EKBIS POLITIK

Isu Utang Anies Rp 50 Miliar, Fakta atau Bukan? Dua Kubu Beda Pernyataan

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
EKBIS
POLITIK
Isu Utang Anies Rp 50 Miliar, Fakta atau Bukan? Dua Kubu Beda Pernyataan

Isu Utang Anies Rp 50 Miliar, Fakta atau Bukan? Dua Kubu Beda Pernyataan

DEMOCRAZY.ID - Isu bahwa Anies Baswedan memiliki utang Rp 50 miliar ke Sandiaga Uno memicu polemik. 


Sandiaga Uno yang kini menjabat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menganggap selesai masalah itu meski tidak dijelaskan rincian detail soal besaran itu. 


Namun, sejumlah pendukung Anies bertanya-tanya ihwal utang tersebut. 


Geis Chalifah saat dialog di sebuah televisi nasional dan melalui akun Instagram-nya menilai, pernyataan utang itu sangat tidak menarik. 


"Pernyataan yang sangat tidak menarik. Melempar isu tapi data validnya tidak dibuka," ujar Geisz melalui akun Intagram @geisz_chalifah, Selasa (7/2/2022) malam. 


Ia menegaskan, jika Anies masih berutang maka ia akan segera membayarnya.  


"Kalau benar Anies masih ada berutang maka buka saja, saya Geisz Chalifah Perhari ini dan kita semua (Para Pendukung Anies). Akan mengupayakan membayar hutang tersebut."


Namun sayangnya, kata ia, pernyataan tentang utang itu hanya menjadi opini lalu menjadi perdebatan publik tanpa data yang dibuka seterang-terangnya. 


"Buka saja suratnya."


Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Erwin Aksa menyebut, Anies Baswedan memiliki utang pada Sandiaga Uno saat Pilkada 2017. 


Erwin memperkirakan utang terebut kurang lebih Rp 50 miliar.


"Utang tersebut digunakan untuk membiayai logistik Pilkada Jakarta 2017 lalu," kata Erwin saat menjadi bintang tamu podcast Akbar Faizal di Channel YouTube Akbar Faizal Unsecsored seperti dilansir pada Selasa (7/2/2023).


Perjanjian utang piutang tersebut dibuat oleh Erwin dan pengaca Sandiaga, Rikrik Rizkiyana. 


Erwin saat itu menjadi salah satu tim sukses pasangan Anies-Sandi pada Pilkada 2017.


Hingga kini, Erwin mengatakan, utang tersebut belum lunas. 


"Saya baru tahu juga waktu itu memang waktu putaran pertama, ya sedang tertatih-tatih. Logistik juga susah, jadi yang punya logistik kan Sandi. Dia banyak saham, likuiditas juga bagus dan sebagainya," kata Erwin.


Sandiaga Uno saat ditanya perihal utang itu mengaku sudah tidak ingin lagi membahasnya.  


Sandi mengatakan, setelah ia shalat istikharah dan berdiskusi dengan keluarga, memutuskan tidak lagi membahas terkait utang tersebut. 


"Setelah saya shalat istikharah, setelah saya menimbang, berkoordinasi dengan keluarga, saya tidak ingin melanjutkan pembicaraan mengenai ini (utang Anies)," kata Sandi di Sidoarjo, Selasa (7/2).


Menurut Sandi, lebih baik masalah utang ini disampaikan ke pihak lain yang mengetahui permasalahan secara utuh. 


Sandi kembali menegaskan, baginya pembahasan mengenai utang tersebut sudah selesai. 


Sandi memilih fokus mempersiapkan diri menjelang Pilkada seretak 2024.


Anies dan Sandi merupakan pasangan dalam Pilkada DKI pada 2017 lalu. 


Pasangan Anies-Sandi berhasil mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat dengan suara meyakinkan. Namun pada 2019, Sandiaga Uno mundur dari wagub. 


Ia lantas berpasangan dengan Prabowo Subianto untuk maju dalam pilpres.  


Sementara itu, pendiri KedaiKopi Hedri Satrio mengaku diminta Anies Baswedan menjelaskan persoalan utang Rp 50 miliar Anies ke Sandiaga Uno. 


Hendri menyebut perjanjian pinjam meminjam antara Anies dengan Sandiaga sudah selesai.


“Saat ini perjanjian itu (Anies-Sandiaga, Red) sudah selesai. Jadi bukan lunas bahasanya, tapi memang sudah selesai perjanjiannya,” kata Hendri, saat menggelar jumpa pers, Selasa (7/2/2023).


Kenapa selesai? Hendri menjelaskan, dalam perjanjian itu tertulis jika Anies kalah di Pilkada DKI Jakarta maka Anies wajib mengembalikan uang pinjaman itu. Tapi kalau Anies menang maka tidak usah dikembalikan.


 “Ini sebenarnya budaya baru dalam kontestasi pilkada. Biasanya kan kalau menang gue balikin ya. Kalau kalah kita rugi bareng-bareng. Tapi Anies tidak,” kata Hendri.


 Ada yang cemas


Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny K Harman mengatakan, masalah utang merupakan sesuatu yang biasa dan tak perlu dibesar-besarkan. 


"Kalau ada utang biasalah, jangan dibesar-besarkan," ujar Benny di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (7/2).


Menurutnya, isu utang Anies tersebut diembuskan pihak-pihak yang khawatir dengan pencapresannya. 


Ada orang-orang yang takut jika mantan gubernur DKI Jakarta itu terpilih menjadi presiden periode 2024-2029.


"Menurut saya dari segi psikologi politik itu ada gambaran kekhawatiran, gambaran ketakutan, gambaran kecemasan. Banyak tokoh, banyak pemimpin yang cemas, bahkan sangat cemas apabila Anies jadi presiden," ujar Banny.


Anies dianggap sosok yang memiliki integritas dan komitmen tentang pluralisme. 


Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu dinilai juga memiliki komitmen kuat terhadap demokrasi.


"Komitmen yang kuat untuk pemberantasan korupsi, komitmen yang kuat untuk penegakan hukum, dan juga komitmen yang kuat untuk melawan oligarki-oligarki yang merusak tatanan demokrasi dan negara hukum kita," ujar Benny. [Dmeocrazy/rep]

Penulis blog