DEMOCRAZY.ID - Amerika Serikat (AS) memiliki senjata pemicu gempa bumi bikin geger yang berasal dari High Frequency Active Auroral Research Program (HAARP), yaitu stasiun cuaca yang terletak di Gakona, Alaska, AS.
Stasiun ini memiliki banyak antena transmitter yang bisa 'menembakkan' frekuensi gelombang radio, baik rendah dan tinggi, ke atas atmosfer Bumi.
Mengutip situs Ibtimes, Selasa, 4 Februari 2020, HAARP diinisiasi oleh Kementerian Pertahanan AS atau Pentagon di bawah arahan Defense Advance Research Project Agency (DARPA).
DARPA mengelola dan mengarahkan proyek penelitian dan pengembangan baik dalam ilmu dasar maupun terapan yang terpilih untuk kepentingan Pentagon.
Adapun biaya penelitian HAARP berasal dari Angkatan Udara dan Laut AS, Universitas Alaska, serta DARPA.
Stasiun cuaca tersebut mampu mempengaruhi ionosfer dan stratosfer yang merupakan bagian penting dari atmosfer untuk membakar batu meteor atau asteroid agar tak jatuh utuh ke Bumi.
Jika gelombang radio itu berhasil ditembakkan, maka akan membuat ionosfer hangat kemudian memantul kembali ke Bumi, yang menciptakan awan serta molekul lainnya sehingga dapat memanipulasi cuaca di sekitar tempat di mana gelombang itu terpantul.
Stasiun cuaca HAARP adalah senjata pengubah cuaca yang bisa memicu gempa bumi tersebut diungkapkan oleh para ahli teori konspirasi.
Tak hanya itu, para pemuja teori konspirasi juga meyakini bahwa AS sudah melakukan beberapa uji coba jahat tanpa sepengetahuan publik, termasuk eksperimen anti-gravitasi dan anatomi alien yang berhasil diculik.
Contoh terbaru adalah Iran. Rentetan gempa bumi di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Bushehr, Iran memicu spekulasi tersebut.
Apalagi, jika benar-benar kedua negara perang terbuka, maka HAARP akan digunakan oleh militer AS untuk mengalahkan Iran.
Akan tetapi, semua tuduhan ahli teori konspirasi ini dibantah Jim Geraghty.
Dalam sebuah artikel yang ditulisnya di salah satu majalah terbitan AS, ia mengatakan bahwa pemerintah tidak terlibat dalam eksperimen alien atau apapun, karena dunia sudah diberitahu tentang hal ini dari cuitan Presiden AS Donald Trump di akun Twitternya.
"Seperti yang dikatakan seseorang bahwa bukti paling jelas kalau pemerintah AS tidak secara diam-diam menjaga jasad alien dan pesawatnya, UFO, yang jatuh di Roswell terkunci di Area 51 adalah bahwa jika kita benar-benar memilikinya, maka Trump mungkin akan bercuit di Twitter tentang hal itu. Sekarang juga," tutur Geraghty.
Pada 1997, Menteri Pertahanan AS kala itu, William Cohen, pernah membuat pernyataan aneh tentang teknologi militer yang mampu memicu gempa bumi.
Pernyataan Cohen inilah yang membuat para pecinta teori konspirasi meyakini jika AS memiliki senjata yang mampu memanipulasi cuaca buruk.
Menurutnya, seorang ilmuwan bernama Alvin Toffler pernah menulis ihwal adanya beberapa ilmuwan di laboratorium yang melakukan eksperimen merancang beberapa jenis patogen yang akan menyerang etnis tertentu sehingga mereka dapat menghilangkan etnis dan ras lainnya.
"Sementara itu ada beberapa ilmuwan lainnya sedang mengembangkan rekayasa serangga yang dapat meruak tanaman tertentu. Bahkan ada juga yang sedang merancang terorisme lingkungan di mana mereka dapat mengubah iklim, menciptakan gempa bumi, dan mengaktifkan gunung berapi dari jarak jauh, melalui penggunaan elektromagnetik," ungkap Cohen, kala itu. [Democrazy/viva]