HUKUM POLITIK

Wartawan Senior: Noel dan Kawan-Kawannya Inilah Yang Melaporkan Saya DLL ke Polisi!

DEMOCRAZY.ID
Februari 18, 2023
0 Komentar
Beranda
HUKUM
POLITIK
Wartawan Senior: Noel dan Kawan-Kawannya Inilah Yang Melaporkan Saya DLL ke Polisi!
Wartawan Senior: Noel dan Kawan-Kawannya Inilah Yang Melaporkan Saya DLL ke Polisi!


Catatan: Bu Naniek S Deyang


Saya menulis ini sebetulnya berat bangettt, selain juga karena ini akan menjadi bagian yang akan saya tulis dalam buku saya kelak.


Noel (Ketua Jokowi Mania yang sekarang jadi Prabowo Mania -red) dan kawan-kawannya inilah yang melaporkan Pak Prabowo, saya, Pak Amien Rais, Fadlizon, Said Iqbal dll ke polisi berkait dengan oplas Ratna Sarumpaet yang pada kami Ratna mengaku dipukuli orang (kejadian jelang Pilpres 2019 lalu -red).


Dan di antara orang yg dilaporkan itu, yg sering dipanggil-panggil polisi saya dan Pak Amien Rais serta Pak Said Iqbal. Fadlizon tidak dipanggil karena anggota DPR.


Peristiwa itu adalah puncak dari puncak kesedihan saya di dunia. Saya sebagai orang yg pernah  menerima predikat sebagai "Wartawan Nomer Satu di Indonesia" dari PWI, malah  menjadi buronan wartawan! Bahkan wartawan terus menyudutkan saya seolah menjadi pihak yg layak diadili. Tidak ada sama sekali keberpihakan wartawan kala itu! Berita2 di portal, koran TV bergantian menghajar saya dan orang2 di atas. 


Bahkan saat saya dipanggil polisi dan pernah diperiksa selama 15 jam, begitu keluar saya dikerumuni wartawan sudah seperti penjahat yg paling jahat! Pokoknya inilah neraka dunia saya! 


Gara-gara melihat saya di TV beberapa kali dipanggil polisi, ibu saya yg berusia 80 tahun mengalami stroke dan linglung, Kimby (anak) psikologisnya hancur (saya belum bisa cerita sekarang gak kuat nulisnya, karena sebagai Ibu sy melihat anak saya haknya direnggut begitu saja, hanya karena saya orangnya Pak PS).


Tak hanya itu, suami saya yg punya karier bagus, namun karena jauh dari Jakarta, akhirnya memilih mundur dari pekerjaannya karena gak kuat lihat saya dipanggilin polisi terus (yg melaporkan saya berganti-gantian pada kasus yg sama yaitu Sarumpaet), dan juga gak tega lihat psikologis Kimby serta keluarga semua yg hari-hari hanya diisi tangisan. Selain Ibu, satu    per satu kakak saya jatuh sakit, bahkan adik saya sampai sakit ling lung. Maklum saya adalah penanggungjawab dan panutan keluarga besar.


Tak hanya satu orang yg melaporkan saya, tapi banyak orang dari kawan-kawan Noel, sampai saya mengalami tremor dan tidak bisa melihat amlop berwarna coklat. Setiap lihat amlop coklat (panggilan polisi) saya kejang2 dan setelah itu bengong.


Tidak tahan melihat penderitaan saya, Pak Prabowo sampai minta saya sekeluarga diam-diam minggat saja ke LN. Saya menolak, saya akan hadapai meski saya babak belur. Ini negara saya,  dan saya akan hadapai apapun yang terjadi, sampai resiko terburuk pun.


Saya terus mendekat pada Allah, shalat tepat waktu dan shalat2 sunnah apapun saya lakoni. Allah Maha Besar dan Maha Adil dan Maha Pemberi Jalan, juga Maha Pembela. Saya tdk mau  detail menulis, nanti saja dalam buku saya detail akan saya cerita, pokoknya Allah tetiba memberi Muk'jizat saya bisa bertemu langsung Kapolri waktu itu, Pak Tito Karnavian.


