DEMOCRAZY.ID - Ekonom Senior Universitas Indonesia Faisal Basri bercerita tentang pertemuannya dengan Luhut Binsar Pandjaitan.
Ia mengaku bertemu di kediaman Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) itu pada November 2022 lalu.
Kendaraan listrik, tuturnya, adalah salah satu yang menjadi topik pembicaraan.
"Saya rasa ini harus dibuka walaupun ini pembicaraan pribadi, karena saya bicara dengan dia dalam konteks masalah publik," ujarnya dalam acara diskusi publik virtual yang diselenggarakan Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Kamis, 5 Januari 2023.
Saat itu, Faisal Basri menyarankan pada Luhut untuk mendorong ekosistem motor listrik dahulu ketimbang mobil listrik.
Kemudian, menurut dia, Luhut menyetujui sarannya dan akan mengutus Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto ke Taiwan untuk menjajaki kerja sama dengan sepeda motor listrik di negara tersebut.
Namun, dua hari kemudian Faisal Basri membaca berita di media telah dilakukan penandatanganan MoU antara anak perusahaan milik Luhut, PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) dengan PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) untuk memproduksi mobil listrik.
"Seminggu kemudian saya ketemu dengan Seto, saya marah sekali. Saya bilang ini baru saya ketemu dengan Pak Luhut dua hari, kalian udah melakukan ini," tuturnya.
Sebagai informasi, pada Kamis, 18 November 2022 Electrum, perusahaan patungan GOTO dan PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) menandatangani pokok-pokok kerja sama dengan Pertamina New and Renewable Energy (Pertamina NRE) untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik.
Electrum dan Pertamina NRE akan menjajaki kerja sama ekosistem kendaraan listrik termasuk kolaborasi terkait infrastruktur baterai, seperti pengembangan teknologi, manufaktur, hingga komersialisasi.
Seto pun, kata Faisal, menjelaskan dirinya diperintahkan oleh Luhut untuk menjual perusahaan tersebut. Namun hingga kini, Faisal mengatakan Elektrum masih dimiliki oleh Luhut.
"Jadi dia bikin kebijakan, dia siapkan perusahaannya. Jadi obvious sekali. Ini pemerintahan sudah harus dijatuhkan ini kalau begini namanya. Motor listrik itu juga jadi cawe-cawe mereka," ujarnya.
Seperti diketahui pemerintah berencana memberikan insentif bagi pembeli motor dan mobil listrik di Tanah Air.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin mengungkapkan pemberian insentif dapat membuat pemerintah menghemat pemberian subsidi BBM serta mendorong industri kendaraan listrik yang masih lesu di Indonesia.
Selain itu, pemerintah berdalih bantuan terhadap industri kendaraan listrik ini bertujuan untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca serta mendorong pencapaian target Net-Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat.
"Akselerasi penggunaan EV kini semakin krusial, tidak hanya dalam mendukung tercapainya target penurunan emisi karbon, namun juga dalam mendorong penghematan subsidi BBM (bahan bakar minyak) di Indonesia," ujar Rachmat melalui keterangannya pada Rabu, 13 Desember 2022.
Namun pemberian insentif ini mendapat banyak kritik lantaran pemerintah berencana menggelontorkan dana APBN untuk kendaraan listrik ini hingga Rp 5 triliun, dengan rincian.
Adapun subsidi untuk mobil listrik sebesar Rp 80 juta, mobil HEV sekitar Rp 40 juta, sedangkan motor listrik Rp 8 juta, dan motor listrik konversi Rp5 juta. [Democrazy/tempo]