DEMOCRAZY.ID - Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri lagi-lagi menjadi sorotan publik lantaran omongannya yang dianggap bernada kontroversi.
Kali ini, soal jodoh untuk keturunannya. Megawati menegaskan, anak cucunya dilarang memiliki pasangan jelek.
Menurut dia, itu bisa merusak genetik. Megawati juga mengingatkan, agar anak cucunya nanti, mencari jodoh yang sepadan.
“Kan saya punya cucu tujuh, lima perempuan. Aduh aku ya sayang, no kalau (pasangan) yang elek,” ujarnya dalam video yang beredar di media sosial.
Menurut Megawati, anak cucunya memiliki paras tampan dan cantik.
Posturnya pun sempurna sehingga sayang jika mendapat jodoh tak sepadan. Baik secara fisik maupun materi.
“Ya Allah (cucuku) udah gitu tinggi-tinggi, keren-keren, sarjana. Jadi sekarang udah aku bilang, kalau ada yang naksir nggak usah klenger dulu, ya dijejer-jejer aja, jangan cari yang pendek, ya bener loh,” tuturnya.
“Saya bilang, dari sisi ilmu genetika itu ngerusak banget,” sambung dia lagi.
Lantas bagaimana pandangan Islam soal mencari jodoh?
Terkait hal itu, ulama kharismatik asal Cirebon, Buya Yahya juga sempat membahasnya.
Menurut Buya Yahya, cara tepat untuk mencari jodoh adalah dengan melibatkan Allah dalam setiap urusan.
“Cari jodoh itu adalah dengan Allah dulu, jangan mendahului Allah. Makanya akan tersesat kalau orang buru-buru mencintai belum istikharah, dan belum resmi yang halal,” katanya dikutip dari chanel YouTube Al Bahjah TV.
“Kalau sudah terlanjur mencintai itu namanya menyusahkan hatinya sendiri, sebab kalau sudah orang terlanjur senang tidak bisa memilih lagi, dia pun dikasih 1.000 pilihan hanya dia saja, dia saja, dikasih lagi yang lebih bagus tetap aja milihnya dia,” sambung Buya Yahya.
Itu, lanjut Buya, namanya mendahulukan dunia.
“Dimatanya dunia seluas daun kelor, gula jawa rasa coklat, nah ini repot kalau sudah senang dulu. Tapi kalau hatimu anakku, semua yang soleh adikku, yang tidak ada siapapun, aku cinta ibundaku tapi cinta syahwat, cinta yang dibarengi dengan syahwat cinta lawan jenis,” tuturnya.
“Kemudian disaat enggak diterima manusia yang perlu dikasihani itu terlanjur mencintai, katanya sehidup semati, tapi sama calon mertua ditolak kapok.”
Jadi, lanjut Buya Yahya, kalau orang hatinya bersih dan hanya melibatkan Allah, maka akan lebih tenang sebab pilihannya banyak, tidak terpaku pada satu orang.
Nah di saat seperti itu, kata Buya Yahya, maka pilihlah dengan 4 kriteria.
“Pertama, boleh kita melihat gantengnya, cantiknya dulu. Kemudian lihat fulusnya, duitnya, biasanya memang kelihatan wajah dulu sebelum rekeningnya,” jelas Buya.
Berikutnya kriteria yang ketiga, adalah watak dan perilaku.
“Apakah orangnya keras ngomongnya, keras tapi baik hatinya ya sama saja. Kalau enggak sengaja mukul enak enggak?” ucap Buya Yahya.
“Itu penting, baru yang keempat adalah agama. Nah ini adalah cara milih dan tidak akan bisa menerapkan pilihan ini kecuali yang hatinya lagi kosong, kalau sudah lagi cinta dengan dia yang empat kriteria tadi seakan ada semuanya, ya repot.”
Buya Yahya kemudian menjelaskan, cara melihat pasangan baik atau tidak, adalah dengan mencari tahu secara langsung lewat orang kepercayaan. Hal itu dicontohkan oleh Siti Khadijah, istri Nabi Muhammad.
“Khadijah orang cerdas, ada laki-laki sholeh namanya Muhammad bin Abdillah dicek dulu kebenarannya, dia baik enggak. Dia lalu nyuruh orang lain mencari tahunya dengan coba ikatan kerja bersama Nabi Muhammad,” katanya.
“Jadi Khadijah itu bukan perempuan caper, dia enggak pernah ngobrol sama teman eh Muhammad lu mau ke mana, enggak ada,” tuturnya.
Setelah dirasa cocok, Siti Khadijah kemudian melamar Nabi Muhammad, dan itu tak masalah.
“Setelah dirasa betul dia baik, bener, maka minta bantuan orang-orang besar yang punya kekuatan untuk pertama bertanya (melamar). Enggak masalah perempuan melamar dulu, enggak ada masalah, tapi cari terhormat,” jelas Buya.
“Saya kalau punya anak perempuan juga saya akan lamar dulu, karena mungkin laki-laki baik itu mau ngelamar anak saya enggak berani, karena enggak level dan sebagainya. Saya akan meniru Sayidina Umar bin Khattab,” sambung Buya. [Dmeocrazy/HH]