POLITIK

Ini 2 Nama Cawapres Yang Cocok Dampingi Anies Baswedan Berdasarkan Hasil Survei

DEMOCRAZY.ID
Februari 13, 2023
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Ini 2 Nama Cawapres Yang Cocok Dampingi Anies Baswedan Berdasarkan Hasil Survei


DEMOCRAZY.ID - Hitung-hitugan untuk elektabilitas menjelang Pilpres 2024terus dilakukan oleh para lembaga survei, baik mengarah ke bakal calon presiden Anies Baswedan ataupun lainnya.


Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, mengemukakan bahwa survei yang dilakukan pada pertengahan 2022 dan terakhir pada akhir Oktober, ada kecenderungan yang berani karena agak berbeda dengan lembaga-lembaga lain.


Meskipun, secara substansi semua itu sama. Kemudian, Dedi menjelaskan bahwa perbedaan itu mengakar bahwa Anies Baswedan yang notabenenya profesional non-kader partai politik ternyata bisa masuk ketiga komposisi konstentan.


"Perbedaan itu mengakar kepada persoalan bahwa Anies Baswedan yang notabenenya adalah professional non-kader partai politik ternyata bisa masuk dalam tiga komposisi konstentan tertinggi mendampingi Prabowo, kemudian Ganjar," jelas Dedi Kurnia Syah, dikutip dari YouTube Indonesia Lawyers Club pada Senin, 13 Februari 2023.


Bahkan, Dedi juga mengemukakan dalam beberapa survei yang dilakukan itu rupa-rupanya bahwa Anies Baswedan ini tak jarang juga berada di posisi teratas dan mengalahkan Prabowo Subianto.


Meskipun, dalam hal tersebut elektabilitas Anies lebih dinamis jikalau dibandingkan dengan elektabilitas Prabowo maupun Ganjar Pranowo.


Namun, Dedi juga menjelaskan bahwa yang paling stagnan itu Prabowo karena berada di posisi sangat tinggi lalu berangsur turun.


"Yang paling stagnan sebetulnya adalah Prabowo karena posisinya yang sangat tinggi, kemudian berangsur turun," kata Dedi.


Kemudian, simulasi survei itu dilengkapi dengan berpasangan di bulan Oktober, lalu IPO mencoba delapan pasangan kandidat yang potensial akan terusung.


Simulasi yang dilakukan oleh IPO itu rupa-rupanya pasangan paling tinggi itu mencapai 41% dan mengarah kepada Anies Baswedan berpasangan dengan Ganjar Pranowo.


"Rupa-rupanya kami sandingkan pasangan tertinggi itu 41%, itu ada pada Anies Baswedan berpasangan dengan Ganjar Pranowo," ujar Dedi.


"Ini komposisi survei dengan 1200 responden skala nasional, kemudian dengan redeem sampling artinya survei itu tidak bisa memilih respondennya karena itu teracak secara otomatis," tambahnya.


Dedi mengungkapkan lagi bahwa hal tersebut pun hampir sama jikalau berada di sebaliknya, yakni Ganjar sebagai capres dan Anies sebagai cawapres maka situasinya juga tinggi, hanya saja tak bisa mendapatkan angka sampai 41% itu.


"Posisi kedua, Anies Baswedan bisa mendapatkan posisi tertinggi keduanya ketika dia disandingkan dengan AHY," ujarnya.


Oleh karena itu, ia menjelaskan AHY menjadi prioritas kader partai politik di luar partai dominan, yakni PDI Perjuangan, itulah kenapa kemudian jikalau terjadi koalisi NasDem dan Demokrat maka pilihan utama sebetulnya sesama kader ialah AHY.


Namun, hanya saja Ganjar Pranowo dari persoalan ketokohannya dapat dukungan yang cukup tinggi begitu dipasangkan dengan Anies Baswedan.


Selanjutnya, dalam hal semacam ini jikalau di balik meskipun semua itu akan terasa sulit terwujud, misalnya, Anies-Ganjar atau Ganjar-Anies itu sesuatu hal yang mustahil kalau melihat dari konteks sekarang.


Akan tetapi, Dedi menerangkan bahwa dari survei itu perbedaan persepsi publik antara melihat parpol sebagai rumah besar dari masing-masing tokoh ketika mereka melihat secara langsung tokoh yang akan maju.


Maka, kalau kedua itu dipecah ke wilayah-wilayah yang lebih detail di Jawa Tengah, misalnya, orang lebih dulu memilih PDI Perjuangan jika dibandingkan dengan Ganjar Pranowo.


Oleh karena itu, Ganjar Pranowo kalau dilepas ke luar Pulau Jawa maka potensi turunnya pun signifikan, sementara Anies Baswedan itu sebaliknya, yakni di Jawa tak signifikan, tapi di luar Jawa bisa menyelematkan dirinya.


Dedi juga menyimpulkan bahwa dari IPO pun Anies Baswedan itu tetap mendapatkan suara tertinggi jika dibandingkan dengan Ganjar dalam konteks ketokohan.


Sebab dalam hal semacam itu, PDI Perjuangan pun menjadi sangat vital bagi Ganjar karena bisa menaikan ceruk suara untuk dirinya kalau diusung.


Namun, hal itu sangat terbalik dengan Anies, sebab walaupun diusung oleh parpol apa pun maka tetap akan mendapatkan ceruk suara yang tergolong tinggi. [Democrazy/HH]

Penulis blog