Saya juga belum akan bercerita bagaimana dramatisnya pertemuan saya dengan Kapolri waktu itu, yg jelas akhirnya semua berbalik 180 derajat. Pak Kapolri menginstruksikan menghentikan pemanggilan kepada saya, karena tidak ada sedikit pun kesalahan saya.


Saya menulis di FB sesui cerita Ratna Sarumpaet saat ia bertemu Pak Prabowo di Pacuan Kuda milik Pak PS. Semua cerita saya tulis berdasarkan cerita Ratna Sarumpaet, tidak saya tambahi - tidak saya kurangi. Saya mungkin orang ke 100 atau bahkan ke 1000 yg menulis di medsos, karena sebelum saya menulis di FB, foto Ratna yg mukanya bonyok sudah beredar dan cerita Ratna dianiaya sdh beredar di medsos maupun di media massa.


Lah bagaimana sy dituduh menebar hoax, kalau cerita Ratna babak belur sudah beredar duluan sebelum saya menulis di FB? Ini yg saya sampaikan berkali-kali ke polisi sebetulnya. Polisi sendiri sebetulnya seperti bingung tiap memeriksa saya, tapi karena ada pesan khusus jadi polisi ya harus terus mencari-cari celah saya.


Lalu apa targetnya untuk saya sebenarnya? Menurut sumber di kepolisian, saya mau dijadikan TERSANGKA, juga Pak Amien Rais, karena kami berdua dianggap orang paling dekat dan didengar Pak PS.


Cukup penderitaan saya? Belum, di saat babak belur saya dipanggil polisi terus, dan keluarga saya psikologisnya hancur, Ibu saya berkali-kali keluar masuk RS karena stroke, saya dihantam oleh orang2 Pak PS yg melapor ke Pak PS bahwa saya sebenarnya MATA-MATA Pak Jokowi ....edyan!!!!!! 


Saya disidang Pak PS disaksikan Pak Said Iqbal (Ketua Partai Buruh sekarang), kebetulan Pak Said ikut dipanggil karena Pak Said juga sama seperti saya ikut sering dipanggil polisi karena dia yg pertama menghubungi Pak PS saat Sarumpaet ngaku digebukin orang.


Pas di ruangan Pak PS, beliau menanyakan pada saya apakah saya mata-mata Pak Jokowi? Saya langsung melolong panjang sekali, saya hilang kendali menangis berguling-guling di lantai ruangan Pak PS. Bagaimana tidak? 15 perusahaan saya dipailitkan, dan akhirnya hancur, hampir 10 tahun saya menjadi manusia terbully di dunia, bahkan dibidik menjadi tersangka, Ara akan diculik di sekolahnya, bahkan sampai saya hampir nyerah, dan minta Allah mencabut nyawa saya, kok dituduh menjadi mata-mata Pak Jokowi???????


Saya ingat kata-kata Pak Said Iqbal kala itu ke Pak PS, "Pak Prabowo saya saksi bagaimana menderitanya Mbak Nanik bolak-balik dipanggil polisi, dan saya juga saksi dan bersumpah bahwa Mbak Nanik bukan mata2 pihak Jokowi. Dia manusia tulus Pak dan benar2 berjuang untuk Bapak," kata Pak Said Iqbal.


Singkatanya Pak Prabowo, yg sempat termakan omongan orang2nya, akhirnya minta maaf, bahkan berulang-ulang minta maaf pada saya. Saya lihat beliau benar-benar menyesal sempat menuduh saya sebagai mata-mata Pak Jokowi. Saya bisa memaklumi mungkin Pak PS kalut, karena beliau juga ikut yg dilaporkan polisi.


Bukan hanya Pak PS yg menuduh saya menjadi mata-mata Pak Jokowi, Alm Bu Rachmawati bahkan membuang muka kalau ketemu saya dan mendiamkan saya. Pak Amien Rais pun akhirnya juga ikut menuduh saya, pendek kata orang2 yg tadinya berkawan dan ada dalam satu barisan, melihat saya seperti manusia pengkhianat dan musuh bersama.


