidak menunggu lama, sekujur tubuh Abu Bakar terasa panas karena bisa ular tersebut telah menjalar cepat di dalam tubuhnya.
Sayyidina Abu Bakar tak kuasa menahan sakitnya bisa gigitan ular itu, sampai-sampai beliau mengeluarkan air mata, menahan sakitnya.
Tanpa ia sadari air matanya menetes mengenai pipi Rasulullah Shallallahu yang tengah berbaring di pangkuannya. Karena tetesan itu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam terbangun.
Ketika Rasulullah tahu Abu Bakar menangis karena menahan sakitnya bisa ular, lalu Rasulullah saw berbicara kepada ular itu:
“Hai ular, tahukah engkau, jangankan daging atau kulit sahabatku ini, sehelai rambutnya pun haram kau makan.”
Dialog Rasulullah saw dengan ular ini adalah salah satu mukjizat yang dianugerahkan Allah kepadanya.
Ular berbisa itu tiba-tiba itu menjawab:
“Aku mengerti ya Rasulullah, namun sejak ribuan tahun yang lalu, ketika Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengatakan, barangsiapa memandang kekasihku dengan penuh kecintaan aku anggap cukup untuk mengantarkan dia ke surga. Saat itu aku memohon kepada Allah agar diberi kesempatan untuk memandang wajah Rasulullah dengan penuh kecintaan. Tapi di saat kesempatan itu ada, kaki Abu Bakar malah menghalangi pandanganku, maka ku gigitlah dia. Aku tidak ada urusan dengan Abu Bakar. Aku ingin bertemu engkau wahai Muhammad Rasulullah.”
Mendengar penjelasan ular tersebut, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pun bersabda:
“Lihatlah ini, lihatlah wajahku.”
Maka ular itu pun memandang wajah Rasulullah dengan mahabbah penuh cinta dan kasih sayang.
Tanpa menunggu waktu lama, dengan penuh kasih sayang, Rasulullah saw meraih pergelangan kaki Abu Bakar.
Dengan mengagungkan nama Allah subhanahu Wa Ta'ala nabi Muhammad saw mengusap bekas gigitan itu dengan ludahnya.
Dan maha suci Allah, seketika rasa sakit yang diderita Sayyidina Abu Bakar hilang tak berbekas. [Democrazy/HH]