DEMOCRAZY.ID - Bersantap malam bersama masyarakat lokal telah menjadi agenda wajib bagi seluruh kader PDI Perjuangan (PDIP) yang juga dilakukan oleh pimpinan, tokoh, dan ribuan kader DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, pada kegiatan ziarah ke makam presiden pertama Indonesia, Soekarno, di Blitar, Jawa Timur, baru-baru ini.
Hal itu diyakini sejalan dengan Marhaenisme, ideologi yang dicetuskan oleh Bung Karno, panggilan Soekarno selaku bapak bangsa.
Ideologi yang berpihak pada rakyat tersebut jadi populer usai Bung Karno menyinggung soal Marhaenisme dalam pledoi Indonesia Menggugat pada 1930.
Karena itu, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyerukan agar Marhaenisme menjadi bagian semangat para kader melayani rakyat.
Ketua DPC PDIP Kota Semarang yang juga Ketua LKPP, Hendrar Prihadi, menyatakan sepakat atas ucapan Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul yang mengatakan bahwa PDIP akan memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat lewat berbagai kebijakan dengan spirit Marhaenisme.
"Jadi dengan kita makan bersama, kita bergembira bersama, insya Allah ini tidak membuat sekat antara kita, partai PDI perjuangan, dengan masyarakat, terutama wong cilik," kata Hendrar di Blitar, pekan lalu.
Ketua DPC PDIP Wonogiri dan Bupati Wonogiri, Joko Sutopo menegaskan, kegiatan makan bersama masyarakat merepresentasikan bahwa PDIP sendiri merupakan kaum marhaneis.
Adapun kaum marhaneis yang dimaksud adalah sesama wong cilik, kaum yang termarjinal seperti buruh atau petani.
Menurut Joko, ketika Bung Karno menentukan dasar paham kebangsaan, maka akan selalu ada keberagaman.
"Nah hari ini, kami diminta untuk menyuarakan keberagaman, kebhinekaan menjadi hukumnya Tuhan untuk Indonesia, maka yang terpenting hari ini adalah bagaimana kami memberikan sebuah langkah otentik bahwa berbangsa dan bernegara ini harus punya satu kesadaran ideologi. Apa itu? Pancasila," kata Joko.
Pada saat bersamaan, makan bersama sebagai bagian ziarah makam Bung Karno juga disebut menjadi salah satu cara memperkuat komitmen para kader dalam penerapan ajaran Bung Karno.
Joko menambahkan, keberagaman juga tergambar melalui penyajian berbagai jenis masakan daerah.
"Hari ini kami representasikan sebagai sebuah komitmen untuk bagaimana PDI Perjuangan nanti akan melakukan ziarah besar ke makam Bung Karno, sekaligus memperkuat lagi komitmen untuk mengimplementasikan apa yang menjadi ajaran-ajaran Bung Karno, yang akan kami perjuangkan melalui PDI Perjuangan," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua DPC PDIP Kabupaten Grobogan dan Bupati Grobogan, Sri Sumarni turut menilai bahwa makan bersama masyarakat menjadi simbol bahwa PDI Perjuangan adalah partai rakyat.
"PDI Perjuangan adalah partai wong cilik, dan kita harus ada kebersamaan dengan wong cilik, dan aspirasi dari bawah ini harus kita dengarkan dan kita serap, makanya kita bergotong royong bersama-sama dengan wong cilik. Inilah partai kita yang peduli sama wong cilik," kata Sri Sumarni. [Democrazy/CNN]