Di Medsos dan di WAG, saya disebar-sebarkan juga sebagai mata2 pak Jokowi yg mengatur skenario agar Pak PS dan orang2nya bisa dijebloskan di penjara lewat kasus Ratna Sarumpaet. Saya benar2 tidak habis pikir dan hilang akal, bagaimana sy yg dilaporkan selusin orang2 Pak Jokowi, kok saya malah dituduh mata-mata Pak Jokowi????


Teman-teman cerita ini saya simpan dalam-dalam sebetulnya, tapi ini saya ulas secuil saja karena saya lihat Noel Cs  yg sempat meluluhlantankan hidup saya dan keluarga, ternyata sekarang sudah menjadi pembela Pak PS, saya ikut bersyukur, tidak ada dendam di hati saya.


Saya hanya bersyukur bagaimana hidup saya pernah berada di titik nadir pada satu kasus yg saya sama sekali tidak tahu dan tidak terlibat bisa dihimpit kanan-kiri. Saya nggak masuk rumah sakit jiwa saja, ini rasanya juga sebagai bentuk kasih Allah yg luar biasa pada saya.


Bayangkan dari kubu Pak Jokowi saya dituduh ikut merekayasa drama Sarumpaet dan menyebar berita hoax, targetnya saya jadi tersangka! Dari kubu Pak PS saya dituduh mata -mata Pak Jokowi, karena saya katanya ikut mendorong diadakannya jumla pers pada kasus Sarumpaet, dan saya menyebut salah satu seprinya Pak PS saat diperiska polisi....sudahlah saya gak kuat lagi nulisnya.


Yang jelas saya ikut bahagia dua kubu yg menghantam saya kala itu, kini berangkulan dan saya tetap berdiri sebagai Nanik S Deyang, manusia yg terhantam jab fitnah kanan-kiri, namun kini menjadi manusia  KUAT yg merdeka.


Allah menjadikan saya sekarang lebih kuat atas penderitaan saya. Buktinya meski tertatih-tatih saya kuat menulis... dan tentu harus bisa memaafkan siapapun.


Ini hanya true story 5 persen saja, nanti bila ada umur panjang, Mbak Agie Betha dan tim akan membuat  buku yg mudah-mudahan akan bisa menjadi pelajaran sejarah utk anak-anak muda kelak.


Saya menjadi "abu", dalam peperangan Pak Prabowo vs Pak Jokowi, tapi Insya Allah saya akan bermanfaat minimal untuk keluarga saya.


Makanya sering saya pesan ke teman-teman, jangan pernah percaya dengan politik! Lihatlah saat anda cari di google dimana nama saya yg muncul bukanlah berita baik, tapi berita yg merendahkan saya, dimana seolah saya manusia odong2 penebar hoax, tapi orang yg membuat nama saya di google muncul sebagai penebar hoax, sekarang sudah berangkulan dengan Pak PS. 


Siapa yg akan mengambil beban berat hati Kimby, Ara, suami dan keluarga atas berita-berita  di google bahwa ibunya/ istrinya/ anaknya seolah sebagai tukang penebar hoax???! Siapa yg bisa mengobati luka bathin mereka? Padahal yg membuat berita  ibunya/istrinya/anaknya  muncul di google  jelek itu, sekarang menikmati manisnya suka cita menjadi tim sukses Pak PS. 


Apakah saya sakit hati? Tidak sama sekali! Mengapa saya tidak sakit hati? karena kalau saya sakit hati, saya tidak bisa mengajari suami, anak-anak saya dan keluarga saya utk hidup tidak mendendam. Saya terus merecovery hati mereka hingga sekarang😭😭😭.


Selamat bergabung, Ferdinand Hutahaean yg kerap menyakiti umat, Abu Janda dan juga Noel CS dengan tim Pak Prabowo. Tidak ada permusuhan yg abadi, jadi ya biasa aja ...ah udah capai nulisnya😁😁😁, mau makan dulu dan menikmati kopi ....minimal saya jadi juara utk diri saya, karena saya tidak "kemana-mana" saya hanya punya Rabb dan akan selalu mengandalkan Rabb saya!


(FB)




Penulis blog